Liputan6.com, Jakarta - Cerita Husein Ali Rafsanjani dalam mengejar mimpinya tengah menjadi sorotan warganet. Guru muda ini memilih resign dari pekerjaannya usai berani membongkar dugaan pungutan liar (pungli) di Pemkab Pangandaran.
"Kalau bukan karena pernah jadi PNS di Kabupaten Pangandaran, saya gak akan pernah tahu," ujar Husein menyertakan tangkapan layar berisi laporannya soal anggaran bermasalah dikutip melalui video yang diunggah melalui akun @husein_ar pada Rabu 10 Mei 2023.
Baca Juga
"Setelah saya melaporkan mereka dengan bukti yang valid, jawaban mereka adalah mengancam pemecatan kepada pelapor, bukan menjawab laporan sang pelapor," Husein menambahkan. Video yang dibuat Husein viral kemudian di media sosial.
Advertisement
Husein mengungkapkan bahwa mulanya masalah berawal saat dirinya dimintai biaya transportasi untuk Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (Latsar) 2020 ke Bandung sebesar Rp270 ribu. Ada pula syarat ikut atau tidaknya, peserta tetap wajib membayar.
Guru Muda Bernama Husein Sebut Ada Pungli Lain Padahal Gaji Belum Dibayar
Tak berhenti di sana, Husein menyebut ada pula pungli selanjutnya saat Lastar tersebut berlangsung. Padahal, gajinya saat itu masih belum dibayarkan selama tiga bulan.
"Sebagai CPNS yang tergolong muda, saya merasa terus diancam sampai saya dianggap tidak sehat rohani. Padahal, di kota kelahiran saya di Bandung, saya cukup banyak mendapat compliment (pujian) atas kinerja saya. Bahkan saya bisa merangkul semua murid saya dengan cukup baik," kata Husein.
"Tapi sekarang mimpi saya sebagai tenaga pendidik sepertinya harus saya urungkan karena saya memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai PNS karena saya merasa tidak aman dan tidak nyaman bekerja di Kabupaten Pangandaran," dia menambahkan.
Alasan Guru Muda Husein Ali Rafsanjani Berani Resign dan Speak Up
Dalam video berbeda, Husein menyebut bahwa ada alasan kuat mengapa dirinya berani untuk mengundurkan diri dan akhirnya memilih membocorkan dugaan pungli itu di media sosial.
"Kenapa saya bisa berani speak up? Kenapa saya bisa berani untuk mengundurkan diri? Awalnya itu waktu Latsar 2020 setelah kita menerima surat tugas dengan detail anggaran yang sudah dibiayakan oleh negara, tiba-tiba H- seminggu, kita disuruh bayar uang transport," ujar Husein.
"Yang bikin jengkelnya tuh ikut enggak ikut sama rombongan, kalau saya kan naik motor dari Pangandaran ke Bandung, ada juga kan orang yang gak bisa ikut karena lagi hamil atau lagi sakit, itu juga disuruh bayar," dia menjelaskan.
Husein, menambahkan, dirinya mau tak mau membayar biaya transportasi itu. Selanjutnya, dia malah dimintai lagi uang sebesar Rp350 ribu.
"Walaupun under sejuta, bagi beberapa orang mungkin bukan seberapa. Tapi bagi kita ini agak berpengaruh. Apalagi waktu itu tuh kita gaji selama tiga bulan belum dibayar, benar-benar belum dibayar lagi, dirapel katanya," kata Husein.
Advertisement
Husein Sang Guru Muda Tunjukkan Bukti Uangnya di Rekening
Lebih lanjut Husein mengungkapkan bahwa saat dimintai uang Rp350 ribu, dirinya merasa keberatan. Sebab, kala itu, uangnya sendiri sudah menipis.
"Jadi berat banget aja gitu. Sampai saya tuh, sampai yang nagih itu saya bilang 'Saya enggak ada uang banget'. Saya kasih screenshot isi rekening saya, enggak ada, di lima ratus ribu saja enggak ada di rekening waktu itu. Jadi sayar lapor saja, di lapor.go.id," ujar Husein.
"Saya kasih cantumannya, saya kasih screenshot penagihannya, saya kasih bukti transfernya di situ dengan kata-kata yang baik, dengan kata-kata yang saya pikirkan bersama teman-teman saya," dia menambahkan.
Husein, menambahkan, tak lama setelah laporan itu diketahui pihak Pemkab Pangandaran, pelapor dicari tahu. Merasa dirinya tak mau ada orang lain yang dituduh, Husein mengaku bahwa dirinya yang melaporkan.
Husein Guru Muda Dikepung 12 Orang dan Dapat Ancaman Pemecatan
Alhasil, Husein mengungkapkan dirinya langsung dipanggil ke kantor BKPSDM Pangandaran di Jalan Parigi. Momen itu membuat dirinya dikepung oleh 12 orang.
"Itu tuh suasananya kayak gimana ya, wah, hp disuruh taruh di depan terus suasananya gak enak. Saya dikepung 12 orang, saya di tengah dilingkarin gitu terus ditanya-tanya. Saya bilang, saya keberatan, saya enggak bisa bayar uang yang saya enggak tahu ini uang untuk apa," ujar Husein.
Husein menyebut, dari penjelasan orang-orang di sana, uang itu digunakan untuk penanganan COVID-19. Saat dimintai surat perpindahan dana tersebut, Husein menyebut mereka beralasan lagi uangnya tidak ada.
"Ada kali saya enam jam di kantor disidang, disuruh nurunin, diancam dipecat. Nah ini diancam dipecat juga lucu sih, katanya 'Kamu kalau laporan ini gak diturunkan, bisa dipecat karena bisa dianggap merusak nama baik instansi'. Saya bilang dengan polosnya, ya sudah saya minta surat pemecatannya hari ini juga," kata Husein.
Advertisement