Liputan6.com, Jakarta Sarapan sehat merupakan hal penting bagi tumbuh kembang anak. Ini juga dapat menjadi sumber energi agar anak beraktivitas dengan baik. Sayangnya kebiasaan ini seringkali belum menjadi perhatian utama bagi orangtua.
Bahkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh PERGIZI PANGAN Indonesia terhadap data primer dari Kementerian Kesehatan menunjukkan, tujuh dari sepuluh anak Indonesia usia 5 sampai 12 tahun ternyata tidak cukup gizi dalam sarapannya.
“Yang dimaksud dari tidak cukup gizi sarapannya ialah, empat dari sepuluh anak tidak sarapan, sedangkan tiga sisanya mendapatkan gizi sarapan yang lebih rendah 25 persen dari yang kita anjurkan,” ujar Ketua Umum PERGIZI PANGAN Indonesia, Prof. DR. Ir. Hardiansyah, MS, saat kampanye "Sarapan Sehat Sebelum Jam 9" yang diadakan Energen untuk menyambut Hari Anak Nasional di Taman Mini Indonesia Indah, Sabtu (23/7/2016).
Advertisement
Hal ini biasanya dikarenakan keterbatasan waktu dan kurangnya pengetahuan orangtua mengenai kriteria sarapan sehat yang ideal.
"Gizi yang diperlukan setiap orang berbeda-beda, tergantung usia, jenis kelamin, ukuran tubuh dan aktivitasnya. Selain itu, pemenuhan nutrisi didapatkan dari berbagai makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral dalam sepiring sarapan,” ujarnya.
Ia juga menambahkan, ”Selain itu, pemenuhan gizi tersebut juga mengandung unsur zat tenaga dan zat pembangun antara proteinnnya, yaitu ada vitamin generalnya. Kemudian ada air atau cairannya.”
Selain kurangnya perhatian orangtua terhadap sarapan sehat yang ideal, waktu yang tepat untuk mengonsumsi sarapan terkadang masih jarang diketahui atau dilakukan.
“Waktu ideal untuk melakukan sarapan pagi ialah jam 9 pagi karena selain dapat mencegah rasa lapar, sarapan juga berguna sebagai pemenuhan gizi seimbang yang akan digunakan saat anak belajar, bermain, berkreasi, dan berolahraga,” ugkapnya.