Liputan6.com, Jakarta - Saat ini, lato-lato nampaknya layak dinobatkan sebagai mainan paling hits. Bahkan, membaca membaca namanya saja mungkin berhasil membuat Anda terngiang-ngiang akan bunyinya.
Lomba bermain lato-lato untuk menemukan yang paling piawai pun dilakukan. Namun ada yang menarik perhatian lantaran bermain lato-lato sambil buang air kecil.
Baca Juga
"Peserta lomba lato-lato kebelet buang air kecil," tulis akun Twitter @bagihumor memberikan keterangan pada video yang diunggahnya, Selasa (17/1/2023).
Advertisement
Video singkat itu menunjukkan seorang anak yang sedang buang air kecil sambil memainkan lato-lato di tangan kanannya. Anak yang tidak diketahui identitasnya tersebut bahkan dibantu oleh orang dewasa untuk buang air kecil.
"Dipegangin dong wkwk," tulis akun @sa***0 mengomentari video itu.
"Multitasking," tulis akun @co***I menimpali.
"Ini baru pro player lato-lato bisa tetap stabil sambil kencing," kata akun @th***i.
"Kencing pun pakai joki," ujar akun @sn***g.
"Kalau buang air kecilnya sukses, harusnya dia yang menang," kata akun @ja***0.
"Semangat sampai akhir," tulis akun @a***y.
Berdasarkan timer yang tersorot, waktu memang telah menunjukkan dirinya bermain lato-lato selama lebih dari dua jam. Sehingga wajar saja bila dirinya menolak untuk kalah meski merasa kebelet buang air kecil.
Hingga tulisan ini dipublikasikan, video tersebut setidaknya sudah dikomentari oleh lebih dari 589 pengguna Twitter. Serta mendapatkan lebih dari lima ribu likes.
Bahaya Menahan Buang Air Kecil
Seperti diketahui, buang air kecil memang tidak boleh ditahan karena akan memicu bahaya tertentu. Mengutip laman Klikdokter, orang yang sehat seharusnya buang air kecil sebanyak delapan hingga 10 kali tiap dua atau tiga jam.
Salah satu dampaknya jika terbiasa menahan buang air kecil adalah muncul rasa nyeri pada bagian perut bawah ataupun nyeri pinggang. Nyeri ini muncul karena kram otot-otot kandung kemih yang tetap berkontraksi walaupun urine telah keluar.
Selain itu, kandung kemih bisa turut longgar jika seseorang terbiasa menahan buang air kecil. Hal ini terjadi karena kebiasaan menahan air kencing bisa membuat kandung kemih menjadi renggang.
Infeksi saluran kemih pun menjadi bahaya lainnya dari menahan buang air kecil. Dalam kondisi normal, ada sejumlah bakteri protektif dalam kandung kemih. Jika kondisi itu berubah, maka bakteri bisa tumbuh berlebihan dan memicu infeksi.
Advertisement
Lato-Lato, Permainan Jadul yang Mendadak Hits
Mengutip laman Dinas Pendidikan Kota Bandung, lato-lato ternyata merupakan permainan jadul. Namun permainan satu ini mendadak hits lantaran dimainkan oleh anak-anak hingga orang dewasa di Indonesia belakangan ini.
Dahulu, lato-lato terkenal di tahun 1990-an dengan sebutan nok-nok. Ternyata, lato-lato sendiri bukan permainan asli dari Indonesia, melainkan dari Eropa dan Amerika Serikat yang sudah ada sejak tahun 1960 hingga 1970.
Ternyata, lato-lato sempat dilarang karena dianggap bisa membahayakan. Lato-lato pada kala itu terbuat dari bahan yang keras. Sehingga muncul kekhawatiran bisa mengenai tubuh pemain seperti mata, hidung, tangan, dan kepala.
Selain itu, bermain lato-lato dianggap tetap memiliki sisi positifnya tersendiri. Seperti bisa melatih kognitif dan motorik anak, kepercayaan diri, pengendalian emosi, dan melatih kesabaran anak.
Dilarang di Beberapa Daerah
Beberapa daerah di Indonesia sendiri saat ini melarang permainan lato-lato di sekolah. Termasuk di Kota Bandung melalui surat edaran yang dikeluarkan oleh pihak Dinas Pendidikan.
"Untuk mencegah kondisi yang tidak diinginkan, Dinas Pendidikan mengeluarkan edaran yang melarang membawa mainan yang tidak berkaitan dengan proses KBM di sekolah," ujar Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung, Hikmat Ginanjar.
Tak hanya itu, Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan pun turut melarang permainan lato-lato untuk dibawa ke area sekolah tingkat TK, SD, dan SMP.
"Benar, baru saja surat edaran itu kami keluarkan," ujar Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin, Nuryadi mengutip Antara.
"Karena Disdik memberikan perhatian khusus terkait ini untuk meminimalisir dampak negatif tersebut," tambahnya.
Advertisement