Liputan6.com, Jakarta Salah satu penyakit yang menyerang otak adalah meningitis. Meningitis sering disebut juga dengan radang selaput otak. Lebih jelasnya, meningitis adalah penyakit yang muncul karena terjadinya peradangan pada meninges, yaitu lapisan pelindung yang berperan untuk menyelimuti otak dan saraf tulang belakang.
Baca Juga
Advertisement
Peradangan tersebut sebagian besar diakibatkan oleh infeksi virus oleh bakteri dan jamur. Infeksi virus dapat berupa makanan yang dikonsumsi. Alhasil, peradangan menyebabkan rusaknya saraf dan otak karena terjadi bengkak. Selain itu, meningitis juga bisa menular.
Penularan meningitis dapat terjadi melalui kontak langsung dengan penderita atau terpapar nyata cairan tubuh penderita melalui ludah, dahak, ingus, bersin dan cairan tenggorokan penderita. Bahkan, bakteri penyebab meningitis dapat disebarkan saat berbicara dengan seseorang yang ternyata carrier (pembawa penyakit).
Menimbulkan Komplikasi Serius Bila Dibiarkan
Dalam beberapa kasus, seseorang yang terserang meningitis bisa sembuh dengna sendirinya dalam kurun waktu tertentu. Namun, apabila dibiarkan begitu saja tanpa adanya pengobatan, meningitis dapat menjalar dan menimbulkan komplikasi serius. Jenis komplikasi yang mungkin akan muncul, antara lain gangguan pada pendengaran, kerusakan pada otak, gagal ginjal, syok, masalah pada memori, dan masalah berjalan.
Layaknya penyakit pada umumnya, meningitis bisa diderita oleh siapapun, mulai dari bayi, anak-anak, hingga orang dewasa. Namun, biasanya gejala meningitis yang dialami tiap golongan usia berbeda satu sama lain.
Gejala meningitis pada anak bisa dibilang lebih parah dan merepotkan. Dari kebanyakan kasus, anak-anak yang berusia lima tahun lebih banyak mengalami penyakit tersebut. Selengkapnya, berikut ini adalah gejala meningitis pada anak yang dihimpun Liputan6.com dari situs Meningitis Now, Rabu (6/3/2019).
Advertisement
Gejala Meningitis pada Anak
Gejala meningitis pada anak yang muncul terkadang terlihat dalam hitungan jam sejak terjadinya peradangan. Namun, bisa juga terjadi lebih dari satu atau dua hari. Berikut adalah gejala awal yang mungkin dialami oleh anak-anak yang menderita meningitis:
1. Demam tinggi dengan telapak tangan dan kaki dingin
2. Kehilangan nafsu makan dan muntah-muntah
3. Anak menjadi rewel dan tidak mau digendong
4. Kulit pucat dan lesu
5. Ada bercak pudar dengan ruam kemerahan
6. Leher terasa kaku dan sensitif terhadap cahaya
7. Muncul benjolan kecil di kepala bagian atas berupa benjolan lunak maupun padat yang disebut fontanelle
8. Tangisan dengan suara tinggi dan mengerang
9. Mudah mengantuk
10. Mengalami kejang
11. Bernafas cenderung lebih cepat
Beberapa gejala meningitis pada anak umumnya akan muncul secara bergantian. Akan tetapi, jika anak kebetulan berkulit gelap, ruam yang muncul biasanya tidak akan terlihat. Namun, jangan sampai menunggu munculnya ruam untuk memberikan pengobatan.
Sebisa mungkin untuk segera membawa anak ke dokter untuk menghindari kondisi yang lebih buruk lagi. Terlebih lagi, terdapat kemungkinan bahwa gejala di atas tidak muncul sama sekali.
Penyebab Meningitis
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa meningitis disebabkan oleh infeksi virus yang dibawa oleh bakteri dan jamur. Bakteri dan jamur bisa hinggap di berbagai benda, entah itu benda mati maupun benda hidup. Bahkan, makanan yang dikonsumsi sehari-hari pun punya peluang mengandung bakteri berbahaya.
Infeksi virus yang ditimbulkan bakteri terjadi ketika bakteri masuk ke dalam aliran darah dan kemudian bermigrasi ke otak dan sumsum tulang belakang. Saat bermigrasi ke otak, bakteri tersebut bisa langsung menyerang meninges. Terdapat beberapa jenis bakteri yang umumnya dapat menyebabkan penyakit meningitis, yakni:
1. Streptococcus pneumoniae (pneumococcus)
Bakteri ini merupakan penyebab yang paling umum dari penyakit meningitis bakteri pada bayi, anak-anak, dan orang dewasa di Amerika Serikat. Jenis bakteri ini juga dapat menyebabkan penyakit pneumonia atau infeksi telinga atau sinus.
2. Neisseria meningitidis (meningococcus)
Jenis bakteri ini juga menjadi penyebab utama dari jenis meningitis bakteri lainnya. Penyakit meningitis yang diakibatkan oleh penyakit ini disebut dengan istilah meningitis meningokokus. Biasanya terjadi ketika bakteri hasil infeksi saluran pernapasan masuk ke dalam aliran darah. Jenis infeksi ini sangatlah menular dan umumnya dialami oleh remaja dan orang dewasa.
3. Haemophilus influenzae (Haemophilus)
Bakteri haemophilus influenzae tipe b (Hib) umumnya menyerang anak-anak dan menyebabkan penyakit meningitis. Namun, telah dibuktikan bahwa melakukan imunisasi rutin dengan vaksin Hib dapat mengurangi jumlah kasus dari jenis meningitis, khususnya di Amerika Serikat.
4. Listeria monocytogenes (listeria)
Seseorang dengan keadaan tubuh yang sehat tidak akan terserang meningitis saat terkena bakteri listeria. Namun beda kasusnya bagi ibu hamil, bayi yang baru lahir, dan orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah. Mereka lebih rentan terinfeksi oleh bakteri ini. Jenis bakteri ini dapat melintasi penghalang plasenta. Bila sang ibu mengalami infeksi pada akhir kehamilan, hal itu dapat menyebabkan si bayi meninggal segera setelah lahir.
Advertisement
Cara Mengobati Meningitis
Untuk menghindari kondisi yang tidak diinginkan, dianjurkan kepada semua orangtua untuk segera memberikan pengobatan apabila ada gejala meningitis yang muncul. Meski terdapat kemungkinan gejala tidak muncul sama sekali, kejanggalan yang terjadi pada tubuh anak harus segera ditangani. Berikut adalah cara mengobati meningitis:
1. Tes Darah
Tes darah untuk mengobati meningitis berupa diambilnya sampel darah dari pembuluh vena untuk diuji di laboratorium.
2. Tes Pencitraan
Pilihan tes pencitraan, antara lain X-ray dan computerized tomography (CT) scan . Kedua jenis tes pencitraan tersebut dilakukan dari kepala, dada, atau sinus untuk melihat apakah terjadi pembengkakan atau peradangan.
3. Spinal tap
Spinal tap dilakukan dengan cara analisis cairan serebrospinal (CSF) yang telah dikumpulkan. Pada orang yang positif menderita meningitis, cairan CSF sering menunjukkan kadar gula (glukosa) rendah diiringi dengan peningkatan jumlah sel darah putih dan meningkatkan protein.
4. Imunisasi Teratur
Penyakit meningitis pada anak sebenarnya dapat dicegah dengan rutin mendapatkan vaksinasi. Beberapa jenis vaksinasi yang dapat diaplikasikan adalah Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV7), Vaksin Haemophilus Influenzae Tipe B dan Neisseria Meningitidis Serogrup C dan Y (Hib-MenCY), Vaksin Pneumococcal Polysaccharide (PPSV), serta Vaksin Meningococcal Conjugate (MCV4).