Keluarga Pasien Kaki Gajah Alami Rasa Takut

"Iya, ini pikiran kemana-mana, saya takut karena ada ramai ramai di media nantinya ada tekanan atau `gimana-gimana` dari pihak rumah"

oleh Kusmiyati diperbarui 13 Des 2013, 18:00 WIB
Diterbitkan 13 Des 2013, 18:00 WIB
pasien-sakit-kaki-gajah-131213b.jpg
Dengan wajah lelah dan tubuh terkulai di lantai, Simun (55) setia mendampingi anaknya yang terbaring di tempat tidur Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).

Anak kedua Simun menderita penyakit kaki gajah sejak usia 14 tahun. Karena pemberitaan di media yang melibatkan Bambang dengan pihak rumah sakit membuatnya takut.

Saat ditemui Liputan6.com, Jumat (13/22/2013), ekspresi bingung dan gelisah terlihat di wajahnya. "Iya, ini pikiran kemana-mana, saya takut karena ada ramai ramai di media nantinya ada tekanan atau `gimana-gimana` dari pihak rumah sakit atau dokter yang merawat anak saya," kata suami Daru Arnasih ini.

Pria yang sehari-hari bekerja mendorong gerobak di sekitar Bekasi ini tidak menyangka sampai seperti ini.

"Ya kerjaan saya hanya dorong-dorong gerobak, kalau misalnya cari abu gosok ya ke saya. Saya tidak sangka sampai begini apalagi ada bu Rieke (pemeran oneng dan anggota DPR komisi IX) itu juga kaget banget dan sampai ke media," papar pria asal Pebayuran, Kabupaten Bekasi ini.

Berkali-kali ucapan rasa takut terucap dari bibir pria paruh baya ini. "Saya bicara aoa adanya, saya takut wajarkan kalau takut saya hanya manusia. Dan kondisinya seperti ini," ujar Simun.

Menurut Simun, Bambang merupakan anak yang spesial untuk dia dan istrinya. "Anak saya sekarang tinggal empat tadinya sembilan. Ya, mungkin karena kondisi saya serba kesulitan jadi Tuhan megambilnya. Bambang menderita tuna rungu tapi dia spesial walaupun tidak sekolah dia itu pintar dan rajin," katanya.

Sudah 19 tahun pria ini berupaya sebaik mungkin untuk kesembuhan anak keduanya. "Dia (Bambang) sudah 14 tahun sakiy itu tapi saya tidak tahu sakit apa. Karena kekurangan jadi paling kaya sembur sembur saja dari pengobatan alternatif. Kemudian ke puskesmas atau dokter desa tapi tidak ada hasil dan saya buntu," katanya menjelaskan.

Pada 2003 Bambang pun mendapat pencerahan dengan dirujuknya ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. "Awalnya kami membawanya ke RSUD Bekasi kemudian dirujuk ke sini dan kini menjalani perawatan disini," kata pendamping keluarga Bambang, Adit.

Simun hanya berharap Bambang segera sembuh dan tidak lagi ada penyakit di tubuhnya.

"Saya sudah pasrah, saya hanya ingin anak saya sehat dan segera dilakukan tindakan operasi," katanya.

Hal serupa juga diharapkan Rieke Diah Pitaloka. "Bambang itu berasal dari keluarga yang sangat miskin sehingga butuh sekali bantuan. Semoga Bambang cepat ditangani penyakitnya sampai sembuh," ujar Rieke.

Pihak rumah sakit mengatakan akan berupaya semaksimal mungkin menangani hal ini. "Kami melayani tidak pandang bulu, tidak akan menekan siapa pun karena itu ada di sumpah dokter. Kami berupaya maksimal mungkin untuk pasien -pasien kami. Kalau lama atau apa kan semua ada prosedurnya dan pasien di sini itu juga banyak," kata Kepala Humas RSCM, Lastin.

(Mia/Abd)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya