Liputan6.com, Jakarta Diabetes, sebuah penyakit kronis yang memengaruhi jutaan orang di dunia, tidak hanya bisa dikenali melalui pemeriksaan darah atau tes medis khusus. Ada sejumlah tanda fisik yang terlihat pada bagian tubuh, terutama wajah, yang bisa menunjukkan bahwa kadar gula darah sedang tinggi. Menurut para ahli, kulit adalah salah satu organ yang paling terpengaruh oleh lonjakan kadar gula darah dalam tubuh.
Dr. John Quinn dari Quinn Clinics, mengatakan bahwa kulit manusia, terutama area wajah, sering kali menunjukkan tanda-tanda awal dari kondisi gula darah yang tidak terkontrol. "Kulit bersisik di kelopak mata atau xanthelasma dapat menjadi tanda bahwa diabetes tidak terkontrol dengan baik, terutama jika kadar lemak darah juga tinggi," ungkapnya sebagaimana dilansir dari Express UK (12/7). Tanda-tanda lain pada wajah, seperti benjolan kecil berwarna kuning kemerahan, juga kerap menjadi indikasi bahwa tubuh mengalami gangguan metabolik terkait gula darah.
Baca Juga
Lalu apa saja tanda-tanda gejala diabetes yang dapat dilihat dari wajah?
Advertisement
1. Bentuk Wajah yang Membulat dan Bengkak
Menurut Dr. Berg, perubahan bentuk wajah yang cenderung membulat dan bengkak bisa menandakan kelebihan insulin atau konsumsi karbohidrat berlebih. Kondisi ini, yang dikenal sebagai hiperglikemia, membuat tubuh sulit mengolah gula darah sehingga menyebabkan retensi cairan dan peradangan di beberapa area wajah.
Wajah yang membulat ini tak hanya mempengaruhi penampilan, namun juga sering menjadi tanda bahwa tubuh sedang berada dalam kondisi resistensi insulin. "Konsumsi karbohidrat berlebih bisa mempengaruhi bentuk wajah dan menjadi pertanda awal diabetes," ujar Berg.
Advertisement
2. Mata Merah sebagai Sinyal Gangguan Lever
Tanda diabetes lain yang sering tak disadari adalah kemerahan di area mata. Dr. Berg menyebutkan bahwa mata merah sering kali dikaitkan dengan masalah lever yang juga bisa memengaruhi kadar gula darah. "Mata merah dapat menjadi tanda masalah lever, namun bisa juga karena kekurangan tidur atau defisiensi vitamin B2 dan B3," jelasnya.
Gangguan lever berpotensi memperburuk kondisi kadar gula darah karena fungsi lever berkaitan erat dengan proses metabolisme. Oleh karena itu, mata merah yang terjadi secara terus-menerus sebaiknya tidak diabaikan.
3. Kantung di Bawah Mata Tanda Retensi Cairan pada Ginjal
Apabila sering melihat kantung di bawah mata yang muncul secara berlebihan, bisa jadi ini adalah sinyal bahwa ginjal mengalami kesulitan dalam mengatur cairan tubuh. Dr. Berg menjelaskan bahwa retensi cairan ini umumnya terjadi pada orang dengan kadar gula darah tinggi, yang akhirnya menyebabkan ketidakseimbangan cairan dalam tubuh.
Kantung mata yang menghitam dan membesar ini bukan hanya mengganggu penampilan, tetapi juga bisa menjadi salah satu tanda yang perlu diwaspadai untuk memantau kesehatan gula darah. Ginjal yang terlalu terbebani dengan gula dalam darah cenderung memperlihatkan tanda ini.
Advertisement
4. Lemak di Bawah Dagu: Sinyal Masalah Metabolisme
Akumulasi lemak di bawah dagu, atau sering disebut dengan "double chin," bisa menjadi gejala bahwa tubuh mengalami resistensi insulin, sebuah kondisi yang umum terjadi pada penderita diabetes. Menurut Dr. Berg, timbunan lemak di area ini dapat memicu kondisi kesehatan lain, seperti sleep apnea, dan menunjukkan bahwa metabolisme tubuh sedang tidak optimal.
Kondisi ini menunjukkan bahwa tubuh cenderung menyimpan lemak di bawah dagu sebagai bentuk reaksi dari kadar gula darah yang tidak stabil. Sebagai tindakan pencegahan, Berg menyarankan agar penderita segera mengatur pola makan.
5. Jerawat dan Kulit Berminyak Akibat Androgen Tinggi
Jerawat di wajah yang tidak sembuh-sembuh juga bisa menjadi tanda bahwa kadar insulin dan androgen sedang tinggi. "Jerawat bisa disebabkan oleh tingginya kadar androgen sebagai akibat dari lonjakan insulin," kata Berg. Konsumsi makanan tinggi zinc atau perubahan pola makan bisa membantu mengurangi gejala ini.
Pada beberapa orang, jerawat yang muncul karena lonjakan hormon androgen ini bisa semakin parah dengan kondisi kulit berminyak. Penanganan yang tepat melalui perubahan pola makan atau pengobatan medis bisa membantu mengatasi gejala yang tampak ini.
Advertisement