Psikolog Ungkap 3 Pondasi Penting dalam Membangun Keluarga

Bahwa ada tiga pondasi dalam keluarga yakni relasi, komunikasi dan bahasa kasih.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 16 Jan 2024, 10:10 WIB
Diterbitkan 08 Jul 2023, 12:00 WIB
Utang bisa menjadi jebakan untuk keluarga
Ada tiga hal penting dalam membangun keluarga. (unsplash.com/@jochenvw)

Liputan6.com, Jakarta Keluarga ibarat rumah. Saat membangun rumah, bukan tembok atau atap tapi ada pondasi yang pertama kali diperhatikan dan dipersiapkan.

"Nah, kualitas pondasi inilah yang menentukan kualitas dari rumah tersebut. Demikian pula halnya saat kita membangun keluarga," kata psikolog anak dan keluarga, Agatha Sagita Ria.

Wanita lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta itu menyebutkan bahwa ada tiga pondasi dalam keluarga yakni relasi, komunikasi dan bahasa kasih.

“Penting keluarga harus memiliki relasi yang sehat, relasi tidak hanya antara anak dan orang tua, namun juga orangtua yakni relasi suami dan istri. Jangan ciptakan orang baik dan orang jahat dalam keluarga," jelas Agatha.

Ia menjelaskan bahwa relasi suami istri harus kompak dan sepakat. Misal ibu melarang anak bermain gadget, bila punya relasi yang baik ayah juga melakukan hal yang sama.

Lalu, ayah dan Ibu juga harus bisa saling menghargai, tidak boleh saling menjelek-jelekkan depan anak seperti disampaikan Agatha mengutip Antara.

Komunikasi

Dalam hal komunikasi, Agatha mengatakan harus ada keterbukaan, penerimaan dan rasa percaya antarsesama anggota keluarga. Ia juga mengingatkan kepada orangtua harus bisa menjadi sahabat anak agar bisa satu frekuensi dengan anak.

"Orang tua masuk ke dunia anak dengan mencari kesenangannya. Tunjukkan penerimaan agar ia nyaman dekat dengan kita. Kalau sudah nyaman kan anak menjadi lebih mudah terbuka,”katanya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Respons Orangtua Bila Anak Salah

Ilustrasi keluarga, rumah, kegiatan asyik
Ilustrasi keluarga, rumah, kegiatan asyik. (Photo by Jimmy Dean on Unsplash)

Agatha juga mengingatkan orangtua memperlihatkan respons yang bijak bila anak melakukan kesalahan. Ketika anak jujur tentang kesalahannya jangan dimarahi, meskipun tidak sesuai ekspektasi orangtua.

Bila memarahi, hal ini membuat anak cenderung tertutup atau tak mau jujur lagi.

"Jadi kalau anak sudah bersedia jujur, walau jujurnya itu mengakui kesalahan, diterima saja dan jangan lupa diapresiasi, karena ia sudah mau berkata jujur," sarannya.

"Barulah perlahan kita nasihati dan anak juga harus sering-sering diajak omong bukan diomongkan,” jelasnya.

 


Kenali Bahasa Kasih Anggota Keluarga

Unsur penting lain yang menjadi pondasi dalam keluarga yakni memahami bahasa kasih masing-masing anggota keluarga. Setiap anggota keluarga mungkin saja memiliki bahasa kasih yang berbeda-beda.

“Kita mengetahui bahasa kasih dari pasangan dan memberi tahu mereka bahasa kasih kita dapat membantu dan pasangan merasa dicintai dan dihargai,” jelas dia.

Infografis Mengenal 8 Fungsi Keluarga
Infografis Mengenal 8 Fungsi Keluarga. (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya