Angka HIV AIDS Cenderung Meningkat di Indonesia, Cek Penyebabnya

Angka prevalensi HIV AIDS cenderung meningkat di Indonesia, ada hal yang menyebabkan angka tersebut naik.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 02 Des 2018, 17:00 WIB
Diterbitkan 02 Des 2018, 17:00 WIB
HIV/AIDS
Kecenderungan HIV AIDS di Indonesia meningkat. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Perkembangan kasus HIV AIDS di Indonesia cenderung meningkat. Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan RI tahun 2017, secara kumulatif terdapat 102.667 kasus AIDS dan 280.623 kasus HIV positif.  Data Sensus Penduduk Tahun 2010, penduduk Indonesia usia muda berjumlah sekitar 25 persen dari total penduduk Indonesia, yang mana mereka rentan terhadap bahaya HIV dan AIDS juga narkoba.

Pelaksana Tugas Kepala Badan Kependudukan dan  Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)  Sigit Priohutomo mengatakan, penyebab HIV AIDS meningkat karena masih rendahnya pengetahuan masyarakat, khususnya remaja tentang Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR).

Dalam keterangan Sigit sesuai rilis yang diterima Health Liputan6.com, Minggu (2/12/2018), pengetahuan kesehatan reproduksi terkait bagaimana cara melindungi diri dari perilaku seksual berisiko (seks bebas, narkoba suntik), pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan, penyakit menular seksual (PMS), dan seputar HIV AIDS.

Indeks pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi sebesar 57,1 persen. Data itu diambil dari Survei Kinerja Akuntabilitas Program KKBPK (SKAP) BKKBN Tahun 2018. Walaupun tergolong rendah, prevalensi tersebut naik dibanding tahun 2017. Indeks tahun 2017 sebesar 52,4 persen.

 

 

Saksikan video menarik berikut ini:

Beri pengetahuan reproduksi

Ilustrasi remaja muda malu (iStockphoto)
Beri pengetahuan reproduksi kepada remaja. (iStockphoto)

Untuk meningkatkan pengetahuan reproduksi remaja, sejak tahun 2000 BKKBN telah melaksanakan Program Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR). Dalam lima tahun terakhir, program KRR telah dikemas ulang. Saat ini program KRR dikenal dengan program Ketahanan Remaja dengan tagline Generasi Berencana, yang disingkat GenRe.

“Melalui GenRe, remaja dibina dan diarahkan untuk mampu menjalani masa transisi kehidupan remaja. Masa transisi yang dimaksud ada lima. Ini dikenalnya Lima Transisi Kehidupan (Five Life Transitions),” imbuh Sigit dalam Seminar Nasional dalam Rangka Hari AIDS Sedunia di Hotel Horison, Jayapura beberapa hari lalu.

Masa transisi meliputi, melanjutkan sekolah (continue learning), mencari pekerjaan (start working), memulai kehidupan berkeluarga (form families), menjadi anggota masyarakat (exercise citizenship), dan mempraktikkan hidup sehat (practice healthy life).

Sigit berharap, adanya ”GenRe” dapat membuat para remaja Indonesia dapat berperilaku positif untuk mendewasakan usia perkawinan pertama dan bebas dari TRIAD KRR (Tiga Permasalahan Kesehatan Reproduksi Remaja, yaitu Seksualitas, HIV/AIDS, dan Napza). Jika langkah ini tercapai, maka akan menghasilkan remaja Indonesia dapat bertanggung jawab, berprestasi, dan berperilaku positif.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya