8 Penyebab Pendarahan Vagina, Bukan Menstruasi

Menemukan bercak darah di celana dalam tentu mengejutkan, apalagi jika tahu penyebab pendarahan vagina bukan menstruasi.

oleh Nilam Suri diperbarui 11 Jun 2018, 23:00 WIB
Diterbitkan 11 Jun 2018, 23:00 WIB
Vagina
Ilustrasi vagina (iStockphoto

Liputan6.com, Jakarta Pendarahan pada vagina bukan hanya bisa terjadi karena menstruasi. Sayangnya, ketika hal ini terjadi sulit untuk mengetahui penyebab pastinya tanpa mengunjungi dokter.

Namun, jika Anda menyadari adanya pendarahan tidak biasa, menurut Natasha Johnson, M.D., dokter kandungan dari Brigham and Women's Hospital, melansir Women's Health, Senin (11/6/2018), berikut 8 penyebab pendarahan vagina selain menstruasi:

1. Hamil

Asosiasi Kehamilan Amerika mengatakan, sekitar 20 persen wanita mengeluarkan bercak darah pada 12 minggu pertama kehamilan mereka.

Inilah kenapa, jika Anda mengalami pendarahan tidak normal, dokter akan memastikan terlebih dahulu, Anda hamil atau tidak, ujar Mamta Mamik, M.D., asisten profesor kandungan, kebidanan, dan ilmu reproduksi di Icahn School of Medicine di Mount Sinai, FWIW.

Pendarahan di awal kehamilan biasanya lebih ringan dan lebih terang warnanya dibanding darah menstruasi.

2. Efek obat

Apakah Anda mengonsumsi obat pengencer darah? "Biasanya, obat pengencer darah apa saja bisa menyebabkan menstruasi jadi lebih berat dan menyebabkan pendarahan," ujar Johnson.

Suplemen seperti ginko biloma juga memiliki properti pengener darah, yang bisa mempengaruhi aliran menstruasi, tambah Mamik.

Tentu saja, pil kontrasepsi yang mengandung estrogen dan progestin (dan mengubah kadar hormon) juga bisa jadi penyebabnya, tambah Johnson. Jadi, jika Anda memulai pengobatan baru, dan mengalami pendarahan vagina, jangan lupa menyampaikan hal ini pada dokter.

 

 

 

3. Memiliki penyakit menular seksual

Vagina Alat Kelamin Perempuan
Ilustrasi Foto Vagina (iStockphoto)

Penyakit menular seksual (PMS) bisa susah untuk dikenali. Sebagian karena, jika memilikinya, belum tentu Anda tahu.

PMS sering muncul tanpa simtom. Tapi jika Anda mulai menemukan bercak darah di celana dalam, ujar Johnson, terutama setelah berhubungan seks, gonorea dan klamidia bisa jadi penyebabnya.

PMS jenis ini--begitu juga dengan trochomoniasis dan HPV--bisa menyebabkan inflamasi pada serviks. Ketika serviks terinflamasi, bisa berdarah.

4. Menggunakan KB IUD

Menggunakan IUD bisa berujung pada pendarahan tidak normal. Johnson mengatakan, sekitar 25 persen pengguna IUD dari tembaga, menyadari menstruasi mereka jadi lebih panjang dan berat.

Sedangkan IUD jenis lain, bisa mengandung sedikit levonorgestrel, hormon progestin, yang bisa menyebabkan pendarahan acak. Setidaknya, pada tiga bulan sampai enam bulan pertama.

Kabar baiknya: menstruasi Anda, nantinya, bisa jadi lebih ringan dan singkat. Namun, jika IUD berpindah dan tidak ada di posisi yang benar, bisa juga memunculkan darah di celana dalam dan Anda juga bisa merasa tidak nyaman.

5. Masalah tiroid

Vagina Alat Kelamin Perempuan
Ilustrasi Foto Vagina (iStockphoto)

Jika muncul bercak darah, dokter biasanya khawatir tentang kelenjar tiroid yang fungsinya rendah. Tiroid yang kurang berfungsi bisa mempengaruhi sistem pituitari, yang bisa mempengaruhi hormon dan menyebabkan pendarahan.

6. Terlalu keras

Hubungan seks bisa menyebabkan keluarnya darah. Biasanya, hal ini karena gerakan yang terlalu keras atau area vagina kurang basah. Hasilnya: terjadi sedikit robekan pada area vagina, ujar Johnson.

Jika Anda yakin darah disebabkan oleh robekan vagina, dan tidak terlalu mengganggu, luka itu biasanya akan bisa sembuh sendiri tanpa perlu mengunjungi dokter.

7. Memiliki PCOS

Vagina Alat Kelamin Perempuan
Ilustrasi Foto Vagina (iStockphoto)

Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) dikategorikan dengan peningkatan hormon pria, testosteron, ujar Mamik. Hal ini bisa menyebabkan timbulnya pendarahan di antara siklus menstruasi.

"Testosteron bisa mencegah estrogen berlaku normal," ujarnya. Beberapa gejala PCOS adalah: menstruasi yang lama dan berat, menstruasi terlewat, dan jarang yang panjang di antara menstruasi.

8. Kanker

Ini kenapa Anda perlu memperhitungkan pendarahan antara periode menstruasi secara serius. Walaupun tidak umum, kanker masih bisa masuk jadi kemungkinan terburuk.

Pendarahan ini bisa jadi tanda pra-kanker atau kanker di rahim atau serviks, ujar Johnson. Kemungkinannya jadi semakin besar jika Anda memiliki risiko besar (HPV akan membuat Anda lebih rentan). Pastikan untuk segera memeriksakan diri ke dokter.

 

Saksikan juga video menarik berikut:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya