Epidemiolog: Penggunaan Masker Masih Sangat Penting, Senjata Hadapi Wabah

Masker masih menjadi senjata penting yang melindungi dari paparan virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 26 Mei 2022, 10:00 WIB
Diterbitkan 26 Mei 2022, 10:00 WIB
Akhir Pekan, Masyarakat Serbu Taman Tebet Eco Park
Masyarakat memadati taman bermain Tebet Eco Park di Jakrata Minggu (22/5/2022). Usai Presiden Joko Widodo memberikan kelonggaran atas penggunaan masker banyak masyarakat mulai memadati area ruang terbuka untuk menghabiskan waktu bersama keluarga di akhir pekan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Epidemiolog dari Griffith University, Australia, Dicky Budiman mengatakan meski pemerintah sudah membolehkan melepas masker di ruang terbuka tetapi lebih baik tetap digunakan. Penggunaan masker dapat mengurangi risiko seseorang terpapar suatu penyakit yang menular melalui udara seperti COVID-19.

“Sebagai epidemiolog, saya katakan penggunaan masker itu masih sangat penting. Sehingga transisi tanggung jawab yang tadinya bersifat mandatory menjadi voluntery, perannya sekarang ada di masing-masing individu dan keluarga dalam melindungi komunitas,” ucap Dicky.

Masker adalah senjata penting yang melindungi manusia dari paparan virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19. Masker dikombinasikan dengan vaksinasi jadi senjata penting dalam menghadapi wabah apapun di suatu negara.

“Masker adalah senjata atau perlindungan kita dalam menghadapi wabah sebetulnya. Dalam hal ini, masih dalam status pandemi COVID-19, penggunaan masker jadi sangat jelas karena masker dan vaksin adalah senjata yang sangat jelas dalam menekan kasus,” kata Dicky mengutip Antara.

Dicky turut menekankan bahwa tidak ada satupun negara yang benar-benar siap untuk melepaskan masker di tengah pandemi karena penularan masih akan terus terjadi di tengah masyarakat. Sebab penularan sekecil apapun di ruang terbuka, tetap berpotensi meningkatkan fatalitas di fasilitas kesehatan, utamanya pada kelompok rentan seperti lansia, penderita komorbid dan anak-anak yang belum bisa mengikuti kegiatan vaksinasi COVID-19.

Pakai Masker untuk Siapa Saja

Pemakaian masker adalah untuk siapa saja tanpa terkecuali. Tidak boleh ada pihak yang lengah oleh landainya kondisi pandemi agar gelombang ataupun wabah baru tidak terjadi lagi baik di Indonesia maupun dunia.

“Apalagi dengan ancaman-ancaman yang ada seperti hepatitis akut pada anak ya, tetap ini perilaku hidup sehat tetap jadi andalan. Kemudian yang harus disiapkan oleh pemerintah saat ini adalah dengan cakupan vaksinasi yang lebih baik ditingkatkan supaya fatalitas (seperti kematian) lebih turun,” kata dia.

Anjuran Tetap Pakai Masker dari Epidemiolog Lain

Ahli epidemiologi Pandu Riono juga menyatakan pendapatnya terkait kebijakan pelonggaran penggunaan masker. Melalui akun Twitter pribadinya, Pandu mencuit, ia optimistis Indonesia akan segera menuju fase endemi. Namun, Pandu tetap menganjurkan masyarakat untuk tetap memakai masker.

"Saya optimistis tidak lama lagi Indonesia akan memasuki fase endemik. Walaupun Presiden Jokowi sudah mengizinkan lepas masker di tempat terbuka, sebaiknya anjuran pakai masker selama beraktivitas di mana pun tidak boleh kendor," tulis Pandu.

Anjuran tetap pakai masker disampaikan Pandu dengan alasan penularan masih terjadi dan virus masih memiliki potensi untuk bermutasi.

"Penularan masih terjadi, virus masih potensial bermutasi. Ingat pesan ibu, pencegahan dengan pakai masker itu lebih baik."

Kebijakan per 18 Mei 2022

Pemerintah melonggarkan sejumlah aturan terkait COVID-19. Disampaikan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Selasa, 17 Mei 2022 sore, ada dua aturan yang dilonggarkan, salah satunya mengenai penggunaan masker.

Dalam konferensi pers yang ditayangkan langsung dari Istana Bogor melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden, Jokowi membolehkan masyarakat untuk lepas masker saat beraktivitas di luar ruangan atau area terbuka yang tidak padat orang.

"Pemerintah memutuskan untuk melonggarkan kebijakan pemakaian masker jika masyarakat sedang beraktivitas di luar ruangan atau di area terbuka, tidak padat orang maka diperbolehkan untuk tidak menggunakan masker," kata Jokowi.

Namun, bagi masyarakat yang beraktivitas di ruangan tertutup dan menggunakan transportasi publik tetap harus menggunakan masker.

Kebijakan lepas masker itu tak lepas dari situasi dan kondisi penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia yang dinilai telah terkendali. 

 

Infografis Angin Segar Boleh Lepas Masker
Infografis Angin Segar Boleh Lepas Masker (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya