Anjing dan Kemampuannya Deteksi Kanker

Benarkah anjing memiliki kemampuan mendeteksi kanker kulit?

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 29 Okt 2016, 18:00 WIB
Diterbitkan 29 Okt 2016, 18:00 WIB
Anjing dan Kemampuannya Deteksi Kanker
Benarkah anjing memiliki kemampuan mendeteksi kanker kulit?

Liputan6.com, Jakarta Anjing yang memiliki 300 juta reseptor di hidung mulai digunakan para dokter untuk mendeteksi penyakit seperti kanker kulit, kanker payudara, dan kandung kemih. Ketajaman indera penciuman anjing ini pernah dirasakan CEO Medical Detection Dogs bernama Claire Guest sewaktu dokter mendiagnosa dia dengan kanker payudara.

Enam tahun lalu, anjing peliharaan Claire berjenis Labrador berwarna merah yang diberi nama Daisy, terus menatap ke arah dada sambil memukul-mukul bagian tersebut. Semula Claire tidak tahu maksud pukulan Daisy itu. Lambat laun Claire menemukan keanehan di bagian dada yang ternyata benjolan tumor.

"Setelah diperiksa, ternyata sudah jadi kanker. Tapi masih bisa disembuhkan karena cepat diketahui," kata Claire dikutip dari CNN pada Sabtu (29/10/2016)

Pengalaman berharga itu yang membuat Claire berani membuka Medical Detection Dogs. Tahun lalu, delapan ekor anjing dari MDD ditugaskan mengendus 3.000 sampel urine pasien National Health Service untuk membedakan pasien yang positif dan negatif kanker.

Anjing disebut memiliki dua "hidung". Sebab, selain memiliki 300 juta reseptor yang dapat mencium beragam jenis aroma atau bau, anjing juga memiliki satu organ di belakang hidung yang disebut dengan Jacobson. Ketika semua yang dimiliki anjing ini dilatih, peliharaan yang dikenal paling setia mampu mendeteksi aroma unik dari kanker. Berupa senyawa organik yang mudah menguap.

Dua puluh tujuh tahun yang lalu, dokter di Rumah Sakit King College di London pernah mendapat seorang pasien wanita yang diketahui positif melanoma tahap awal. Penyakit ini terungkap setelah anjing peliharaan wanita itu terus mengendus area kaki. Anjing itu mencium aroma tak sedap yang keluar dari tahi lalat yang berada di kaki wanita tersebut.

Sejak saat itu, para ahli mulai mencari tahu kebenaran bahwa anjing memiliki kemampuan mendiagnosis kanker.

Dikutip dari situs Integrative Cancer Therapis SAGE Journals, lima ekor anjing pernah dilatih untuk mendeteksi kanker berdasarkan sampel napas pasien pada 2006. Setelah dilatih beberapa bulan, kemampuan anjing dalam mendeteksi kanker payudara mulai terasah dengan akurasi 88 persen. Sementara kanker paru-paru dengan akurasi 99 persen.

Dokter Hewan dari Dairy and Animal Science di Penn State University, Nancy Dreschel mengatakan masih terus dicari tahu nama senyawa yang memudahkan anjing bmendeteksi kanker di tubuh seseorang.

Penelitian terus dilakukan dan anjing-anjing terus dilatih agar memudahkan para dokter dan tentu pasien itu sendiri mendiagnosis penyakit tertentu. Termasuk kanker tahap awal.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya