IDI Sebut Tol Langit sebagai Senjata Perangi Corona

IDI menyebut tol langit sebagai senjata memerangi Corona.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 02 Jun 2020, 15:00 WIB
Diterbitkan 02 Jun 2020, 15:00 WIB
Jaringan HP 4G dan 5G
IDI menyebut tol langit sebagai senjata memerangi Corona. (iSrockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Ikatan Dokter Indonesia menyebut, tol langit sebagai senjata untuk berperang melawan Corona. Melalui jaringan tol langit (Palapa Ring), informasi kesehatan, terutama seputar Corona dalam bentuk telehealth dan telemedicine dapat menyebar lebih luas hingga ke penjuru Tanah Air.

"Dunia digital yang digunakan di dunia kesehatan dalam bentuk telehealth dan telemedicine membutuhkan jaringan tol langit. Tentunya, agar (informasi) bisa sampai ke ujung-ujung Tanah Air," jelas Ketua Tim Percepatan Partisipasi Masyarakat Pengurus Besar IDI, Andrianto Purnawan dalam keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com, ditulis Selasa (2/6/2020).

"Jadi, bisa dikatakan tol langit ini garda terdepan senjata yang digunakan untuk berperang melawan Corona."

IDI optimis negara terus bekerja keras menyempurnakan terlaksananya jaringan tol langit. Dunia kedokteran dan pelayanan kesehatan di Indonesia akan segera mendapatkan kejayaannya.

Kehadiran Telesehat Desa

[Fimela] telekonsultasi
Telekonsultasi Telesehat Desa baru diluncurkan di Kebumen, Senin, 1 Juni 2020. | pexels.com/@neo8iam

Salah satu terobosan informasi telekonsultasi kesehatan online yang diluncurkan kemarin (1/6/2020) adalah Telesehat Desa. Telekonsultasi yang baru diresmikan di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah ini membutuhkan dukungan jaringan tol langit yang mumpuni, sehingga dapat dimanfaatkan masyarakat berkonsultasi secara daring dengan dokter.

Masyarakat dapat bertanya dan memeroleh panduan terkait Corona. Dalam hal ini, masih banyak masyarakat yang bingung soal Corona, apakah dirinya kena Corona atau tidak maupun harus apa dan bagaimana agar bisa selamat.

Apalagi marak informasi hoaks seputar Corona yang beredar viral di masyarakat.

"Pemahaman masyarakat yang sama terhadap karakteristik virus Corona dan pemahaman yang sama terhadap apa yang harus dilakukan adalah kunci dari keberhasilan penanganan COVID-19 di Indonesia. Kita tahu begitu banyak hoaks dan isu-isu yang mengalihkan perhatian masyarakat, semua ini memperlambat penanganan corona di Indonesia," lanjut Andrianto.

"Dari informasi hoaks itulah dapat menurunkan imunitas. Ya, karena masyarakat takut dan panik. Telesehat Desa bisa menjadi alat pemersatu dan menjernihkan masalah, sebuah terobosan yang harus didukung semua pihak."

Pemanfaatan Dunia Digital

[Fimela] WhatsApp
Pemanfaatan dunia digital dalam dunia kesehatan. | unsplash.com/@christianw

Andrianto menegaskan, cara cepat menyampaikan pesan-pesan atau informasi dengan memanfaatkan dunia digital. Pandemi COVID-19 merupakan musuh tidak terlihat dan cepat sekali menyebar.

"Kita perlu dukungan dunia digital untuk menjadi garda utama. Digital kesehatan membantu masyarakat yang sakit kebingungan, sebelum ke fasilitas kesehatan. Dengan telekonsultasi bisa diarahkan apa yang menjadi kebingungannya itu, lalu terjawab dan harus bagaimana," tegasnya.

"Masyarakat tidak perlu berbondong-bondong ke faskes, yang malahan bisa menyebabkan cross infection lagi. Dunia digital juga mempersatukan pemahaman yang benar dan lurus terhadap apa yang harus dilakukan. Kami sangat prihatin dengan disinformasi yang ada, kasihan masyarakat."

Telekonsultasi Telesehat Desa termasuk kerjasama dengan Kementerian Kesehatan. IDI mengapresiasi Kementerian Kesehatan yang terus mencari terobosan dan bekerjasama dengan semua lapisan masyarakat.

"Semoga perjuangan ini menyelamatkan kita semua," tutup Andrianto.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya