Tak semua pihak jasa pangan mengetahui pentingnya keamanan pangan. Padahal keracunan pangan merupakan efek samping dari keamanan pangan yang paling sering menjadi masalah hingga dikategorikan KLB (Kejadian Luar Biasa).
KLB menurut Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan, Prof Tjandra Yoga, merupakan kejadian di mana terdapat dua orang atau lebih yang menderita sakit setelah mengonsumsi pangan secara epidemilogi terbukti sebagai sumber penularan.
"Di Indonesia, data estimasi KLB keracunan makanan pada 2012 ada 312 kejadian dengan angka kematian 0,2 persen," kata Tjandra dalam acara Unilever Food Solution yang berlangsung di Balai Kartini dan ditulis Jumat (13/12/2013).
Yang menarik menurut Tjandra, kejadian ini paling banyak terjadi dari makanan yang dibuat oleh pangan rumahan, seperti pangan jasa boga, jajanan, dan makanan rumah tangga yang kurang terjamin kebersihannya
"Laporan paling banyak diterima adalah dari makanan yang dihidangkan saat hajatan (sebutan untuk perayaan pesta pernikahan ataupun khitanan) di daerah. Karena di daerah, kebanyakan yang menyediakan adalah tetangga atau jasa boga yang tidak terjamin kebersihan pangan atau alatnya," jelasnya.
Untuk itu, Tjandra mengimbau bagi siapapun untuk memperhatikan kebersihan peralatan maupun bahan pangan yang akan digunakan.
(Fit/Mel)
KLB menurut Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan, Prof Tjandra Yoga, merupakan kejadian di mana terdapat dua orang atau lebih yang menderita sakit setelah mengonsumsi pangan secara epidemilogi terbukti sebagai sumber penularan.
"Di Indonesia, data estimasi KLB keracunan makanan pada 2012 ada 312 kejadian dengan angka kematian 0,2 persen," kata Tjandra dalam acara Unilever Food Solution yang berlangsung di Balai Kartini dan ditulis Jumat (13/12/2013).
Yang menarik menurut Tjandra, kejadian ini paling banyak terjadi dari makanan yang dibuat oleh pangan rumahan, seperti pangan jasa boga, jajanan, dan makanan rumah tangga yang kurang terjamin kebersihannya
"Laporan paling banyak diterima adalah dari makanan yang dihidangkan saat hajatan (sebutan untuk perayaan pesta pernikahan ataupun khitanan) di daerah. Karena di daerah, kebanyakan yang menyediakan adalah tetangga atau jasa boga yang tidak terjamin kebersihan pangan atau alatnya," jelasnya.
Untuk itu, Tjandra mengimbau bagi siapapun untuk memperhatikan kebersihan peralatan maupun bahan pangan yang akan digunakan.
(Fit/Mel)