Liputan6.com, Guinea - 68 Pasien yang terkena kontak dengan virus Ebola akhirnya dipulangkan dari karantina pada Sabtu (14/11/2015) waktu setempat. Kabar ini membuat lega masyarakat Afrika Barat khususnya serta memberikan harapan agar kasus ini benar-benar lenyap dari tanah Afrika.
Epidemi Ebola terburuk di dunia ini membunuh lebih dari 11.300 jiwa dan menghancurkan ekonomi Afrika yang sudah rapuh, apalagi di bagian Barat Benua Hitam tersebut, lebih buruk dari Liberia dan Sierra Leone. Di Guinea, tempat di mana wabah itu diberitakan muncul pertama kali, butuh waktu lebih lama untuk memberantas penyakit Ebola.
Baca Juga
Baca Juga
"Tidakada lagi orang-orang yang pernah kontak dengan orang yang terinfeksi oleh virus Ebola," kata Bathily.Dr. Abdourahmane Bathily, kepala Pusat Penanganan Ebola di Forecariah, Guinea Barat, dikutip dari medicaldaily.com, Senin (16/11/2015) pagi.
Advertisement
Dia menambahkan bahwa satu kasus Ebola terakhir adalah bayi yang sedang dalam isolasi, yang dipulangkan dari pusat perawatan minggu depan. Maka dengan ini, negara Afrika Barat tersebut bisa memulai untuk menghitung mundur kapan bakal berpesta untuk merayakan bebas dari virus Ebola.
Daerah Ebola yang terkena dampak harus melewati 42 hari tanpa kasus terlebih dahulu, untuk dinyatakan bebas dari penyakit itu. Tapi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan periode tambahan surveilans jadi 90-hari.
Lebih dari 3.500 orang sakit dan 2.000 orang meninggal di Guinea selama wabah. Dua minggu lalu, negara Sierra Leone lebih dulu secara resmi dinyatakan bebas dari virus Ebola oleh WHO dan rakyatnya menggelar karnaval raksasa pada Jumat malam 6 November 2015 waktu setempat dengan turun ke jalan-jalan semalam suntuk.