Bayi Lahir Prematur, Dokter: Ibu Jangan Kecil Hati, Anak Bisa Tumbuh dengan Baik

Bagi ibu dan ayah yang memiliki bayi lahir prematur harus lebih memantau kondisi anak sehingga ia bisa tumbuh dengan baik.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Nov 2022, 11:00 WIB
Diterbitkan 21 Nov 2022, 11:00 WIB
Lahir di Perbatasan, Bayi Pakistan Dinamai Border
Ilustrasi bayi lahir prematur. (dok. Omar Lopez/Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta Bagi ibu dan ayah yang memiliki bayi lahir prematur harus lebih memantau kondisi anak sehingga ia bisa tumbuh dengan baik. Hal ini seperti disampaikan dokter spesialis anak konsultan neonatalogi Rinawati Rohsiswarmo.

“Memang bayi prematur jelas tidak sama dengan bayi cukup bulan. Ibu jangan kecil hati. Bayi prematur ini bisa tumbuh baik,” kata Rina.

Rina mengingatkan bahwa bayi prematur pertumbuhannya tidak boleh tertinggal sehingga menjadi bagian dari pembentukan sumber daya manusia yang unggul, baik di Indonesia maupun di dunia.

Untuk mencapai pertumbuhan yang normal, ujar Rina, memang perjalanan yang harus dilalui orangtua akan lebih berat. Selain memantau pertumbuhan, dia juga mengingatkan pemantauan terhadap perkembangan anak juga tidak kalah pentingnya.

Beberapa hal yang harus dinilai dan diperhatikan oleh orang tua dalam memantau kondisi bayi lahir prematur secara rutin antara lain memastikan kesehatan fisik secara umum apakah ada kelainan atau tidak, memantau fungsi kognitif pada anak, serta memantau kesehatan mental pada anak.

“Setiap milestone, setiap usia itu mempunyai kekhususan sendiri-sendiri, di mana dia harus dinilai," kata Guru Besar FKUI itu mengutip Antara.

Setelah perawatan di rumah sakit selesai, orang tua dianjurkan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter yang merawat bayi selama di PICU. Kemudian disarankan pula untuk berkonsultasi dengan dokter rehabilitasi medis, psikiater, dan neurolog atau ahli saraf.

“Itu di awal-awal akan dilihat apakah ini (kondisi anak) sudah cukup baik,” ujar Rina.

Konsultasi Rutin Terutama di 6 Bulan Pertama Kehidupannya

Ilustrasi bayi perempuan.
Ilustrasi bayi perempuan. (Photo by Unsplash)

Orangtua juga perlu berkonsultasi dengan dokter tumbuh kembang paling tidak pada saat enam bulan pertama usia anak. Tujuannya, untuk melakukan skrining pada proses tumbuh kembang anak.

Rina mengatakan faktor yang ada pada ibu memang menjadi penyumbang terbesar dalam kejadian bayi lahir prematur misalnya kondisi plasenta yang buruk. Ibu juga berpotensi melahirkan bayi prematur lagi di kemudian hari jika mengalami preeklamsia atau tekanan darah tinggi selama kehamilan.

Rina juga mengimbau para ibu agar menjaga kesehatan diri terutama sebelum kehamilan agar jangan sampai terkena infeksi. Salah satu infeksi yang menyebabkan prematur, kata dia, adalah infeksi pada gigi berlubang.

“Ibu suka lupa kalau mau hamil sebenarnya ya apalagi pada waktu kehamilan itu dijaga kesehatan giginya, diperiksa giginya, karena gigi yang berlubang ini sumber infeksi,” ujar dia.

 

Infografis 8 Cara Cegah Bayi Baru Lahir Tertular Covid-19
Infografis 8 Cara Cegah Bayi Baru Lahir Tertular Covid-19 (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya