Jika Hari Ini Akhir Hidupnya, Maya Hasan Pilih Bermain Harpa

Pemain harpa Maya Hasan menuliskan keinginannya jika ini adalah hari terakhirnya.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 15 Okt 2017, 14:00 WIB
Diterbitkan 15 Okt 2017, 14:00 WIB
Maya Hasan menuliskan keinginannya bila ini hari terakhirnya.
Maya Hasan menuliskan keinginannya bila ini hari terakhirnya.

Liputan6.com, Jakarta Pemain harpa internasional Maya Hasan sudah tahu bakal melakukan apa jika ini adalah hari terakhirnya hidup di dunia. Maya akan melakukan hal yang sudah ditekuninya puluhan tahun terakhir.

"I would play the harp" tulis Maya di The Living Wall yang ada di atrium Cilandak Town Square (Citos), Jakarta Selatan.

Maya Hasan menuliskan keinginannya bila ini hari terakhirnya.

Tak hanya Maya Hasan, pemain basket Satria Muda Pertamina Christian Ronaldo Sitepu pun juga menuliskan keinginannya jika ini adalah hari terakhirnya. "I would play basketball and have fun," tulis pria yang akrab disapa Dodo itu.

Pemain basket Christian Ronaldo Sitepu (kiri) sudah menuliskan keinginannya di The Living Wall di Atrium Cilandak Town Square. (Foto: Instagram Rachel House Indonesia)

Sementara itu, dokter spesialis anak Edi Setiawan Tehuteru memilih menghabiskan waktu di hari terakhirnya dengan makan malam bersama keluarga dan teman-temannya. Bagi pria yang berkecimpung mengobati pasien kanker anak ini, ada beberapa kenangan manis makan bersama orang-orang yang berarti dalam hidupnya. Dan ia ingin melakukan hal semacam itu lagi jika waktunya di dunia sudah akan berakhir.

"Papa saya sebelum meninggal, kami sempat makan malam. Bagi saya itu makan malam terindah," kenang Edi usai konferensi pers The Living Wall ditulis Minggu (15/10/2017).

The Living Wall adalah serangkaian Papan Tulis Raksasa yang ada di atrium Citos. Kehadiran papan tulis ini sebagai bentuk peringatan akan Hari Asuhan Paliatif Anak Sedunia. Masyarakat bisa menjawab pertanyaan, "Apa yang kamu akan lakukan jika ini hari terakhirmu?" di The Living Wall itu. Anda bisa menuliskan keinginan tersebut hingga Minggu, 15 Oktober 2017.

"The Living Wall mengundang warga Jakarta untuk merenungkan betapa berharganya setiap hari yang kita miliki. Dan menyadar bahwa ada anak-anak yang hidup dengan penyakit berat, yang mungkin tidak memiliki hari esok," kata CEO yayasan yang menyediakan asuhan paliatif, Rachel House, Kartika Kurniasari. 

Nah, bagaimana dengan Anda, apa yang ingin dan akan dilakukan jika ini adalah hari terakhir Anda menghirup udara dunia?

 

 

Saksikan juga video menarik berikut:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya