Antisipasi Erupsi Gunung Agung, Dinkes Siapkan Tim Bantuan Medis

Jika gunung agung erupsi, Dinas Kesehatan Kabupaten Karangasem dengan didukung Dinkes Provinsi Bali telah menyiapkan tim bantuan medis.

oleh Doddy Irawan diperbarui 20 Sep 2017, 11:55 WIB
Diterbitkan 20 Sep 2017, 11:55 WIB
Gunung Agung
Status Gunung Agung di Karangasem, Bali, naik dari Normal ke Waspada pada 14 September 2017. Visual tanggal 1 Juli 2017. (Foto: Istimewa/PVMBG/Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral)

Liputan6.com, Jakarta Dinas Kesehatan Kabupaten Karangasem dengan didukung Dinkes Provinsi Bali telah menyiapkan tim bantuan medis yang akan melayani pengungsi jika nanti terjadi erupsi Gunung Agung.

"Tim bantuan medis ini bertugas menyesuaikan tempatnya dengan posko pengungsian yang dibentuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karangasem," kata dr. Ketut Suarjaya, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, di Denpasar, seperti dilansir dari Antaranews pada Rabu (20/9/2017).

Tim bantuan medis yang akan diterjunkan untuk setiap posko pengungsian terdiri dari unsur dokter, perawat, bidan, tenaga farmasi, dan petugas kesehatan lingkungan. Mereka akan ditugaskan bergilir selama 24 jam.

"Tim ini merupakan tim dari puskesmas setempat yang ditugaskan standby di pos pengungsian dan nantinya akan didukung oleh tim kesehatan dari kabupaten lain maupun dari provinsi, jika dirasa kewalahan melayani lonjakan jumlah pengungsi," ujar Suarjaya.

Dia menambahkan, di samping tim bantuan medis itu dari kabupaten setempat, Dinkes Provinsi Bali juga telah menyiapkan tim reaksi cepat yang akan memberikan "assessment" terkait kondisi kesehatan pengungsi apakah perlu dirujuk ke rumah sakit ataukah langsung diobati di tempat.

"Untuk tim bantuan medis ini sudah langsung diterjunkan ketika ada pengungsi beberapa hari lalu, saat peningkatan status vulkanik Gunung Agung dari level Waspada ke Siaga," ucapnya.

Namun, ke depan, tim bantuan medis akan menyesuaikan dengan kondisi di lapangan. Kalau tidak ada pengungsi, maka tim akan ditarik bertugas ke puskesmas masing-masing.

Selain dari sisi tim medis, obat-obatan dan masker juga sudah disiapkan, bahkan masker dari Dinkes Provinsi Bali sejumlah 190 ribu sudah disebarkan.

"Intinya, kami sudah siap dari sisi kesehatan, untuk segala kemungkinan baik dari kesiapsiagaan dan tanggap darurat jika terjadi erupsi gunung tertinggi di Bali itu," kata Suarjaya.

 

Posko pengungsian disiagakan

Gunung Agung
Status Gunung Agung yang terletak di Kabupaten Karangasem, Bali, naik dari Waspada (Level II) ke Siaga (Level III). (Liputan6.com/Dewi Divianta)

Suarjaya mengemukakan posko pengungsian itu yakni di Lapangan Mamed untuk pengungsi dari Desa Selat dan Desa Amarta Buana, di Lapangan Singarata untuk pengungsi dari Desa Sebudi dan Besakih, pengungsi dari Desa Peringsari dan Desa Jungutan tempat evakuasinya di Lapangan Putung, pengungsi dari Desa Buana Giri tempat evakuasinya di Lapangan Nyuh Tebel.

Sementara bagi masyarakat Desa Ban disiapkan tempat evakuasi di Banjar Penggak Rajeng, Terminal Pura Ayu, dan Wisata Tirta. Sedangkan pengungsi dari Desa Batu Ringgit dan Sukadana, tempat evakuasinya di Banjar Bias.
Selanjutnya tempat evakuasi Tista Gede bagi pengungsi dari Desa Kubu, di Lapangan Abang untuk pengungsi dari Desa Dukuh, dan terakhir Lapangan Ki Kopang Seraya untuk pengungsi dari Desa Tulamben.

Sejumlah wisatawan beraktifitas di Pura Besakih yaitu Pura yang berada di kaki Gunung Agung, Karangasem, Bali, Selasa (19/9/2017). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana merekomendasikan zona larangan aktifitas hingga enam kilometer dari puncak Gunung Agung menyusul meningkatnya aktifitas gunung tertinggi di Bali itu hingga pada level siaga.

(Ni Luh Rhismawati/Antaranews)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya