Pasien dari Kapal Diamond Princess akan Jalani Uji Klinis Pengobatan Virus Corona di AS

AS akan melakukan uji klinis obat virus corona COVID-19, beberapa yang akan mendapatkan tes tersebut adalah pasien dari kapal pesiar Diamond Princess

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 27 Feb 2020, 13:00 WIB
Diterbitkan 27 Feb 2020, 13:00 WIB
10 Orang di Kapal Pesiar Jepang Positif Terinfeksi Virus Corona
Kapal patroli Japan Coast Guard mengevakuasi penumpang dan kru kapal pesiar Diamond Princess ke rumah sakit di lepas pantai Yokohama, Jepang, Rabu (5/2/2020). Sebanyak 10 orang di kapal pesiar tersebut dinyatakan positif terinfeksi virus corona. (Hiroko Harima/Kyodo News via AP)

Liputan6.com, Jakarta Pasien virus corona COVID-19 yang sempat berada di kapal pesiar Diamond Princess akan menjadi orang yang mendapatkan uji klinis obat COVID-19 di Nebraska, Amerika Serikat.

Pada Selasa pekan ini, pejabat kesehatan setempat mengatakan, uji klinis obat virus corona ini juga diperkirakan akan diberikan pada 400 pasien di 50 lokasi yang berada di seluruh dunia.

Setengah dari pasien dalam penelitian ini akan menerima remdesivir, obat antivirus sementara, sementara setengah lainnya akan menerima obat plasebo. Beberapa penelitian serupa juga tengah dilakukan di negara lain.

"Tujuan di sini adalah untuk membantu orang-orang yang paling membutuhkan, kata Dr. Andre Kalil yang mengawasi penelitian di University of Nebraska Medical Center dikutip dari ABC News pada Kamis (27/2/2020).

Dilaporkan, setidaknya ada 14 orang yang dievakuasi dari kapal pesiar Diamond Princess dan dirawat di fasilitas kesehatan yang juga lokasi penelitian tersebut. 12 dari mereka positif terinfeksi virus corona COVID-19.

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini


Penelitian Sebelumnya pada SARS dan MERS

4 WNI Terjangkit Virus Corona di Kapal Pesiar Diamond Princess
Bus-bus terparkir dekat kapal pesiar Diamond Princess yang dikarantina di sebuah pelabuhan di Yokohama, Jepang, Rabu (19/2/2020). Kedutaan Besar Republik Indonesia di Tokyo mengonfirmasi WNI yang terinfeksi virus corona (COVID-19) di kapal itu bertambah menjadi empat orang. (AP Photo/Jae C. Hong)

National Institutes of Health (NIH) yang berada di bawah Departemen Kesehatan Amerika Serikat menyatakan bahwa Remdesivir yang dikembangkan oleh Gilead Sciences Inc. adalah pengobatan antivirus yang sebelumnya diuji terhadap Ebola. Perawatan ini juga memberikan harapan terhadap MERS dan SARS yang juga disebabkan oleh virus corona.

"Kita sangat membutuhkan perawatan yang aman dan efektif untuk COVID-19. Meskipun remdesivir telah diberikan kepada beberapa pasien dengan COVID-19, kami tidak memiliki data yang kuat untuk menunjukkan bahwa hal itu dapat meningkatkan hasil klinis," kata Anthony S. Fauci dari NIH yang juga anggota US Coronavirus Task Force.

"Pengacakan, uji coba plasebo terkontrol, adalah standar emas untuk menentukan apakah pengobatan eksperimental dapat bermanfaat bagi pasien," kata Fauci seperti dikutip dari laman resmi NIH.

Dalam sebuah catatan penelitian bulan lalu, World Health Organization juga menyatakan bahwa remdesivir menjadi kandidat pengobatan yang paling menjanjikan. Selain itu, Uji klinis serupa juga telah dilakukan di Tiongkok.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya