Liputan6.com, Jakarta Terdiagnosis diabetes membuat individu mana pun resah. Itu tanda kesehatan kita sedang bermasalah. Apalagi ketika harus menggunakan jarum setiap kali akan memantau kadar gula darah. Tak hanya menyakitkan, juga merepotkan.
Alih-alih menggunakan jarum, diabetesi bisa menggunakan sesuatu yang lebih keren, seperti tato misalnya, untuk memantau kadar gula darah? Tentu lebih menyenangkan dan gaya, bukan? Kabar baiknya, hal tersebut bukan sekadar omong kosong belaka.
Baca Juga
Melansir laman Reader's Digest, Selasa (13/6/2017), para siswa di Media Lab Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan Harvard tengah mengembangkan tinta tato yang bisa berubah warna ketika memonitor kadar gula darah serta keseimbangan kimia darah. Para peneliti ini menemukan cara untuk mengganti tinta tato dengan cairan biosenser yang berubah warna ketika merespon perubahan kondisi darah.
Advertisement
Tinta biosensor itu akan menggantikan fungsi alat pemantau gula darah dengan jarum. Tinta tersebut akan terus merespons perubahan glukosa, sodium, dan keseimbangan kimia darah dengan berganti warna. Misalnya, warna tato akan berubah dari biru ke cokelat ketika gula darah naik. Bisa dikatakan, inovasi ini akan mencegah diabetesi (penderita diabetes) mengalami luka akibat penggunaan jarum atau bahaya perubahan drastis kadar gula darah.
Para peneliti mengungkap dalam situs merek, "Proses ini tak berbeda seperti pengembangan fashion secara menyeluruh. Kami berharap partisipasi antara industri bioteknologi dan profesional perawatan kulit, seperti ahli prosthesis dan ahli tato untuk mengembangkan ide tersebut."
Sementara kelompok peneliti mengembangkan tato yang akan bermanfaat bagi diabetesi itu, telah ada alat canggih lain yang juga tengah dikembangkan untuk memonitor kesehatan. Ilmuwan dari University of Illionis, John Rogers, PhD, menciptakan jaring eletronik setipis kertas yang mampu melacak suhu tubuh, kadar hidrasi, serta detak jantung. Dan pengaplikasian alat tersebut serupa tato temporer.