Liputan6.com, Jakarta Jika seorang anak makan permen kapas, cokelat atau jenis lain dari gula, apakah mereka akan hiruk-pikuk menjadi hiperaktif? beberapa orangtua mungkin yakin menjawab adalah "ya". Namun penelitian menunjukkan sebaliknya.
"Gula tidak mempengaruhi perilaku pada anak-anak," kata kepala perkembangan dan perilaku Pediatrics di Oklahoma Universitas Health Sciences Center, Dr. Mark Wolraich yang meneliti efek gula pada anak-anak.
Baca Juga
Orangtua juga memperhatikan emosi anak-anak mereka yang cenderung bertambah semangat setelah mendapatkan permen ketika malam Halloween. Tapi semua energi yang menyebabkan anak-anak gembira, tidak berasal dari gula.
Advertisement
"Kesalahpahaman tersebut rupanya berasal dari gagasan bahwa peningkatan kadar gula darah dapat mempengaruhi perilaku hiperaktif. Memang benar bahwa seseorang dengan tingkat gula darah rendah (dikenal sebagai memiliki hipoglikemia) bisa mendapatkan dorongan energi dari minum minuman manis. Tapi itu tidak ada hubungannya dengan mengubah prilaku anak tersebut," ujarnya.
Tubuh biasanya akan mengatur gula sehingga dapat diubah menjadi energi. Sisanya, ia akan mengubahnya menjadi lemak untuk penyimpanan.
Beberapa penelitian menunjukkan, gula tidak mempengaruhi kecerdasan atau perilaku anak-anak. Selanjutnya, Wolraich dan koleganya menerbitkan tinjauan pada tahun 1995 dalam jurnal JAMA yang mengulas temuan, gula tidak mempengaruhi perilaku atau kinerja kognitif anak-anak.