Liputan6.com, Jakarta Tidak semua kasus diabetes tipe 2 memiliki gejala yang jelas, seperti rasa haus tanpa henti, sering bolak-balik ke kamar mandi, dan rasa kebas di kaki atau tangan.
Ada beberapa gejala lain dari penyakit ini yang tak diduga banyak orang. Dilansir dari Prevention, Senin (27/2/2017), ini lima gejala tak terduga dari diabetes:
Baca Juga
1. Perubahan aneh pada kulit
Advertisement
Bercak gelap dan halus seperti beludru akan mulai bermunculan di kulit Anda. Biasanya bercak ini muncul di belakang leher, siku, atau tulang pangkal jari. Hal ini merupakan penanda dari terlalu tingginya gula di dalam darah.
Walaupun faktor genetis atau hormonal bisa menyebabkan perubahan pada kulit, yang biasa disebut acanthosis nigricans.
"Ketika saya menyadari kehadiran bercak tadi, hal pertama yang saya lakukan adalah mengetes gula darah pasien," ujar Sanjiw Saini, MD, seorang dermatologis di Edgewater, Maryland.
"Kadar insulin yang tinggi menyebabkan peningkatan pertumbuhan sel-sel kulit, yang akan membuat peningkatan kadar gula darah terdeteksi. Hal ini menyiratkan pasien sedang dalam proses mengembangkan suatu penyakit," jelas Saini.
Mengurangi berat badan--setidaknya 5 kg--berkemungkinan besar menurunkan kadar gula darah dan menyingkirkan kondisi tadi. Cara lain menurutnya, dermatologis bisa mengobati kondisi ini dengan melakukan terapi laser atau topical retina A.
2. Penglihatan Anda jadi lebih jelas
Ternyata, tiba-tiba bisa melihat dengan jelas tanpa memerlukan kacamata lagi bukanlah hal yang baik. "Anda sering membaca bahwa pandangan yang kabur adalah gejala diabetes, padahal kenyataannya, penglihatan bisa jadi lebih baik atau lebih buruk," ujar Howard Baum, MD, seorang asisten profesor kedokteran dalam bidang penglihatan diabetes di Vanderbilt University.
"Saya pernah memiliki pasien yang mengatakan penglihatannya membaik ketika kadar gula darahnya meningkat. Dan ketika mereka mulai melakukan pengobatan terhadap diabetesnya, mereka kembali membutuhkan kacamata."
Apa sebabnya? Diabetes menyebabkan kadar cairan di dalam tubuh berpindah, termasuk di bagian dalam mata Anda, yang berujung pada penglihatan yang tak menentu.
Advertisement
3. Anda merasa gatal tanpa henti
Jangan merasa konyol untuk mengadukan permasalahan kulit gatal Anda pada dokter. Diabetes mengganggu peredaran darah, yang bisa menyebabkan kekeringan dan gatal pada kulit.
"Beberapa pasien saya yang baru didiagnosis dengan diabetes mengatakan mereka merasa gatal pada tangan, kaki, dan telapak kaki. Jadi, hal itu adalah sesuatu yang harus dianggap sebagai simptom oleh para dokter," ujar Baum.
Jika pelembab biasa tidak mengurangi rasa gatal Anda, laporkanlah hal ini pada dokter.
4. Pendengaran Anda berubah
Jika Anda belakangan ini mulai membesarkan volume Tv atau tak bisa mengikuti suatu percakapan tanpa meminta seseorang mengulanginya untuk Anda, sampaikan pada dokter Anda membutuhkan tes gula darah.
Suatu studi yang dilakukan oleh National Institute of Health mneyiratkan bahwa kehilangan pendengaran bisa jadi adalah gejala awal dari diabetes.
Orang dengan gula darah di atas normal namun belum memenuhi kriteria untuk diabetes, memiliki kemungkinan sebanyak 30 persen mengalami gangguan pendengaran dibandingkan mereka dengan kadar glukosa yang normal.
Para peneliti percaya, diabetes merusak pembuluh darah dan saraf pada bagian dalam telinga yang menyebabkan berkurangnya pendengaran.
Advertisement
5. Anda mendengkur seperti gergaji mesin
"Kira-kira setengah penderita diabetes tipe 2 mengalami gangguan pernapasan tidur," ujar Osama Hamdy, MD, direktur dari manajemen pasien diabetes rawat inap di Joslin Diabetes Center di Boston, AS.
Jadi, jika Anda didiagnosis dengan kondisi ini--dikarakterisasi dari dengkuran yang keras dan mengantuk di siang hari--akan sangat baik bagi Anda untuk mengecek kadar gula darah.
Salah satu studi yang baru-baru ini dilakukan di Kanada menunjukkan, 23 persen pasien yang didiagnosis dengan gangguan sleep apnea ringan atau sedang, suatu gangguan tidur yang cukup umum, memiliki kemungkinan untuk menderita diabetes dalam waktu 5,5 tahun ke depan.
Hubungannya tidak benar-benar dipahami, tapi ada hubungan yang penting antara kedua hal ini: Pasien dengan gangguan pernapasan tidur cenderung melepaskan hormon stres saat tidur, yang bisa meningkatkan kadar gula darah.