Bukan Santet, Tuberkulosis adalah Penyakit Menular yang Bisa Memburuk Gegara Rokok

Merokok dapat memperbesar risiko infeksi, kematian, kekambuhan pengobatan, keparahan klinis yang lebih tinggi, dan keterlambatan dalam diagnosis serta pengobatan TB.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori Diperbarui 23 Apr 2025, 13:31 WIB
Diterbitkan 23 Apr 2025, 13:25 WIB
Bukan Santet, Tuberkulosis adalah Penyakit Menular yang Bisa Memburuk Gegara Rokok
Bukan Santet, Tuberkulosis adalah Penyakit Menular yang Bisa Memburuk Gegara Rokok ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Penelitian ilmiah yang ekstensif menggarisbawahi peran besar kebiasaan merokok dalam memperparah tuberkulosis (TB/TBC).

Merokok dapat memperbesar risiko infeksi, kematian, kekambuhan pengobatan, keparahan klinis yang lebih tinggi, dan keterlambatan dalam diagnosis serta pengobatan TB.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setop merokok berpotensi mengurangi angka TB hingga 20 persen. Oleh karena itu, ada kebutuhan mendesak untuk memprioritaskan upaya bersama dalam mengintegrasikan strategi pengendalian TB dan tembakau untuk mengatasi masalah kritis ini.

Guna mengingatkan kembali kaitan rokok dengan TBC, Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia (ADINKES) menggelar webinar bertajuk “Tuberkulosis dan Bahaya Tembakau: Cegah Bersama dengan Partisipasi dari Semua!” pada Selasa (22/4/2025).

Webinar edukatif ini didukung Kementerian Kesehatan, Asia Pacific City Alliances (APCAT), The Union (International Union Against Tuberculosis and Lung Disease) dan Vital Strategies.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua Majelis TB Masyarakat Respirologi Asia-Pasifik, Erlina Burhan, menyampaikan bahwa TB adalah penyakit menular.

“Tuberkulosis adalah penyakit menular, bukan diturunkan, bukan juga penyakit yang dikirim atau santet. Ini penyakit menular yang disebabkan oleh kuman, infeksi bakteri mikobakterium tuberkulosis,” kata Erlina dalam webinar tersebut.

“Dan TB ini umumnya menyerang paru, kira-kira 85 persen, namun 15 persennya bisa menyerang organ lain seperti tulang belakang, kulit, otak, kelenjar getah bening, dan lain-lain,” tambahnya.

 

Prevalensi TB dan Merokok di Indonesia

Tembakau, Rokok
Tumbuhan tembakau bahan dasar rokok. Foto: Ade Nasihudin (22/9/2020).... Selengkapnya

Dokter spesialis paru itu menambahkan, Indonesia menempati peringkat kedua dengan kasus TB terbanyak di dunia. Sementara, dalam aspek prevalensi perokok, Indonesia menduduki peringkat keempat di dunia.

“TB di Indonesia jadi masalah sekali karena kita nomor dua di dunia setelah India. Insiden TB sekarang di Indonesia adalah 1.090.000 kasus per tahun (10 persen).”

“Terkait merokok, Indonesia juga dapat ranking nih. Indonesia merupakan negara nomor empat dengan prevalensi merokok tertinggi pada 2022 (38,2 persen),” jelas Erlina.

 

 

Penanganan TBC di Fasyankes Perlu Terintegrasi dengan Layanan UBM

Dengan kata lain, tuberkulosis dan rokok memiliki hubungan yang sangat jelas. Jadi, upaya pengendalian konsumsi rokok sebagai cara mengendalikan angka TBC adalah hal penting untuk dilakukan.

Di Indonesia, Tobacco Control dianggap sebagai larangan orang untuk merokok. Padahal, ini lebih merujuk pada mengatur tempatnya. Sehingga, kebiasaan merokok bisa dikurangi.

Sayangnya, pedoman pelayanan TBC di fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) Indonesia belum betul-betul mengintegrasikan dengan Layanan UBM (Upaya Berhenti Merokok) yang sebelumnya menjadi target pada dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).

 

Implementasi Kawasan Tanpa Rokok

Ketua Umum ADINKES, M. Subuh, berharap, setelah webinar ini Direktorat Penyakit Tidak Menular (PTM) bisa mendorong kepada Direktorat PM (Penyakit Menular) agar terjadi integrasi layanan TBC dengan UBM.

Dengan begitu, pasien TBC dengan faktor risiko merokok dapat langsung dilayani oleh dokter atau tenaga medis di layanan TBC, tidak perlu berpindah ke ruang lain untuk layanan UBM agar tidak terjadi missed opportunities.

“Kiranya Dinas Kesehatan dapat menggunakan nomenklatur Implementasi kawasan tanpa rokok (KTR) dalam anggaran Dinkes sehingga bisa terukur komitmen daerah dalam implementasi KTR sehingga jargon ‘Pencegahan Pencegahan Pencegahan’ ini betul-betul dilaksanakan, jangan sibuk mengobati saja tetapi juga mencegah,” katanya.

Infografis: Redam Kanker dengan Cukai Rokok (Liputan6.com / Abdillah)
(Liputan6.com / Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya