Liputan6.com, Jakarta Calon Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno alias Doel sependapat dengan Presiden Prabowo Subianto bahwa Pilkada 2024 melelahkan. Menurutnya, kelelahan ini terjadi lantaran pilkada digelar setelah Pemilu 2024.
"Kenapa berasa? Kita mulai dari pileg loh. Pileg, pilpres, pilkada. Waduh, memang lelah, lelah," kata Rano Karno saat syukuran bersama relawan di kawasan Menteng, Jakarta, Sabtu (14/12/2024).
Advertisement
Baca Juga
"Makanya kan Pak Prabowo juga bilang, capek gitu, panjang. Jadi, nanti kita pikirkan mana yang terbaik buat Indonesia," sambungnya.
Advertisement
Mengenai wacana mengubah sistem pilkada menjadi tidak langsung atau calon kepala daerah dipilih DPRD, politikus PDIP ini menyerahkan kepada partai politik.
"Wah, itu kan keputusan politik partai. Artinya, saya ini kan bagian dari partai. Itu urun rembuk semua. Kalau memang setuju begitu, ya kita lakukan itu. Artinya, kalau memang tidak setuju, tentu ada alasan," ujar Rano Karno.
"Artinya kan kita pilih pilkada itu dengan asas. Asas itu kan jurdil. Ini kan memang yang terasa, ini kan memang biaya besar. Waktunya lama," imbuhnya.
Rano mengaku belum mendapatkan arahan dari Ketua Umum PDIPÂ Megawati Soekarnoputri terkait wacana mengubah pemilihan kepala daerah oleh DPRD. Sehingga yang disampaikannya bukan sikap dari partai, melainkan pandangannya sebagai individu.
"Sampai hari ini belum ada. Belum ada. Saya tidak bicara sebagai sikap partai, tapi saya bicara sebagai sikap saya pribadi," ujar Rano.
Prabowo Minta Kepala Daerah Kembali Dipilih DPRD
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto ingin adanya perubahan sistem politik dimana kepala daerah dipilih oleh DPRD. Menurutnya, dengan sistem ini bisa menghemat uang negara.
Hal ini disampaikan Prabowo Subianto saat pidato dalam HUT ke-60 Partai Golkar di Sentul Internasional Convention Center (SICC), Jawa Barat, Kamis malam (12/12/2024).
Turut hadir sejumlah ketua umum partai politik, termasuk Ketua DPR RI sekaligus Ketua DPP PDIP Puan Maharani.
"Ketua Umum Partai Golkar, salah satu partai besar, tadi menyampaikan perlu ada pemikiran memperbaiki sistem parpol. Apalagi ada Mbak Puan, kawan-kawan dari PDIP. Kawan-kawan partai-partai lain mari kita berpikir," kata Prabowo saat pidato.
Prabowo menilai, dengan sistem yang berjalan sekarang anggaran negara terkuras puluhan triliun.
"Apa sistem ini? Berapa puluh triliun habis dalam 1-2 hari, dari negara maupun dari tokoh-tokoh politik masing-masing, ya kan," ujar Prabowo.
Prabowo mencontohkan Malaysia, Singapura, India yang lebih efisien memakai anggaran lantaran hanya memilih anggota DPRD. Sedangkan DPRD itu nantinya memilih calon kepala daerah.
"Sekali milih anggota DPRD, DPRD itulah yang milih gubernur milih bupati. Efisien, enggak keluar duit, efisien, kayak kita kaya," ucapnya.
Prabowo menilai, jika ini diterapkan di Indonesia, maka anggaran negara bisa untuk memberi makan anak-anak, memperbaiki sekolah, hingga irigasi.
Prabowo lantas mengajak para ketua umum partai politik memikirkan hal ini dan segera mengambil keputusan.
"Ini sebetulnya banyak ketua umum ini. Sebetulnya bisa kita putuskan malam ini juga, bagaimana?" ucapnya disambut riuh hadirin.
"Kalau saya, jangan terlalu dengarkan konsultan-konsultan asing. Sekali lagi saya tidak mau mengajak, kita anti orang asing, tidak, tapi belum tentu mereka mikirin kita kok," pungkasnya.
Â
Reporter: Muhammad Genantan Saputra
Sumber: Merdeka.com
Advertisement