Kemenkes Ungkap Gejala Pasien yang Terkena Mycoplasma Pneumonia di DKI Jakarta

Gejala Mycoplasma pneumonia pada enam anak itu rata-rata diawali dengan peningkatan suhu tubuh atau panas juga batuk.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 13 Jan 2024, 18:22 WIB
Diterbitkan 06 Des 2023, 17:15 WIB
Gejala Demam pada Anak
Ilustrasi demam pada anak/credit: Freepik.com

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan RI telah menelusuri laporan soal anak-anak di Jakarta yang terkena Mycoplasma pneumonia. Setelah ditelusuri, terkonfirmasi enam anak dengan rentang usia 3 - 12 tahun yang terinfeksi bakteri Mycoplasma pneumoniea beberapa waktu lalu.

Gejala Mycoplasma pneumonia pada enam anak itu rata-rata diawali dengan peningkatan suhu tubuh atau panas juga batuk. Lalu, ada juga yang mengeluhkan sakit kepala.

"Ada yang mulai terasa sesak (napas), tapi sesak ringan," kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, Maxi Rein Rondonowu pada konferensi pers, Rabu, 6 Desember 2023 secara daring.

"Gejala hampir semua sama," lanjut Maxi.

3 Pasien Sempat Rawat Inap

Maxi menjelaskan enam anak yang sempat terinfeksi bakteri Mycoplasma pneumoniae itu ada lima yang dirawat di RS Medistra Jakarta dan satu pasien di JWCC.

"Dari enam pasien itu, tiga menjalani rawat inap," kata Maxi.

Anak-anak tersebut sudah beberapa waktu lalu terkena Mycoplasma pneumonia, di kisaran Oktober - November. Kabar baiknya, saat ini semua anak sudah sembuh.

"Kami sudah tanya ke rumah sakit yang merawat, mereka sudah sembuh," kata Maxi.

"Pasien sudah lama pulang, sudah bersekolah dan beraktivitas seperti biasa," lanjut Maxi.

Mycoplasma Pneumonia Angka Fatalitas Rendah

Dalam kesempatan yang sama dokter spesialis anak konsultan dari RS Cipto Mangunkusumo Nastiti Kaswandani mengatakan bahwa bakteri Mycoplasma pneumoniae bukanlah bakteri baru. Bakteri ini sudah ditemukan sejak 1930-an. Tidak seperti virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 yang pertama kali terdeteksi pada 2019.

Lalu, Nastiti pun meminta masyarakat tidak perlu panik. Angka mortalitas atau kematian pada orang yang terinfeksi Mycoplasma pneumoniae 0,5 hingga dua persen.

"Kematian biasanya karena pasien ada komorbid," kata Nastiti.

 

 

Gejala Ringan, Maka Disebut Walking Pneumonia

Nastiti pun menerangkan bahwa gejala yang terjadi pada Mycoplasma pneumonia mirip dengan penyakit infeksi saluran pernapasan akut pada umumnya.

"Diawali dengan demam, batuk. Batuk ini bisa sangat mengganggu bisa sampai 2-3 pekan menetap, cukup lama memang," kata Nastiti.

Lalu, ada nyeri tenggorokan dan lemas, pada anak yang lebih besar bisa muncul nyeri dada.

Namun, Nastiti menekankan bahwa dibandingkan pneumonia lain, keparahan Mycoplasma pneumonia jauh lebih rendah. Tidak sampai butuh bantuan oksigen dan infus.

"Maka itu disebut walking pneumonia. Karena meski kena pneumonia, anaknya bisa jalan-jalan beraktivitas seperti biasa, tidak sepertik gambaran pnuemonia tipikal yang harus diinfus dan dirawat inap di rumah sakit," tutur dokter yang sehari-hari praktik di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta.

Kenapa Pasien Mycoplasma Pneumonia di Jakarta Ada yang Rawat Inao?

Lalu, bila sebagian besar gejala pasien Mycoplasma pneumonia ringan kenapa pada 3 anak di Jakarta perlu rawat inap?

Terkait hal ini, Maxi menuturkan bahwa dari data yang diberikan rumah sakit, pasien yang perlu rawat inap juga terinfeksi virus lain.

"Ada beberapa yang terkena adenovirus, RSV," tutur Maxi. 

Infografis Gejala, Antisipasi, Mitigasi Bakteri Mycoplasma Pneumonia
Infografis Gejala, Antisipasi, Mitigasi Bakteri Mycoplasma Pneumonia (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya