Liputan6.com, Jakarta Demi meningkatkan kemampuan dokter pelayanan primer, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Jaya bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta menyelenggarakan Jakarta Internal Medicine in Daily Praktice (JIM DACE) di Harris Hotel, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Sabtu (1/11/2014)
Ada pun tujuan dari JIM DACE 2014 adalah untuk memerbaiki kualitas layanan pasien penyakit dalam yang berobat di era Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, dengan pengetahuan yang praktis dan terkini.
Dengan begitu, diharapkan mampu melayani pelayanan rujukan ke atas (sekunder/tersier), maupun menangani atau melanjutkan pasien rujukan balik dari fasilitas sekunder/tersier secara baik dan memuaskan.
"Bersyukur yang daftar ada 500 orang lebih, namun yang baru hadir 300-an. Dan sebagian besar dari FKUI RSCM," kata dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH.
Menurut Ketua Panitia, Dr. Edy Rizal, SpPD, JIM DACE adalah satu model dari kerja nyata yang dilakukan oleh profesi pada pelayanan yang selama ini belum sesuai dengan profesinya. "Selama ini memang kita belum memiliki model," kata Edy menjelaskan.
Dengan melakukan pertemuan bersama Dinas Kesehatan, lanjut Edy, maka profesi mengetahui permasalahan yang ada saat ini.
"Kita membentuk sebuah cara yang memang memiliki manfaat sangat banyak," kata Eddy menambahkan.
Eddy berharap, JIM DACE 2014 dapat menjadi model yang cukup baik, agar semuanya dapat melakukan tugasnya dengan sangat baik, demi kesembuhan para pasien.
Dalam kesempatan itu, Dr Ari pun memberikan ilustrasi yang akan dibahas dalam JIM DACE 2014.
Sebagai Spesialis Penyakit Dalam, Ari akan menjelaskan topik terkait GERD, suatu kondisi di mana asam lambung naik dan mulut terasa pahit. Setelah itu, Ari akan menyampaikan bagaimana seharusnya dokter umum mengidentifikasi penyakit ini.
"Jadi, saya akan menyampaikan materi GERD, dengan memberikan kuesioner empat pertanyaan seorang dokter agar dapat menentukan apakah pasiennya menderita GERD atau tidak," kata Ari.
Tidak ketinggalan, Ari juga akan menjelaskan apa saja faktor risiko seorang pasien mengalami GERD.
"Misalnya merokok dan berat badan alami kenaikan. Itu menjadi poin agar dokter umum dalam memberikan pelayanan harus dapat menyampaikannya," kata dia menambahkan.
"Dokter juga harus menyampaikan apa saja bahaya dari merokok dan kegemukan," kata Ari menambahkan.
Sebagai spesialis, Ari akan memberitahu kapan dokter umum harus memberikan rujukan bagi pasiennya. Misalnya saat mengalami penurunan berat badan atau muka pucat, agar segera diperiksa.
"Sehingga para peserta tahu bagaimana mendiagnosa penyakit secara cepat, kapan pasien harus dirujuk, dan bagaimana mencegah agar seseorang tidak mengalami penyakit ini," kata dia menekankan.
Para Dokter Berkumpul Saling Tukar Ilmu di JIM DACE
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia menyelenggarakan Jakarta Internal Medicine in Daily Praktice (JIM DACE)
diperbarui 01 Nov 2014, 13:21 WIBDiterbitkan 01 Nov 2014, 13:21 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Prabowo Ingin Ibu Kota Pindah ke IKN 2028, Pembangunan Gedung Parlemen Dikebut
Selamat Tinggal, Lenovo Akhirnya Hilangkan Trackpoint Merah Ikonik di Laptop ThinkPad
Tata Cara Sholat Dhuha 2 Rakaat: Panduan Lengkapnya
Gus Baha Marah jika Santri Terlalu Mesra Sama Istrinya, Emangnya Kenapa Gus?
3 Perkembangan Terkini Usai Demo ASN Terhadap Mendikti Saintek Satryo Soemantri Brodjonegoro, Berakhir Damai
7 Potret Alyssa Daguise Tunangan Al Umroh, Tepis Kabar Pacaran Beda Agama
Top 3 Berita Bola: 6 Pemain Sepak Bola dengan Pendapatan Mengagumkan, Lebih Besar dari Erling Haaland
Prilly Latuconsina Resmi Berpacaran, Ibunda Tidak Memaksakan Anaknya untuk Segera Menikah
Cara Menggabungkan 2 Foto Menjadi 1 Tanpa Aplikasi: Panduan Lengkap
Tampil Stylish dengan Pasangan, Ini 5 Ide Baju Couple Kondangan ala Selebriti Indonesia
Apa yang Dimaksud Startup: Pengertian, Karakteristik, dan Perkembangannya
Profil Mira Hayati Sang Ratu Emas Makassar, Biduan yang Beralih Profesi Jadi Bos Skincare Kontroversial