Liputan6.com, Jakarta Bagi beberapa orang, diet mungkin menjadi salah satu solusi untuk hidup sehat. Namun demikian, apa jadinya jika dengan mengatur pola makan justru dapat memicu penyakit mematikan?
Dilansir New York Times, Rabu (17/1/2018), beberapa peneliti dari Beth Israel Deaconess Medical Center di Boston menemukan fakta mengejutkan terkait hal tersebut. Salah satu masalah yang muncul akibat pola makan yang salah yaitu obesitas, yaitu meningkatnya kadar lemak pada tubuh. Adapun penyakit tersebut memiliki keterkaitan erat dengan kanker prostat.
Baca Juga
Saat sel kanker tersebut kehilangan gen tertentu, sel tersebut akan menghasilkan lemak. Ditambah lagi, mereka yang melakukan diet lemak, atau mengonsumsi lemak secara berlebih dengan alih-alih untuk menurunkan berat badan.
Advertisement
Pria obesitas yang mencoba melakukan diet lemak atau diet tinggi lemak akan kehilangan PTEN (Phosphatase and Tensin Homolog), gen pelindung pada tubuhnya. Dari sinilah awal mula pertumbuhan sel kanker muncul. Namun, pertumbuhan sel kanker hanya terlokalisir di satu titik saja dan tidak menyebar.
Keadaan menjadi gawat apabila PML (Promyelocytic Leukemia Protein), gen lainnya pun mati. Dalam kondisi seperti ini, sel kanker akan menyebar dan cepat berkembang. Inilah yang terjadi apabila Anda melakukan diet diet tinggi lemak.
Â
Simak juga video menarik berikut ini :
Tercipta Obat Obesitas
Dari studi tersebut, para peneliti melakukan percobaan dengan salah satu obat yang diduga dapat menyebutkan kanker prostat. Uniknya, obat itu awalnya dipertuntukkan bagi makhluk hidup yang memiliki lemak tinggi. Obat tersebut diberi nama fatostatin. Percobaan mereka lakukan pada seekor tikus.
Ternyata, sel kanker pada tikus yang diberi fatostatin hilang. Meski obat tersebut bekerja dengan menghancurkan lemak pada tubuh, namun gen PML pada tikus tersebut tidak hilang.Â
Para peneliti masih terus mengembangkan penelitian ini hingga pada nantinya layak diujicobakan pada manusia. Mereka akan melakukan uji klinis guna membuktikan fatostatin dapat digunakan untuk megobati kanker prostat pada manusia. Â
Advertisement