Liputan6.com, Jakarta Tak hanya anggur, bir pun menyimpan manfaat bagi kesehatan bila diminum sesuai takaran dan tidak berlebihan.Â
Selama ini bir dianggap sebagai minuman beralkohol yang hanya mendatangkan musibah tanpa ada satu pun manfaat. Nyatanya, peneliti di Inggris justru menemukan manfaat lain dari bir seperti dikutip Health Me Up, Selasa (12/5/2015).
Baca Juga
1. Menguatkan tulang
Advertisement
Minum bir diketahui dapat melemahkan tulang. Tapi, studi baru menunjukkan minum dua gelas bir sehari dapat meningkatkan kepadatan tulang. Ini semua terkait dengan tingginya tingkat silikon yang hadir di dalam bir.
Studi lain juga menyebut, minum dua gelas bir sehari telah dikaitkan dengan berkurangnya risiko untuk patah tulang.
2. Kesehatan jantung
Sejumlah penelitian menyatakan manfaat bir bagi kesehatan jantung. Satu studi melaporkan bir dapat meningkatkan kadar HDL yang juga dikenal sebagai kolesterol baik yang membuat arteri tidak mudah tersumbat.
3. Ginjal sehat
Studi lain juga menunjukkan bir membantu mengurangi risiko pengembangan batu ginjal.
4. Kaya vitamin B
Bir menyimpan banyak sumber vitamin B seperti folat, niacin, asam pantotenat, riboflavin, dan vitamin B6 dan B12.Â
Vitamin B6 yang diketahui untuk menjaga kesehatan jantung dapat menurunkan kadar homosistein yang dapat merusak arteri dan menyebabkan pembekuan darah.
Benarkah bir bermanfaat bagi kesehatan?
Praktisi Kesehatan sekaligus Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, Dr. Ari F. Syam sedikit mengulas mengenai minol yang beredar di masyarakat. Di mana minol yang beredar itu mengandung kadar alkohol bervariasi.
Mulai dari bir (3,5 sampai 5 persen), wine (10 sampai 14 persen), fortified wine (14 sampai 20 persen), dan whisky serta vodka (40 persen).
"Tapi, apa pun minuman beralkoholnya, Â dampak penggunaan minol sendiri akan mengenai berbagai organ di tubuh. Mulai dari otak, saluran cerna (mulai dari mulut sampai ke usus besar), organ dalam tubuh khususnya liver, pankreas, otot, tulang, dan sistem genitalia baik pada pria maupun wanita," kata Ari kepada Health-Liputan6.com, Kamis (16/4/2015)
Bila kita melihat seorang peminum merasa lebih tenang dan `tertidur` usai minum beberapa gelas minol, Ari menjelaskan, itu karena alkohol dikelompokan sebagai bahan yang menyebabkan sedasi dan hypnosis.Â
Selain itu, penggunaan alkohol dalam waktu singkat dan berlebihan, menyebabkan terjadinya keracunan alkohol atau intoksikasi alkohol, dan dapat menyebabkan kematian.
"Intoksikasi terjadi jika jumlah alkohol yang dikonsumsi di atas ambang toleransi orang tersebut, sehingga menyebabkan terjadinya gangguan fisik maupun mental," kata Ari.
"Seseorang yang dalam keadaan mabuk tidak sadar akan yang sedang dilakukannya. Dia merasa disorientasi, bingung dan lupa. Maka itu, dalam keadaan mabuk seseorang dapat melakukan apa saja, termasuk melakukan tingkah laku seksual yang tidak aman. Tentunya juga berbahaya jika mengendarai kendaraan bermotor atau menghidupkan mesin," kata Ari.
Perlu diingat, seberapa pun besarnya toleransi seorang peminum untuk volume tertentu, efek samping kronis dari minuman beralkohol akan tetap terjadi.
"Pasien dengan penggunaan alkohol jangka panjang akan menyebabkan peradangan kronis pada saluran pencernaannya khususnya pada lambung. Pasien yang menggunakan alkohol kronis akan dengan mudah ditemukan kelainan pada lambungnya," kata Ari menerangkan.