Liputan6.com, Jakarta Ideologi merupakan sistem gagasan dan keyakinan yang mendasari cara hidup suatu kelompok atau masyarakat. Secara umum, ideologi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu ideologi tertutup dan ideologi terbuka. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam mengenai ciri-ciri ideologi tertutup, pengertian, karakteristik, serta perbedaannya dengan ideologi terbuka.
Pengertian Ideologi Tertutup
Ideologi tertutup adalah suatu sistem pemikiran yang bersifat dogmatis, kaku, dan tidak menerima perubahan. Ideologi jenis ini memiliki pandangan dunia yang dianggap sebagai kebenaran mutlak dan tidak boleh dipertanyakan. Nilai-nilai dan cita-cita dalam ideologi tertutup biasanya berasal dari pemikiran individu atau kelompok tertentu yang kemudian dipaksakan kepada masyarakat.
Dalam ideologi tertutup, masyarakat dituntut untuk menerima dan mematuhi ajaran atau pandangan yang ditetapkan tanpa boleh mempertanyakan atau mengkritisinya. Ideologi ini cenderung bersifat totaliter, mengatur seluruh aspek kehidupan masyarakat, dan tidak mentolerir adanya perbedaan pendapat atau nilai-nilai lain di luar ideologi tersebut.
Beberapa karakteristik utama ideologi tertutup antara lain:
- Bersifat dogmatis dan tidak menerima kritik
- Menganggap ajarannya sebagai kebenaran mutlak
- Cenderung memaksakan nilai-nilainya kepada masyarakat
- Menolak perubahan dan perkembangan baru
- Mengatur seluruh aspek kehidupan masyarakat
Ideologi tertutup biasanya diterapkan oleh rezim-rezim otoriter atau totaliter untuk mempertahankan kekuasaan dan mengontrol masyarakat. Beberapa contoh ideologi tertutup yang pernah ada dalam sejarah antara lain fasisme di Italia dan Jerman, serta komunisme Stalinis di Uni Soviet.
Advertisement
Ciri-ciri Ideologi Tertutup
Untuk memahami lebih dalam mengenai ideologi tertutup, berikut ini adalah ciri-ciri utamanya:
1. Nilai dan Cita-cita Berasal dari Kelompok Tertentu
Dalam ideologi tertutup, nilai-nilai dan cita-cita yang dianut bukan berasal dari masyarakat luas, melainkan diciptakan oleh individu atau kelompok tertentu yang berkuasa. Nilai-nilai ini kemudian dipaksakan kepada seluruh masyarakat tanpa mempertimbangkan keragaman budaya dan pemikiran yang ada.
2. Bersifat Totaliter
Ideologi tertutup cenderung mengatur seluruh aspek kehidupan masyarakat, mulai dari politik, ekonomi, sosial, hingga budaya. Tidak ada ruang bagi masyarakat untuk memiliki pandangan atau cara hidup yang berbeda dari apa yang ditetapkan oleh ideologi tersebut.
3. Menuntut Kesetiaan Mutlak
Penganut ideologi tertutup dituntut untuk setia secara mutlak terhadap ajaran dan nilai-nilai yang ditetapkan. Tidak ada toleransi terhadap perbedaan pendapat atau kritik. Mereka yang dianggap tidak setia atau menentang ideologi dapat menghadapi konsekuensi serius.
4. Menolak Pluralisme
Ideologi tertutup tidak mengakui adanya keragaman pemikiran dan nilai-nilai dalam masyarakat. Mereka menganggap hanya ada satu kebenaran yaitu yang diajarkan oleh ideologi tersebut. Perbedaan pandangan dianggap sebagai ancaman yang harus dihilangkan.
5. Bersifat Dogmatis
Ajaran dalam ideologi tertutup dianggap sebagai kebenaran mutlak yang tidak boleh dipertanyakan. Tidak ada ruang untuk diskusi atau perdebatan mengenai nilai-nilai yang dianut. Masyarakat diharapkan menerima begitu saja tanpa sikap kritis.
Karakteristik Ideologi Tertutup
Selain ciri-ciri utama di atas, ideologi tertutup juga memiliki beberapa karakteristik khusus yang membedakannya dengan ideologi terbuka:
1. Kaku dan Tidak Fleksibel
Ideologi tertutup bersifat kaku dan tidak mampu beradaptasi dengan perubahan zaman. Nilai-nilai dan ajaran yang ditetapkan dianggap berlaku sepanjang masa tanpa perlu penyesuaian. Hal ini membuat ideologi tertutup sulit bertahan dalam jangka panjang di tengah dunia yang terus berubah.
2. Menguasai Informasi dan Pendidikan
Untuk mempertahankan kekuasaannya, penganut ideologi tertutup berusaha menguasai bidang informasi dan pendidikan. Mereka mengontrol arus informasi yang masuk ke masyarakat dan menentukan apa yang boleh dan tidak boleh dipelajari. Tujuannya adalah membentuk pola pikir masyarakat sesuai dengan ideologi yang dianut.
3. Menggunakan Kekerasan dan Intimidasi
Ideologi tertutup seringkali menggunakan kekerasan dan intimidasi untuk memaksakan nilai-nilainya kepada masyarakat. Mereka yang dianggap menentang atau mengkritik ideologi dapat menghadapi ancaman fisik maupun mental. Hal ini menciptakan suasana ketakutan dalam masyarakat.
4. Menolak Pengaruh Luar
Penganut ideologi tertutup berusaha menutup diri dari pengaruh luar yang dianggap dapat mengancam kemurnian ajaran mereka. Mereka membatasi interaksi dengan dunia luar dan menciptakan sistem tertutup di mana hanya nilai-nilai internal yang diakui.
5. Menciptakan Musuh Bersama
Untuk memperkuat kohesi internal, ideologi tertutup seringkali menciptakan "musuh bersama" baik nyata maupun imajiner. Hal ini bertujuan mengalihkan perhatian masyarakat dari masalah internal dan memperkuat rasa persatuan di antara penganut ideologi.
Advertisement
Perbedaan Ideologi Tertutup dan Ideologi Terbuka
Untuk memahami lebih jauh mengenai ideologi tertutup, penting untuk membandingkannya dengan ideologi terbuka. Berikut ini adalah beberapa perbedaan utama antara kedua jenis ideologi tersebut:
1. Sumber Nilai dan Cita-cita
Ideologi tertutup: Nilai dan cita-cita berasal dari individu atau kelompok tertentu yang berkuasa.
Ideologi terbuka: Nilai dan cita-cita digali dari kekayaan budaya, moral, dan rohani masyarakat itu sendiri.
2. Sikap terhadap Perubahan
Ideologi tertutup: Menolak perubahan dan perkembangan baru, bersifat kaku.
Ideologi terbuka: Terbuka terhadap perubahan dan mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman.
3. Toleransi terhadap Perbedaan
Ideologi tertutup: Menolak adanya perbedaan pandangan dan nilai-nilai lain.
Ideologi terbuka: Menghargai keragaman dan perbedaan pendapat dalam masyarakat.
4. Partisipasi Masyarakat
Ideologi tertutup: Masyarakat dituntut patuh tanpa boleh mempertanyakan.
Ideologi terbuka: Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengambilan keputusan.
5. Sifat Ajaran
Ideologi tertutup: Bersifat dogmatis dan dianggap sebagai kebenaran mutlak.
Ideologi terbuka: Terbuka terhadap kritik dan penyempurnaan.
Contoh Ideologi Tertutup dalam Sejarah
Untuk memahami lebih konkret mengenai ideologi tertutup, berikut ini adalah beberapa contoh penerapannya dalam sejarah:
1. Fasisme di Italia dan Jerman
Fasisme yang berkembang di Italia di bawah kepemimpinan Benito Mussolini dan di Jerman di bawah Adolf Hitler merupakan contoh klasik ideologi tertutup. Fasisme menganut paham ultranasionalisme dan otoritarianisme yang ekstrem. Mereka menolak demokrasi, menekan kebebasan individu, dan menggunakan kekerasan untuk memaksakan ideologinya.
2. Komunisme Stalinis di Uni Soviet
Di bawah kepemimpinan Joseph Stalin, Uni Soviet menerapkan versi komunisme yang sangat otoriter dan tertutup. Stalin melakukan kontrol ketat terhadap seluruh aspek kehidupan masyarakat, menekan perbedaan pendapat, dan melakukan pembersihan terhadap mereka yang dianggap musuh ideologi.
3. Korea Utara
Hingga saat ini, Korea Utara masih menerapkan ideologi tertutup yang dikenal sebagai Juche. Negara ini menutup diri dari pengaruh luar, mengontrol ketat informasi yang masuk, dan memaksakan pemujaan terhadap pemimpin. Masyarakat tidak memiliki kebebasan untuk mengekspresikan pandangan yang berbeda.
4. Kamboja di bawah Khmer Merah
Rezim Khmer Merah pimpinan Pol Pot yang berkuasa di Kamboja pada tahun 1975-1979 menerapkan ideologi komunis yang sangat ekstrem dan tertutup. Mereka berusaha menciptakan masyarakat agraris murni dengan menghapuskan seluruh pengaruh modern dan membunuh jutaan orang yang dianggap sebagai musuh revolusi.
Advertisement
Dampak Penerapan Ideologi Tertutup
Penerapan ideologi tertutup dalam suatu negara atau masyarakat dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, antara lain:
1. Pelanggaran Hak Asasi Manusia
Ideologi tertutup seringkali mengabaikan hak-hak dasar manusia seperti kebebasan berekspresi, kebebasan beragama, dan hak untuk berpartisipasi dalam pemerintahan. Mereka yang dianggap menentang ideologi dapat menghadapi penindasan dan persekusi.
2. Stagnasi Ekonomi dan Sosial
Karena menolak perubahan dan pengaruh luar, negara-negara dengan ideologi tertutup cenderung mengalami stagnasi dalam bidang ekonomi dan sosial. Mereka tertinggal dalam hal inovasi dan perkembangan teknologi.
3. Konflik dan Ketegangan Sosial
Penekanan terhadap perbedaan pendapat dapat menimbulkan ketegangan dan konflik dalam masyarakat. Kelompok-kelompok yang merasa tertindas mungkin melakukan perlawanan, yang dapat berujung pada kekerasan.
4. Isolasi Internasional
Negara-negara yang menganut ideologi tertutup cenderung terisolasi dari komunitas internasional. Hal ini dapat berdampak negatif terhadap hubungan diplomatik, perdagangan, dan kerjasama global.
5. Krisis Legitimasi
Seiring waktu, masyarakat mungkin mulai mempertanyakan legitimasi ideologi yang dipaksakan kepada mereka. Hal ini dapat mengarah pada krisis kepercayaan terhadap pemerintah dan sistem yang berlaku.
Mengapa Beberapa Negara Masih Menganut Ideologi Tertutup?
Meskipun memiliki banyak dampak negatif, beberapa negara masih menganut ideologi tertutup hingga saat ini. Beberapa alasan yang mungkin mendasari hal ini antara lain:
1. Mempertahankan Kekuasaan
Bagi para penguasa, ideologi tertutup merupakan cara efektif untuk mempertahankan kekuasaan. Dengan mengontrol informasi dan menekan perbedaan pendapat, mereka dapat meminimalisir ancaman terhadap posisi mereka.
2. Menjaga Stabilitas
Beberapa pihak berpendapat bahwa ideologi tertutup diperlukan untuk menjaga stabilitas negara, terutama di wilayah-wilayah yang memiliki potensi konflik tinggi.
3. Menolak Westernisasi
Beberapa negara menganggap ideologi tertutup sebagai cara untuk mempertahankan nilai-nilai tradisional dan menolak apa yang mereka anggap sebagai "westernisasi" atau pengaruh budaya Barat.
4. Ketakutan akan Perubahan
Bagi sebagian masyarakat, perubahan dapat menimbulkan ketakutan dan ketidakpastian. Ideologi tertutup memberikan rasa aman dengan menawarkan pandangan dunia yang tetap dan tidak berubah.
5. Warisan Sejarah
Beberapa negara mungkin masih menganut ideologi tertutup sebagai warisan dari masa lalu mereka, terutama jika ideologi tersebut telah mengakar kuat dalam struktur sosial dan politik.
Advertisement
Tantangan dalam Menghadapi Ideologi Tertutup
Menghadapi negara atau kelompok yang menganut ideologi tertutup bukanlah hal yang mudah. Beberapa tantangan yang sering dihadapi antara lain:
1. Resistensi terhadap Perubahan
Penganut ideologi tertutup cenderung sangat resisten terhadap perubahan. Upaya-upaya untuk membuka diri atau melakukan reformasi seringkali mendapat penolakan keras.
2. Kontrol Informasi
Negara-negara dengan ideologi tertutup biasanya memiliki kontrol ketat terhadap arus informasi. Hal ini menyulitkan upaya untuk memberikan perspektif alternatif kepada masyarakat.
3. Indoktrinasi Sistematis
Masyarakat yang telah lama hidup di bawah ideologi tertutup mungkin telah mengalami indoktrinasi sistematis. Mengubah pola pikir mereka membutuhkan waktu dan upaya yang tidak sedikit.
4. Ketakutan akan Sanksi
Banyak warga negara dengan ideologi tertutup mungkin takut mengekspresikan pandangan yang berbeda karena khawatir akan sanksi dari pemerintah.
5. Kompleksitas Geopolitik
Upaya untuk mendorong perubahan di negara-negara dengan ideologi tertutup seringkali terhambat oleh kompleksitas hubungan internasional dan kepentingan geopolitik berbagai pihak.
Kesimpulan
Ideologi tertutup merupakan sistem pemikiran yang bersifat dogmatis, kaku, dan menolak perubahan. Ciri-ciri utamanya antara lain bersifat totaliter, menuntut kesetiaan mutlak, menolak pluralisme, dan bersifat dogmatis. Berbeda dengan ideologi terbuka yang lebih fleksibel dan terbuka terhadap perkembangan zaman, ideologi tertutup cenderung memaksakan nilai-nilainya kepada masyarakat tanpa ruang untuk kritik atau perbedaan pendapat.
Meskipun masih diterapkan di beberapa negara, ideologi tertutup telah terbukti memiliki banyak dampak negatif seperti pelanggaran hak asasi manusia, stagnasi ekonomi dan sosial, serta isolasi internasional. Menghadapi ideologi tertutup merupakan tantangan besar yang membutuhkan pendekatan komprehensif dengan mempertimbangkan aspek politik, sosial, dan budaya.
Ke depannya, diperlukan upaya terus-menerus untuk mendorong keterbukaan, dialog, dan penghargaan terhadap keragaman sebagai langkah menuju masyarakat yang lebih demokratis dan inklusif. Pemahaman mendalam mengenai karakteristik ideologi tertutup dapat membantu kita mengembangkan strategi yang lebih efektif dalam menghadapi tantangan-tantangan tersebut.
Advertisement