Liputan6.com, Jakarta HIV-AIDS merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi masalah kesehatan global, termasuk Indonesia. Jumlah kasusnya pun dari tahun ke tahun meningkat.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, kejadian kumulatif infeksi HIV yang dilaporkan hingga Juni 2018 sebanyak 301.959 orang dan 76,2 persen disebabkan karena hubungan seksual yang tidak terproteksi. Mirisnya lagi, penderita dengan jumlah tertinggi adalah ibu rumah tangga dan para pekerja.
Fenomena itu dipicu karena rendahnya kesadaran masyarakat mengenai tentang pencegahan HIV. Suksma Ratri sebagai ODHA (orang dengan HIV-AIDS sejak 2006) menjelaskan, ibu rumah tangga mengidap HIV-AIDS karena mereka menganggap dirinya selalu aman. Padahal sebenarnya kelompok ibu tangga sudah tahu bahwa bagaimana cara penyebaran HIV dan virus tersebut berbahaya.
Advertisement
"Tapi mereka lupa, mungkin ada pasangan yang pernah melakukan tindakan berisiko (berganti pasangan seksual, napza suntik)," kata Ratri.
Melihat fakta tersebut sekaligus menyambut Hari AIDS Sedunia 2018 yang jatuh pada 1 Desember, DKT Indonesia melalui Kondom Sutra kembali mengampanyekan #UbahHidupLo, untuk pencegahan HIV-AIDS dengan perilaku sehat.
"Momentum Hari AIDS Sedunia merupakan kesempatan bagi kami untuk 'educate ourselves' sejauh mana kita paham dan tahu tentang HIV-AIDS. Hanya 15 persen wanita dan 16 persen pria di Indonesia memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIV. Padahal sudah selayaknya semua orang tahu dan sadar tentang tindakan pencegahan HIV untuk dirinya sendiri," jelas Project Manager #UbahHidupLo Daniel Tirta.
Kampanye #UbahHidupLo digelar di acara Car Free Day Sudirman pada Minggu (25/11). Ada beragam kegiatan yang dilakukan, mulai dari olahraga hingga kuis berhadiah.
“Acara Di CFD ini sebenarnya merupakan puncak acara dari rangkaian roadshow dari 23 wilayah kerja. Acara ini juga mengajak masyarakat untuk mengurangi anggapan yang salah tentang ODHA.
Untuk diketahui, Kampanye #UbahHidupLo disosialisasikan pertama kali pada awal Januari 2017, dengan melibatkan masyarakat di 24 pelabuhan di seluruh Indonesia. Tahun ini, Kondom Sutra mengedukasi pencegahan HIV-AIDS di lebih dari 23 wilayah kerja atau 20 ribu orang.
Langkah Pencegahan
Penularan HIV yang paling umum terjadi karena kebiasaan berganti pasangan seksual, tanpa menggunakan alat pengaman. Kondom sebenarnya bukan hanya dimanfaatkan sebagai alat kontrasepsi atau pencegah kehamilan.
Kondom menjadi alat efektif untuk mencegah penyakit menular seperti HIV. Penggunaan kondom tentunya sangat diperlukan bagi mereka yang berisiko HIV. Penggunaan kondom masuk dalam catatan pencegahan TTM.
Dokter Spesialis Obstetri & Ginekologi dari RS. Brawijaya Antasari, Tirsa Verani menjelaskan TTM merupakan singkatan dan menjadi langkah untuk mencegah infeksi HIV-AIDS. (T)ahan diri tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah. (T)etap setia pada satu pasangan seksual. (M)ain aman dengan menggunakan kondom saat berhubungan seksual berisiko.
Selain itu, Ratri menambahkan agar para perempuan pada umumnya dan ibu rumah tangga pada khususnya mengajak pasangan untuk melakukan tes VCT (voluntary counseling and testing), untuk mengetahui apakah positif atau negatif mengidap HIV. Tes ini juga bermanfaat untuk masa depan para wanita yang sudah tahu pasangannya berisiko HIV.
"Jadi cari tahu status kesehatan pasangan yang pernah melakukan tindakan berisiko. Jangan ada rahasia dan harus ada keterbukaan dengan pasangan. Kalau hasilnya HIV positif, mulai melakukan perencanaan kesehatan dengan cek lanjutan, untuk mengetahui sejauh mana sistem kekebalan tubuh. Karena yang diperlukan saling mendukung dengan pasangan," tutup Ratri.
(Adv)