COVID-19 Bisa Picu Depresi, Kenali Gejala Emosi dan Fisik yang Dialami Anak

Liputan6.com, Jakarta Hasil survei Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) pada Agustus 2020 menunjukkan ada 13 persen responden usia anak mengalami kecenderungan depresi akibat COVID-19.

13 persen responden usia anak ini mengalami gejala-gejala yang mengarah pada gangguan depresi ringan hingga berat. Rinciannya, 4 persen ringan, 8 persen sedang, dan 1 persen berat.

“Ini enggak main-main, 13 persen anak-anak kita seperti ini dampaknya nanti ke mana-mana, tidak hanya berdampak pada anak itu sendiri,” ujar Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak Kemen PPPA Dra. Lenny Nurhayanti Rosalin, M.Sc, dalam webinar ditulis pada Jumat (2/10/2020).

Survei tersebut juga menunjukkan beberapa gejala emosi yang paling sering dialami anak-anak. Gejala-gejala tersebut yakni merasa tertekan 26 persen, mudah marah 38 persen, sering menangis 20 persen, dan merasa sedih 42 persen.

Dengan kata lain, gejala emosi yang paling banyak dirasakan responden adalah merasa sedih dan mudah marah.

Sedangkan, gejala kognitif yang dialami anak-anak di masa pandemi COVID-19 adalah merasa gagal 25 persen, tidak bisa berkonsentrasi dengan baik 31 persen, menyalahkan diri 41 persen, merasa dirinya tidak berharga 11 persen, dan pesimis terhadap masa depan 9 persen.

Dengan kata lain, gejala kognitif yang paling banyak dirasakan responden adalah menyalahkan diri sendiri dan tidak bisa berkonsentrasi dengan baik.

“Ini bahaya sekali dan ini fakta terbaru yang kami rilis beberapa minggu yang lalu.”

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Berikut Ini:

Selain gejala emosi dan gejala kognitif, anak-anak juga dapat mengalami gejala fisik di era COVID-19 ini. Gejala fisik tersebut salah satunya adalah mudah lelah dengan persentase 45 persen.

Gejala fisik lainnya adalah nafsu makan turun 24 persen, mengalami gangguan tidur 42 persen, dan hilang ketertarikan pada lawan jenis 19 persen.

Dengan kata lain gejala fisik yang paling banyak dialami responden adalah mudah lelah dan mengalami gangguan tidur.

“Ini nantinya juga mengarah pada kesehatan jiwa si anak karena kesehatan jiwa itu ada fisik dan ada psikis,” pungkasnya.