Memahami Perbedaan Antara Panic Attack dan Anxiety Attack

Panic attack atau serangan panik dan anxiety attack memiliki perbedaan yang terkadang masih sukar diketahui banyak orang.

oleh Fariza Noviani Abidin diperbarui 10 Mar 2024, 17:00 WIB
Diterbitkan 10 Mar 2024, 17:00 WIB
Penyebab Serangan Panik dan Cara Mengatasinya (Sumber: Pixabay)
Penyebab Serangan Panik dan Cara Mengatasinya (Sumber: Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Serangan panik bisa sangat mengganggu secara fisik dan terasa menakutkan. Gejalanya biasanya mereda dalam beberapa menit atau jam. Namun, banyak orang keliru menyebutnya sebagai serangan kecemasan dan sebaliknya.

Perlu diketahui bahwa terdapat perbedaan antara kedua istilah tersebut. Serangan panik adalah istilah medis resmi yang mengacu pada gejala fisik yang muncul secara tiba-tiba dan intens. Gejalanya bisa berupa jantung berdebar kencang, sesak napas, pusing, dan rasa takut yang luar biasa.

Sedangkan, serangan kecemasan tidak memiliki definisi medis yang spesifik. Istilah ini lebih sering digunakan untuk menggambarkan perasaan cemas atau khawatir yang berlebihan dan mengganggu aktivitas sehari-hari.

Memahami perbedaan antara serangan panik dan kecemasan sangatlah penting. Hal ini dapat membantu Anda untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.

Panic Attack VS Anxiety Attack

Istilah "serangan kecemasan" tidak tercantum dalam "Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM)," yang merupakan pedoman diagnosa gangguan mental bagi para klinisi. Psikolog tidak memiliki definisi baku untuk istilah ini.

Artinya, "serangan kecemasan" bisa berarti hal yang berbeda bagi orang yang berbeda.

Dilansir dari Health, menurut Lily Brown, PhD, direktur riset di Center for the Treatment and Study of Anxiety, Universitas Pennsylvania, Amerika Serikat, beberapa orang mungkin menggunakan "serangan panik" dan "serangan kecemasan" secara bergantian.

Sementara itu, Russell Hunter, PsyD, psikolog klinis dan penulis Attacking Panic: The Power To Be Calm, memberikan definisi yang berbeda. Menurutnya, "serangan kecemasan" mengacu pada perasaan cemas yang tidak mencapai tingkat panik.

Orang dengan serangan cemas mungkin tidak merasakan ketakutan atau keputusasaan yang intens seperti pada serangan panik, tetapi mereka mungkin merasa gemetar atau gugup.

 

Apa Itu Panic Attack?

Serangan panik adalah episode ketakutan atau kecemasan tiba-tiba yang disertai dengan gejala fisik yang intens. Episode ini dikenal sebagai bagian dari gangguan panik.

Serangan panik dapat terjadi tanpa pemicu yang jelas dan berlangsung selama beberapa menit hingga beberapa jam. Frekuensi serangan panik pun beragam, bisa sering terjadi atau hanya sesekali.

Menurut Dr. Brown, ada perbedaan antara kecemasan dan rasa takut yang muncul dalam serangan panik.

"Kecemasan antisipatif" adalah kekhawatiran tentang kemungkinan mengalami serangan panik di masa depan. "Emosi yang saya rasakan ketika mengalami serangan panik kami anggap sebagai rasa takut," jelas Dr. Brown.

Biasanya, serangan panik dapat dipicu oleh berbagai faktor, seperti stres, situasi tertentu, atau bahkan pikiran tertentu.

Apa Itu Anxiety Attack?

Meskipun istilah "serangan kecemasan" tidak memiliki definisi medis resmi, periode kecemasan yang intens dapat terjadi akibat peristiwa kehidupan yang stres. Terkadang, kekhawatiran berlebihan tentang hal-hal yang belum terjadi dapat menjadi tanda gangguan kecemasan umum atau generalized anxiety disorder (GAD).

GAD didefinisikan sebagai kecemasan dan kekhawatiran berlebihan dengan gejala yang muncul hampir setiap saat dan berlangsung lebih dari enam bulan. Orang dengan GAD sering merasakan gugup, kelelahan, dan kesulitan berkonsentrasi dan tidur.

Menurut Dr. Brown, seseorang dengan GAD akan merasakan kekhawatiran yang tak tertahankan. "Mereka mungkin berkata, 'Setiap kali anak saya meninggalkan rumah, saya harus memintanya menelepon saya setiap setengah jam untuk memastikan dia baik-baik saja, dan jika dia tidak melakukannya, saya sangat khawatir dan saya mulai meneleponnya terus-menerus, bahkan menelepon pihak berwajib'," jelas Brown.

Tingkat kekhawatiran yang berlebihan ini dapat mengganggu kehidupan sehari-hari dan menyebabkan stres yang signifikan. Jika Anda sering mengalami kecemasan atau khawatir berlebihan, penting untuk mencari bantuan profesional. 

Gejala Panick Attack dan Anxiety Attack

Gejala Panic Attack:

  1. Rasa seperti tidak bisa mengontrol tubuh.
  2. Kebas atau kesemutan di lengan, kaki, tangan, atau kaki.
  3. Rasa sakit atau tidak nyaman di bagian dada.
  4. Sensasi kedinginan atau kepanasan.
  5. Pusing atau lemas,
  6. Perasaan tercekik.
  7. Mual.
  8. Sensasi tidak nyata atau sensasi seperti mimpi.
  9. Gemetar.

Gejala Anxiety Attack:

  1. Kesulitan berkonsentrasi.
  2. Kelelahan.
  3. Merasa sakit pada bagian tubuh seperti sakit kepala, sakit perut, atau nyeri yang tidak dapat dijelaskan.
  4. Otot tegang.
  5. Masalah tidur atau kesulitan tidur, tetap tidur, atau mencapai tidur yang berkualitas.
  6. Masalah dengan mengendalikan perasaan khawatir.
  7. Rasa gelisah saat terjaga.
  8. Rasa tidak nyaman pada perut.

Gejala yang Muncul Pada Keduanya:

  1. Kesulitan bernapas.
  2. Jantung berdebar atau berdetak kencang.
  3. Berkeringat.

Penyebab dan Faktor Risiko

Penyebab pasti dari serangan panik dan kecemasan masih belum diketahui. Namun, para ahli percaya bahwa berbagai faktor, seperti genetika, stres, biologi otak, dan lingkungan seseorang, mungkin berperan dalam perkembangannya.

Sedangkan, faktor risiko untuk serangan panik dan kecemasan dapat bervariasi, tetapi beberapa faktor umum yang telah diidentifikasi meliputi:

  1. Kondisi kesehatan fisik: Riwayat detak jantung tidak teratur atau masalah dengan kelenjar tiroid dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami serangan panik atau kecemasan.
  2. Riwayat keluarga: Memiliki keluarga dengan riwayat kecemasan atau gangguan kesehatan mental lainnya dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kondisi yang sama.
  3. Peristiwa traumatis: Paparan terhadap peristiwa traumatis, baik di masa kanak-kanak maupun dewasa, dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami serangan panik atau kecemasan.
  4. Stres: Stres kronis atau akut dapat memicu serangan panik atau kecemasan pada orang yang rentan.
  5. Lingkungan: Faktor lingkungan seperti paparan terhadap kekerasan atau pelecehan, atau tinggal di lingkungan yang penuh tekanan, dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kecemasan.

Penting untuk diingat bahwa memiliki satu atau beberapa faktor risiko ini tidak berarti seseorang pasti akan mengalami serangan panik atau kecemasan. Namun, memahami faktor-faktor risiko ini dapat membantu orang untuk lebih memahami kondisinya dan mencari bantuan yang tepat.

Perawatan Untuk Panic Attack dan Anxiety Attack

Terdapat banyak pilihan pengobatan untuk kecemasan dan serangan panik yang tumpang tindih. Berikut adalah beberapa di antaranya:

1. Psikoterapi

Psikoterapi, atau terapi bicara, adalah jenis pengobatan yang membantu orang untuk mengidentifikasi dan mengubah pikiran, perasaan, dan tindakan yang membuat mereka cemas. Beberapa jenis terapi bicara yang bermanfaat untuk kecemasan dan serangan panik adalah:

  • Terapi Kognitif-Perilaku (CBT): CBT membantu orang untuk mengidentifikasi pola pikir negatif dan menggantinya dengan pemikiran yang lebih rasional.
  • Terapi Penerimaan dan Komitmen (ACT): ACT membantu orang untuk menerima pikiran dan perasaan mereka, dan untuk fokus pada tindakan yang sesuai dengan nilai-nilai mereka.

2. Obat-obatan

Berbagai jenis obat dapat membantu untuk mengatasi serangan panik dan kecemasan, termasuk:

  • Obat penenang: Obat ini dapat membantu untuk meredakan gejala kecemasan dan panik dalam jangka pendek.
  • Antidepresan: Obat ini dapat membantu untuk meningkatkan kadar serotonin dan norepinefrin di otak, yang dapat membantu untuk mengurangi gejala kecemasan.
  • Beta-blocker: Obat ini dapat membantu untuk meredakan gejala fisik kecemasan, seperti jantung berdebar kencang dan gemetar.

Selain mencari bantuan profesional, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan di rumah untuk membantu mengatasi kecemasan dan serangan panik:

1. Aktivitas Fisik dan Relaksasi

Lakukan yoga, tai chi, dan qigong, yang terbukti efektif dalam mengurangi stres dan kecemasan, berolahragalah secara teratur dan dapatkan tidur berkualitas yang cukup untuk meningkatkan kesehatan mental dan fisik Anda.

2. Dukungan dan Kebiasaan Sehat

Bergabunglah dengan kelompok dukungan untuk bertemu orang lain yang memahami apa yang Anda alami dan saling berbagi tips, makan secara teratur untuk menjaga kadar gula darah stabil dan mencegah kecemasan yang dipicu oleh rasa lapar serta batasi atau hindari konsumsi kafein, stimulan lain, dan beberapa obat flu yang dapat memperburuk kecemasan.

3. Teknik Pengelolaan Stres

Cobalah teknik pengelolaan stres seperti meditasi dan mindfulness untuk membantu Anda mengendalikan pikiran dan emosi dan latih kesadaran diri untuk mengenali pemicu kecemasan dan belajar bagaimana meresponnya dengan lebih tenang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya