Ada 17 Kasus Virus Marburg, WHO Pantau Ketat Tanzania dan Guinea Khatulistiwa

Virus Marburg yang dapat menyebabkan perdarahan internal serta gagal ginjal ini bisa mematikan sembilan dari 10 orang yang terinfeksi.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 27 Mar 2023, 20:00 WIB
Diterbitkan 27 Mar 2023, 20:00 WIB
Mengenal Virus Marburg Mirip Ebola yang Sebabkan Kematian di Afrika Barat
WHO temukan kasus virus Marburg mirip Ebola dengan rasio kematian hingga 88 persen. (pexels/polina tankilevitch).

Liputan6.com, Jakarta - Virus Marburg yang mematikan telah sampai ke Tanzania dan Guinea Khatulistiwa. Kedua negara tersebut mengonfirmasi jumlah keseluruhan mencapai 17 kasus.

Diketahui, virus Marburg yang dapat menyebabkan perdarahan internal serta gagal ginjal ini bisa mematikan sembilan dari 10 orang yang terinfeksi. Hal ini berdasarkan data dari wabah sebelumnya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dikabarkan memantau wabah virus Marburg. Oleh karena itu, otoritas terkait mampu melacak 161 kontak suspek dari 8 pasien di Tanzania yang lima diantaranya telah meninggal dunia.

Sebanyak 9 orang telah dikonfirmasi terinfeksi virus Marburg di Ekuatorial Guinea, lokasi dimana WHO telah menempatkan tim penilai.

Centre for Disease Control (CDC) atau Pusat Pengendalian Penyakit AS menggambarkan virus itu sebagai virus yang "sangat langka". Tetapi setiap deteksi Marburg, yang pertama kali diidentifikasi di Uganda pada tahun 1967, menjadi perhatian besar karena memiliki tingkat kematian yang tinggi.

"Tim genomik patogen kami akan mengurutkan sampel dari kedua tempat ... dan melihat apakah ada hubungan antara dua wabah saat ini," kata Ahmed Ogwell Ouma, penjabat direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika Uni Afrika, Kamis (23/3), dilansir laman The National News.

Ouma mengatakan, hasil pengurutan sampel tersebut akan diketahui setelah sepekan.

WHO menyebut, kasus baru infeksi virus Marburg di Guinea Khatulistiwa ditemukan di provinsi Kie Ntem, Litoral, dan Centro Sur yang berbatasan dengan Kameroon dan Gabon.

"Area-area yang melaporkan kasus-kasus itu berjarak sekitara 150 km, ini menunjukkan penularan virus yang lebih luas," ujar PBB.

 

329 dari 374 kasus Marburg di Angola Terbukti Fatal

Mengenal Virus Marburg Mirip Ebola yang Sebabkan Kematian di Afrika Barat
WHO temukan kasus virus Marburg mirip Ebola dengan rasio kematian hingga 88 persen. (pexels/cottonbro)

Wabah Marburg yang terjadi di Angola pada 2005, sebanyak 329 dari 374 kasus terbukti fatal. Virus tersebut diketahui berasal dari keluarga yang sama dengan virus penyebab Ebola.

Pada Juli tahun lalu, Ghana juga mengumumkan wabah pertamanya. Sementara, penilaian risiko WHO pada September menunjukkan bahwa Tanzania berisiko tinggi hingga sangat tinggi terhadap wabah penyakit menular karena berbatasan dengan beberapa negara, termasuk wilayah Danau Besar Afrika.

Tanzania baru-baru ini harus merespons keadaan darurat kesehatan lainnya - termasuk kolera dan demam berdarah - dan sistem yang diterapkan untuk menangani ini akan membantu, kata Matshidiso Moeti, direktur regional WHO untuk Afrika.

Meskipun tidak ada vaksin atau perawatan antivirus yang disetujui untuk mengobati virus, kelangsungan hidup meningkat dengan perawatan suportif seperti rehidrasi dengan cairan oral atau intravena dan pengobatan gejala tertentu.

 

Tentang Infeksi Marburg

Waspada Penyakit Baru Mirip Ebola, Marburg
Hari-hari ini kita cukup dikejutkan oleh laporan badan kesehatan dunia WHO yang menyebutkan ditemukannya kasus penyakit Marburg di Uganda

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Profesor Tjandra Yoga Aditama mengatakan, infeksi Marburg disebabkan virus yang masih satu golongan dengan virus Ebola, yaitu filovirus (Filoridae). 

Wabah penyakit ini bermula pada 1967 di Kota Marburg, Jerman serta di Belgrade, Serbia. Penyakit ini pun diberi nama sesuai kota tempat pertama ditemukan.\

Penyakit Marburg kerap dihubungkan dengan monyet Afrika atau African green monkeys serta kelelawar jenis Old World Fruit Bat.

“Penyakit ini bermula dari penelitian pada monyet dari Uganda yang diperiksa di Lab di Jerman. Jadi ini bukan penyakit baru,” kata Tjandra kepada Liputan6.com beberapa waktu lalu.

Tjandra menambahkan, angka kematian akibat penyakit ini memang tinggi, berkisar dari 25 sampai 80 persen dan belum ada obat serta vaksinnya.

 

Gejala Infeksi Virus Marburg

Selain berasal dari keluarga virus yang sama dengan Ebola, infeksi Marburg juga menunjukkan gejala yang mirip dengan penyakit terebut. Tjandra menjelaskan, infeksi Marburg bisa menyebabkan perdarahan hebat. 

“Gejalanya juga mirip Ebola dan dapat menyebabkan terjadinya perdarahan hebat, sehingga disebut Marburg Hemorrhagic Fever, mirip dengan nama Ebola Hemorrhagic Fever.”

Gejala lain selain demam dari penyakit Marburg ini adalah diare cair hebat, nyeri perut hebat dan kelemahan. Perdarahan dapat terjadi dengan muntah darah, berak darah, perdarahan dari hidung, mulut dan bahkan vagina.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya