[Kolom Pakar] Prof Tjandra Yoga Aditama: Jangan Pernah Bilang "Batuk Biasa"

Ketahui Penyebab Batuk Kronis dan Cara Mengatasinya

oleh Prof Tjandra Yoga Aditama diperbarui 12 Jan 2025, 18:00 WIB
Diterbitkan 12 Jan 2025, 18:00 WIB
Tjandra Yoga Aditama
Mantan Direktur Penyakit Menular WHO South-East Asia Regional Office (SEARO), Profesor Tjandra Yoga Aditama saat wawancara khusus dengan Liputan6.com di Jakarta, Rabu (8/1/2025). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Perlu diketahui dan disadari bahwa batuk pada dasarnya adalah mekanisme pertahanan tubuh yang menunjukkan ada "gangguan" di paru dan saluran napas. Adalah salah kalau ada yang menyebut "batuk biasa", semua batuk itu "luar biasa", orang yang sepenuhnya sehat tidaklah batuk. 

Keluhan batuk, apalagi kalau kronik, menunjukkan ada masalah kesehatan di paru dan saluran napas kita, yang perlu kita ketahui sebabnya dan ditangani dengan baik agar tidak jadi masalah berkepanjangan atau kronik.

Batuk kronik adalah batuk yang terjadi lebih dari 8 minggu, batuk akut kalau terjadi sampai 3 minggu, sementara kalau batuknya antara 3 sampai 8 minggu disebut batuk sub akut.

Jadi, penyebutan batuk akut atau kronik adalah sesuai dengan lamanya keluhan atau gejala, bukan karena berat ringannya gejala.

Tentang bagaimana penanganan batuk kronik, maka itu bermula dari analisa mendalam tentang sebabnya dan berbagai pemeriksaan yang dilakukan dokter, serta pengobatan yang diperlukan.

Hanya saja perlu diketahui bahwa sebagian cukup besar batuk kronik dapat ditangani dengan menghindari faktor risiko seperti berhenti merokok, menghindari polusi udara, menghindari alergi tertentu dll. 

Prof Tjandra Yoga Aditama

Direktur Pascasarjana Universitas YARSI, Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya