Pro Kontra Masyarakat Tentang Aksi Mogok Dokter

Bagaimana dengan pendapat para masyarakat sendiri yang mengetahui adanya aksi `mogok` para dokter.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 27 Nov 2013, 19:30 WIB
Diterbitkan 27 Nov 2013, 19:30 WIB
demo-dokter-131125-c.jpg
Apa jadinya kalau dokter memilih mogok praktik? Boleh jadi, Rabu (27 November 2013), ini merupakan hari tanpa dokter. Sebab, banyak dokter yang turun ke jalan dan berdemo untuk memerjuangkan nasib sejawatnya.

Para dokter itu meminta agar para pasiennya jangan khawatir. Sebab, meski melakukan aksi mogok, para dokter itu tetap berkomitmen untuk menangani pasien yang dalam kondisi darurat.

Lantas, bagaimana dengan pendapat para masyarakat sendiri yang mengetahui adanya aksi ini? Tak sedikit yang menyatakan pro, dan tak sedikit pula yang kontra, menilai aksi ini tak layak untuk dilakukan oleh para dokter itu.

Berikut pendapat para masyarakat, yang tim Health Liputan6.com dapatkan dari jejaring sosial, Twitter, pada Rabu (27/11/2013)

Kontra:

"Saya sepakat untuk menolak kriminalitas dokter, namun tidak dengan gerakan satu hari tanpa dokter. Terminologinya kurang tepat," tulis pemilik akun @frinholic

"Kalau anak kecil mogok/ngambek, kita bujuk pelan-pelan sambil ajak bercanda.. Kalo dokter mogok? Teriak aja di stetoskopnya biar kupingnya budeg," tulis @sophiamiralubis

Selain itu, ada yang secara terus terang mengatakan bahwa sama sekali tidak simpatik terhadap aksi mogok yang dipilih oleh para dokter ini.

Seperti yang ditulis Almas Karamina, pemilik akun @emotiPont, "Sama sekali gak simpatik dan respek sama aksi mogok para dokter. Sombong dan arogan. Oh, mgkn cm bbrp oknum yang berasa profesinya hebat banget."

Bahkan ada yang menyamakan aksi dokter ini dengan mobil lama yang sudah rosok.

"Mnurut gw dokter ga pantes mogok. Emg mobil rongsok?," tulis si pemilik akun @robertoeko.

Pro:

Menurut N. Oka Dewantara, si pemilik akun @adenyonyo, tindakan yang dilakukan dokter ini tidak akan terjadi, bila pasien paham mengenai etika kedokteran yang ada.

"Hayooo besok jadi satu tanpa dokter. Semua dokter mogok kerja cuman gara2 ulah orang bodoh yg ga tau etika kedokteran," tulis Oka Dewantara di Twitter-nya.

"Gerakan Satu Hari Tanpa Dokter! Semangat kak/bang sejawat. Semoga keadilan ditegakkan di bumi pertiwi ini," tulis pemilik akun @Dindoongs, Dini Alfitri Yuzar.

Selain itu, Andreas Michael (@andreasmichaeel) menulis, dokter yang melakukan mogok itu sebenarnya agak berat, dan tak tega harus membiarkan pasiennya menderita.

"Jadi maksudnya gini, dokter mau mogok pun setengah-setengah. Karena sebenarnya hatinya tak tega membiarkan pasien menderita," tulisnya

Apa yang dilakukan para dokter ini bukan tanpa alasan. Seperti yang diketahui bahwa tindakan ini merupakan aksi solidaritas atas ditangkap dan dijebloskan dr. Dewa Ayu Sasiary Prawani, SpOG dan dr. Hendry Simanjuntak, SpOG ke dalam penjara.

Selain dua dokter ini, masih ada dr. Hendy Siagian yang sampai hari ini tak diketahui keberadaannya. Tiga dokter ini, tersandung kasus dugaan malpraktik dalam penanganan kelahiran cesar yang menyebabkan korban bernama Julia Siska Makatey meninggal dunia.

Peristiwa ini terjadi pada Sabtu 10 April 2010, pukul 22:00 WITA di Ruangan Operasi Rumah Sakit Umum Prof. Dr. R. D. Kandouw Malalayang, Manado.

(Adt/Mel/*)


Inilah Kronologi Kasus Penangkapan Dokter Ayu


Kejanggalan dalam Kasus Dr. Ayu Menurut YPKKI, Apa Saja?


Dokter Kandungan Mau Mogok, IDI Minta Doa Saja

Sosok Julia Fransiska Makatey, Korban Malpraktik dr Ayu & Rekan

Ribut Kasus dr. Ayu, Bagaimana Kabar Anak Siska Makatey?

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya