Ini Kisah Pengidap Bulimia dan Anoreksia di Usia 40

Selama ini anoreksia atau bulimia memang selalu dikaitkan dengan remaja dan telah menjadi stigma yang melekat di masyarakat.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 24 Jan 2017, 18:00 WIB
Diterbitkan 24 Jan 2017, 18:00 WIB
Bulimia
Selama ini anoreksia atau bulimia memang selalu dikaitkan dengan remaja dan telah menjadi stigma yang melekat di masyarakat.

Liputan6.com, Jakarta Selama ini anoreksia atau bulimia selalu dikaitkan dengan remaja, dan telah menjadi stigma yang melekat di masyarakat. Namun, penelitian di Inggris menunjukkan, gangguan makan--termasuk anoreksia dan bulimia--juga dialami individu usia 40 dan 50-an tahun.

Jumlah penderita makan di usia tersebut memang tergolong kecil tapi substansial. Studi ini melibatkan lebih dari 5000 wanita dan tiga persen di antaranya dilaporkan memiliki gangguan makan.

Beberapa dari wanita tersebut mengaku telah mengalami gangguan makan sejak remaja. Sementara sebagian lain pertama kali mengalami gangguan makan di usia pertengahan. Hal serupa dialami Julie Spinks (48) yang mengaku pertama kali mengalami anoreksia pada usia 44.

Seperti dilansir BBC, Selasa (24/1/2017), Julie memang tidak terlibat dalam penelitian namun dia paham benar seperti apa rasanya mengalami gangguan makan. "Aku benar-benar syok waktu itu. Aku tahu bahwa aku membatasi makananku, tapi aku tak menyangka mengalami anoreksia," kenangnya.

Julie mengaku tidak bahagia dengan kondisi kantornya dan memiliki kepercayaan diri yang rendah. Semula dia hanya menduga kehilangan selera makan karena hal tersebut. Tapi kemudian dia mulai merasa depresi, tak layak untuk makan bahkan atau hidup. Dia ingin menghilang. Julie pun kehilangan berat badan dengan sangat cepat, namun tetap berolahraga. Dia mulai menyadari ada yang salah saat mulai aktif di gym.

Julie mulai terobsesi membakar kalori. Dia selalu mengaitkan makanan yang diasup dengan olahraga yang perlu dilakukan untuk "menebus dosa". Meski begitu, Julie tetap tidak sadar mengalami anoreksia, hingga dia terkena masalah di kantor. Setelah menjalani tes kesehatan mental, dokter mendiagnosisnya dengan anoreksia dan depresi. Julie diberi antidepresan dan menjalani terapi untuk mengatasi kelainan makannya.

"Sebelumnya aku mengira anoreksia hanya dialami remaja. Aku kira itu adalah gangguan yang dialami orang-orang yang ingin tampil sempurna atau ingin jadi model. Tapi ternyata itu bukan terkait dengan penampilan, melainkan apa yang kita rasakan," ujarnya.

Dr Nadia Micali, penulis utama studi yang dipublikasikan dalam jurnal BMC Medicine mengatakan, "Banyak wanita yang terlibat dalam studi ini mengatakan pada kami bahwa itu adalah pertama kalinya mereka berbicara tentang kesulitan makan mereka. Jadi kami harus memahami kenapa banyak wanita yang tidak mencari bantuan."

Stigma yang terlanjur berkembang di masyarakat bahwa gangguan makan seperti anoreksia atau bulimia hanya dialami remaja membuat penderita usia dewasa tidak terlalu menyadari bahwa mereka juga mengembangkan gangguan yang sama.

"Ketika kita memperkuat stereotipe itu, kita juga menambah stigma pada masalah kesehatan mental yang serius ini. Dan stigma ini bisa menghambat seseorang untuk mencari bantuan. Itu merupakan pilihan berbahaya karean sebenarnya ada kesempatan untuk pulih lebih cepat ketika kondisi itu cepat ditemukan dan mendapat perawatan yang tepat," jelas Tom Quinn, dari badan amal Beat.

Tom menambahkan, gangguan makan seperti anoreksia dan bulimia juga dialami para pria. Tahun lalu sekitar 15 persen dari penelepon yang menghubungi Beat berasal dari individu di atas usia 40. Dan riset yang dilakukan Dr Micali dan timnya semakin memperkuat pentingnya perawatan yang tepat bagi mereka yang menderita gangguan makan dari berbagai usia.

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya