Pasokan 340 Juta Vaksin COVID-19 dari Tiongkok-UEA, Jubir Wiku: Upaya Perlindungan kepada Masyarakat

Pasokan 340 juta vaksin COVID-19 dari Tiongkok-UEA, Jubir Wiku sampaikan hal itu upaya perlindungan kepada masyarakat Indonesia.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 26 Agu 2020, 10:00 WIB
Diterbitkan 26 Agu 2020, 10:00 WIB
Teori Konspirasi Seputar Pandemi Covid-19
Pasokan 340 juta vaksin COVID-19 dari Tiongkok-UEA, Jubir Wiku sampaikan hal itu upaya perlindungan kepada masyarakat Indonesia. Ilustrasi Konspirasi Penemuan Vaksin Covid-19 Credit: pexels.com/Polina

Liputan6.com, Jakarta Indonesia telah mengamankan pasokan vaksin COVID-19 sampai 340 juta dosis hingga 2021. Pasokan vaksin tersebut merupakan hasil kerja sama Indonesia beserta Tiongkok dan Uni Emirat Arab (UEA) yang baru saja diteken beberapa waktu lalu.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menanggapi, komitmen kerja sama Indonesia dengan Tiongkok-UEA sebagai upaya Pemerintah memastikan perlindungan kepada masyarakat.

"Perlu kami sampaikan bahwa upaya pemerintah untuk bisa mendapatkan akses vaksin COVID-19 cukup dini dibanding dengan negara lain adalah memastikan untuk melindungi masyarakat Indonesia," ujar Wiku saat konferensi pers di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (26/8/2020).

"Kembali kami tegaskan sebagai bangsa yang besar di dunia dengan jumlah penduduk 267 juta, kita harus mampu menyediakan perlindungan kepada masyarakat dalam konteks ini vaksin."

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

Monitor Ketersediaan Vaksin di Dunia

[Bintang] Kenapa Ibu Hamil Tidak Boleh Vaksin MR?
Ketersediaan vaksin. (Pexels.com)

Selain upaya kerjasama dengan negara lain, Pemerintah Indonesia melalui konsorsium  juga mengembangkan vaksin COVID-19 sendiri, tetapi masih perlu waktu untuk bisa tersedia vaksin.

"Sementara waktu, vaksin dari produksi dalam negeri belum tersedia. Tentunya, vaksin yang kita kembangkan sendiri ini dilakukan dalam rangka kemandirian bangsa. Sebagai upaya untuk mendapatkan akses vaksin (dini) sudah kita jalan kan lebih dahulu dengan negara-negara lain," lanjut Wiku.

"Apabila jumlahnya (dosis vaksin) meleset (dari komitmen) tentunya kita sudah melaksanakan negosiasi lebih awal, kita bisa memastikan akses tersebut. Bila meleset, kami selalu memonitor ketersediaan vaksin yang ada di pengembang-pengembang dunia, termasuk mendorong produksi vaksin merah putih dari konsorsium Eijkman dan Bio Farma yang ada di Indonesia."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya