Kematian Bayi Prematur: Ciri, Penyebab, dan Cara Mencegahnya

Kematian bayi prematur masih tinggi di Indonesia. Kenali ciri, faktor risiko, dan pencegahannya. Inovasi seperti Caffeine Citrate Injeksi bantu bayi prematur bertahan dan tumbuh sehat.

oleh Aditya Eka Prawira Diperbarui 19 Mar 2025, 13:16 WIB
Diterbitkan 19 Mar 2025, 13:16 WIB
Kematian Bayi Prematur (Foto: PT Ethica Industri Farmasi)
Kematian bayi prematur masih jadi tantangan di Indonesia. Kenali ciri, faktor risiko, dan inovasi seperti Caffeine Citrate Injeksi untuk meningkatkan peluang hidup dan tumbuh sehat. (Foto: PT Ethica Industri Farmasi)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Kematian bayi prematur di Indonesia menjadi perhatian serius. Setiap tahunnya, sekitar 78.000 bayi prematur meninggal dari total 4,6 juta kelahiran. Angka ini menempatkan Indonesia di peringkat ke-5 tertinggi dunia dalam kasus persalinan prematur. 

Penyebab kematian bayi prematur sangat beragam, mulai dari infeksi selama kehamilan hingga komplikasi setelah lahir. Namun, inovasi terbaru berupa Caffeine Citrate Injeksi membawa harapan dalam menekan angka kematian ini.

Ciri-Ciri Bayi Prematur yang Rentan Mengalami Komplikasi

Bayi prematur adalah bayi yang lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu. Semakin dini bayi lahir, semakin besar risiko komplikasi yang dihadapi. Berikut beberapa ciri bayi prematur yang perlu diwaspadai:

Promosi 1
  • Berat badan lahir rendah, biasanya kurang dari 2.500 gram.
  • Kesulitan bernapas akibat ketidakmatangan paru-paru.
  • Refleks mengisap dan menelan yang lemah, sehingga sulit menyusu.
  • Kulit tipis dan transparan, dengan sedikit lemak tubuh.
  • Kesulitan mengatur suhu tubuh, sehingga mudah mengalami hipotermia.
  • Respons tubuh yang lemah, seperti tangisan pelan dan pergerakan terbatas.

Penyebab Kematian Bayi Prematur

Kematian Bayi Prematur (Foto: PT Ethica Industri Farmasi)
Kematian bayi prematur masih jadi tantangan di Indonesia. Kenali ciri, faktor risiko, dan inovasi seperti Caffeine Citrate Injeksi untuk meningkatkan peluang hidup dan tumbuh sehat. (Foto: PT Ethica Industri Farmasi)... Selengkapnya

Berbagai faktor dapat meningkatkan risiko kematian bayi prematur, baik dari sisi ibu maupun bayi. Berikut beberapa penyebab utama:

1. Faktor dari Ibu

  • Infeksi selama kehamilan, seperti sitomegalovirus, rubella, herpes genital, dan toksoplasmosis.
  • Preeklamsia dan eklamsia, kondisi tekanan darah tinggi yang dapat memicu persalinan dini.
  • Kelainan plasenta, termasuk plasenta previa dan solusio plasenta.
  • Penyakit kronis, seperti diabetes atau hipertensi, yang memengaruhi perkembangan janin.

2. Faktor dari Bayi

  • Respiratory Distress Syndrome (RDS), gangguan paru-paru akibat kekurangan surfaktan.
  • Asfiksia perinatal, kondisi kekurangan oksigen selama proses persalinan.
  • Sepsis neonatal, infeksi berat yang menyerang bayi prematur dengan sistem imun lemah.
  • Kelainan kongenital, seperti cacat jantung bawaan.
  • Ketidakmatangan organ, yang menyebabkan gangguan pencernaan dan kesulitan mengatur suhu tubuh.

Selain faktor di atas, usia kehamilan, kehamilan ganda (kembar), dan keterbatasan akses layanan kesehatan juga meningkatkan risiko kematian bayi prematur. 

Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, dalam peresmian Gedung Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak RSUP Ngoerah di Denpasar pada September 2024, menegaskan bahwa prematuritas adalah penyebab utama kematian bayi di Indonesia.

Cara Mencegah Kematian Bayi Prematur

penyebab mata bayi belekan
Kematian bayi prematur masih jadi tantangan di Indonesia. Kenali ciri, faktor risiko, dan inovasi seperti Caffeine Citrate Injeksi untuk meningkatkan peluang hidup dan tumbuh sehat. © Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Meskipun bayi prematur memiliki risiko tinggi, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menekan angka kematian bayi prematur:

  1. Perawatan kehamilan yang optimal – Rutin melakukan pemeriksaan antenatal untuk mendeteksi komplikasi lebih awal.
  2. Mencegah dan mengobati infeksi – Menjaga kebersihan, mendapatkan vaksinasi, dan menghindari paparan penyakit menular.
  3. Mengelola penyakit kronis pada ibu – Kontrol tekanan darah dan kadar gula darah selama kehamilan.
  4. Pemberian steroid antenatal – Untuk membantu perkembangan paru-paru bayi sebelum lahir.
  5. Perawatan intensif setelah lahir – Termasuk terapi oksigen, inkubator, dan pemberian nutrisi yang tepat.

Caffeine Citrate: Harapan Baru untuk Bayi Prematur

mimpi ada bayi di rumah
Kematian bayi prematur masih jadi tantangan di Indonesia. Kenali ciri, faktor risiko, dan inovasi seperti Caffeine Citrate Injeksi untuk meningkatkan peluang hidup dan tumbuh sehat. © Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Salah satu terobosan medis dalam mengurangi risiko kematian bayi prematur adalah penggunaan Caffeine Citrate Injeksi. Obat ini digunakan untuk mengatasi apnea neonatal, yaitu kondisi henti napas yang sering terjadi pada bayi prematur. Caffeine Citrate bekerja dengan:

  • Merangsang pusat pernapasan di otak.
  • Meningkatkan jumlah udara yang masuk ke paru-paru.
  • Meningkatkan konsumsi oksigen.

Caffeine Citrate telah direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan WHO. Obat ini kini tersedia di berbagai rumah sakit di Indonesia dan sudah masuk dalam cakupan layanan BPJS Kesehatan.

"Tingginya angka kematian bayi prematur menjadi perhatian utama kami. Dengan menghadirkan Caffeine Citrate Injeksi, kami berharap dapat membantu meningkatkan peluang keselamatan bagi bayi prematur dan menekan angka kematian bayi di Indonesia," ujar Marketing Access Manager PT Ethica Industri Farmasi, Yuning Istiyani.

Namun, penting untuk diingat bahwa penggunaan Caffeine Citrate Injeksi hanya boleh dilakukan oleh tenaga medis di rumah sakit. Selain itu, langkah pencegahan tetap menjadi kunci utama dalam mengurangi angka kelahiran dan kematian bayi prematur. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya