Michael Kai, Si Mungil yang Kuat Menyusu

Aku menjadi seorang Ayah, sejak Michael Kai Setiawan lahir

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 15 Agu 2016, 17:00 WIB
Diterbitkan 15 Agu 2016, 17:00 WIB
Selfie Baby and Daddy
Kai demikian nama panggilannya, lahir secara normal dengan proses yang cukup lama.

Liputan6.com, Jakarta Setahun sudah usia pernikahanku. Dan sekarang, aku menjadi seorang Ayah, sejak Michael Kai Setyawan lahir, 18 Juli 2016. Kai demikian nama panggilannya, lahir secara normal dengan proses yang cukup lama. Mulai kontraksi pukul 05.00 pagi, pukul 10.00 malam Kai lahir. Istriku sangat hebat, meski sempat kehabisan napas, dia terus berjuang sekuat tenaga demi melahirkan Kai. 

Michael Kai Setiawan

Kutatap wajah darah dagingku, penerus keturunanku. Kulihat ada wajahku di sana, rambutnya yang hitam lebat, matanya yang sipit, hidungnya yang mancung, mulutnya yang mungil. Rasa bahagia menjalar ke seluruh tubuhku. Meski tak yakin, aku beranikan diri untuk menggendong bayiku yang sangat mungil. Kai lahir dengan berat 3,5 kg dan panjang 51 cm. Istriku belum berani menggendongnya dengan alasan takut. Akhirnya aku yang menggendong dan mengganti popok saat masihi di rumah sakit. Awalnya memang kaku, tapi lama-lama aku terbiasa. 

Michael Kai Setiawan

Pengalaman pertama menjadi seorang ayah memang tidak mudah. Aku jadi sering begadang menemani istriku yang harus memberi Air Susu Ibu (ASI). Entah kenapa Kai memang selalu terjaga saat tengah malam. Tiap jam 3 pagi, Kai selalu bangun. Tak ada suara tangisan, diam. Hanya tangan dan kakinya yang bergerak-gerak serta matanya yang sipit terbuka lebar. Tangis adalah satu-satunya bahasanya. Tangisnya pecah ketika ia haus, lapar, buang air, atau merasa tak nyaman kala digendong. Suara tangisnya terdengar merdu di telingaku, menjadi musik sekaligus alarm untuk membuatku terjaga. 

Michael Kai Setiawan

Setiap tiga jam istriku harus memberinya ASI. Sekali pun mengantuk, tapi istriku tetap terbangun demi Kai. Kata orang tua, anak lelaki lebih kuat menyusu dibandingkan anak perempuan. Aku membuktikannya. Tak cukup 15 menit setiap kali Kai menyusu, kadang hampir satu jam.

Mendengar Kai menyusu, aku tersenyum. "Pelan-pelan, Nak. Enggak ada yang minta, kok," ujarku. Ya, setiap kali menetek, Kai seperti orang kelaparan, tak sabar untuk segera melahap semuanya. Untung air susu istrikku banyak sehingga Kai selalu puas. 

 

*Ingin eksis seperti Baby Kai dan Daddy-nya? Sahabat Liputan6.com bisa mengirimkan foto bayi Anda dan sang ayah beserta kisah singkatnya ke email redaksi Health: health.liputan6@gmail.com, dengan syarat sebagai berikut, 

- Kirimkan 5 foto lowres (@ maksimal 1 MB) bayi dan ayah dengan pose dan angle menarik 

- Tulis kisah singkat lima paragraf tentang bayi Anda 

- Cantumkan data diri (nama, nomor telepon, alamat) 

** Kami akan memuat foto "Selfie Baby and Daddy" setiap minggu

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya