Cegah Lonjakan Kasus COVID-19, IDI Berharap Libur Panjang Akhir Tahun Ditiadakan

IDI mengkhawatirkan adanya lonjakan kasus COVID-19 usai adanya libur panjang akhir tahun, seperti yang terjadi usai liburan panjang beberapa waktu lalu

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 30 Nov 2020, 18:06 WIB
Diterbitkan 30 Nov 2020, 18:06 WIB
FOTO: Wisatawan Kunjungi Kawasan Wisata Pantai Ancol
Pengunjung berpasangan menikmati suasana pantai di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, Kamis (29/10/2020). Libur panjang di masa pemberlakuan PSBB transisi Jakarta dimanfaatkan warga untuk mengunjungi lokasi-lokasi wiisata. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta Ikatan Dokter Indonesia (IDI) berharap kepada pemerintah agar meniadakan cuti bersama atau libur panjang akhir tahun 2020, demi mencegah lonjakan kasus COVID-19.

Pernyataan ini disampaikan oleh Daeng M. Faqih, Ketua Umum PB IDI dalam dialog virtual dari Graha BNPB, Jakarta pada Senin (30/11/2020).

Daeng mengatakan, berkaca dari liburan pada beberapa bulan lalu, kasus COVID-19 mengalami lonjakan setelah adanya libur bersama.

"Untuk mencegah terjadi lagi lonjakan yang besar, kami dari Ikatan Dokter Indonesia sangat memohon ke pemerintah untuk mempertimbangkan, barangkali kebijakan libur bersama atau cuti bersama ditiadakan kalau bisa," ujarnya

Ia mengatakan, adanya liburan panjang atau cuti bersama dapat memicu aktivitas berkerumun, sehingga dikhawatirkan akan menimbulkan terjadinya peningkatan penularan virus corona di masyarakat.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini

Masih Ada yang Belum Percaya Corona

FOTO: Libur Panjang, Bandara Soetta Dipenuhi Penumpang
Penumpang mengantre untuk memasuki Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, Banten, Rabu (28/10/2020). PT Angkasa Pura II menyebutkan ada 50.000 penumpang yang datang dan pergi dari Bandara Soetta untuk berpergian saat libur panjang pada hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Di acara yang sama, Daeng mengatakan bahwa berdasarkan survei Badan Pusat Statistik beberapa waktu lalu menyebutkan bahwa masih ada 17 persen masyarakat yang belum percaya pada COVID-19.

Bahkan menurut Daeng, angka sesungguhnya mungkin masih besar daripada apa yang dilaporkan survei tersebut.

"Jadi bayangkan, kalau ada sekitar 20 persen masyarakat yang belum percaya, itu kalau kita kalikan jumlah penduduk kita 270 juta, itu berarti sekitar 50 juta lebih penduduk kita yang belum percaya," ujarnya.

Hal ini, menurut Daeng, sangat berisiko membuat masyarakat lebih mudah tertular virus corona.

"Itu yang perlu kita sadarkan bersama-sama, kawan-kawan kita, saudara-saudara kita, ayolah percaya bahwa COVID-19 ini ada," katanya.

Selain itu, untuk terhindar dari virus corona menurutnya adalah dan untuk supaya tidak tertular virus corona adalah hal yang mudah. Yaitu dengan menerapkan 3M: memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan, namun harus disertai dengan "komitmen dan harus disiplin."

Infografis Dilema Libur Panjang Akhir Tahun 2020

Infografis Dilema Libur Panjang Akhir Tahun 2020
Infografis Dilema Libur Panjang Akhir Tahun 2020 (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya