Liputan6.com, Jakarta Kejadian yang dialami belasan siswa dari Mojekerto di Pantai Drini, Daerah Istimewa Yogyakarta hingga menyebabkan sejumlah korban jiwa menjadi pelajaran penting tentang pentingnya mengetahui ada tidaknya rip current saat berkunjung ke pantai.
Rip current adalah arus sempit namun memiliki kekuatan yang besar. Biasanya tegak lurus dari bibir pantai menuju ke arah laut. Arus ini terbentuk karena ombak yang datang pecah ketika mendekati pantai lalu memunculkan arus umpan (feeder current). Kemudian, energi yang dipantulkan kembali ke arah laut. Beberapa arus umpan terakumulasi menjadi “saluran” arus yang kuat dan berbalik ke arah laut.
Advertisement
Baca Juga
Mengenai rip current di Pantai Drini, dosen sekolah vokasi UGM, Hendi Fachturohman pernah melakukan riset di sana. Menurutnya, di Pantai Drini memang memiliki rip current dengan tipe menetap.
Advertisement
”Rip current yang bersifat menetap dapat muncul pada waktu tertentu ketika kondisi gelombang cukup,” kata Hendi.
Faktor Pembentuk Rip Current
Hendi mengungkapkan faktor pembentuk rip current dipengaruhi oleh kondisi hidrodinamis atau ombak dan pasang surut. Lalu, kondisi batimetri atau kedalaman dasar laut.
Kemudian bila ada struktur keras seperti tebing juga bisa menjadi faktor pembentuk rip current karena memantulkan gelombang yang datang.
Pria yang tengah menempuh studi di Inggris ini mengungkapkan bahwa rip current ada yang bersifat menetap dan ada pula yang berpindah pindah. Hal ini bergantung pada kondisi morfologi dasar laut ketika rip current terbentuk.
“Peningkatan aktivitas gelombang dapat meningkatkan juga kekuatan rip current karena bisa membangkitkan arus umpan yang lebih kuat,” jelas Hendi mengutip laman resmi UGM.
Tanda Ada Tidaknya Rip Current di Pantai
Hendii mengungkapkan penting bagi wisatawan yang ke pantai mengetahui beberapa tanda-tanda yang bisa dikenali untuk mengetahui adanya atau tidaknya rip current.
Tanda yang paling mudah dikenali adalah tidak terbentuknya buih setelah gelombang pecah. Padahal bila ombak tidak pecah dan permukaan air yang terlihat tenang, tidak terdapat buih atau riak sebenarnya justru terdapat arus balik yang sangat berbahaya.
Ia pun memperingatkan bagi wisatawan yang belum bisa berenang untuk tidak masuk terlalu jauh ke laut.
“Yang jelas, jika tidak bisa berenang jangan sekali kali-kali masuk terlalu jauh ke laut, dan selalu patuhi himbauan petugas,” katanya.
Advertisement
Bagaimana Cara Keluar Bila Terseret Arus Rip Current?
Hendi mengungkapkan apabila terjebak di dalamnya, disarankan untuk berenang ke samping kanan atau kiri. Lalu, berenang mengikuti arah rip current hingga keluar dari saluran saat rip current terpecah sehingga bisa mudah untuk berenang menuju kembali ke darat.
Hal tersebut bisa dilakukan daripada melawan arus karena akan sangat susah dan banyak menghabiskan energi.
“Pada kondisi rip current biasanya banyak menimbulkan korban. Korban kehabisan tenaga karena berusaha melawan arah arus,” katanya.
Kelola Wisata Pantai yang Lebih Aman
Guna mencegah terjadi hal serupa, Hendi mengungkapkan agar semua pemangku kepentingan perlu duduk bersama untuk merumuskan pengelolaan wisata yang lebih aman.
Pemerintah hendaknya mendukung dengan memberikan perhatian lebih terhadap upaya mitigasi di kawasan pesisir. Tidak hanya untuk rip current tapi juga ancaman bencana yang lain.
Ia juga meminta pengelola juga diharapkan memprioritaskan keselamatan dan keamanan pengunjung dan aktif melakukan edukasi dan sosialisasi.
Advertisement
Wisatawan Mesti Aktif Cari Info Destinasi Tujuan
Lalu, wisatawan perlu aktif mencari tahu hal-hal penting saat berkunjung ke suatu tempat.
“Wisatawan juga perlu proaktif dalam mencari informasi mengenai hal-hal apa saja yang penting untuk dilakukan dan tidak dilakukan ketika berwisata ke pantai," sarannya.
"Terpenting, mematuhi himbauan dari petugas,” katanya.
Informasi mengenai rip current juga bisa disampaikan oleh para tour leader atau pihak-pihak yang berkepentingan di bidang wisata.