Liputan6.com, Jakarta Ada banyak jenis binatang yang hidup di bumi ini. Beberapa jenis binatang tersebut hidup berdampingan dengan manusia. Mereka bisa membantu pekerjaan sehari-hari atau menjadi salah satu bahan makanan.
Binatang-binatang yang dapat dimanfaatkan oleh manusia pun hanya beberapa saja, sisanya masuk dalam kategori hean yang dilindungi. Meski begitu, masih saja ada orang yang tak bertanggung jawab dengan memenafaatkan dan mengeksploitasi tenaga maupun jasa dari binatang yang sebenarnya dilindungi. Contohnya seperti gajah.
Advertisement
Baca Juga
Gajah dikenal sebagai hewan besar yang kuat. Hewan dengan gading dan belalai ini termasuk dalam kategori hewan yang dilindungi lantaran populasinya semakin menipis.
Namun sebuah fenomena miris terjadi di Sri Lanka. Seekor gajah tua memiliki tubuh yang kurus. Gajah itu dimanfaatkan sebagai penghibur di karnaval. Penampilannya yang miris tersebut tertutup kain sepanjang karnaval sehingga tak ada satupun penonton yang tahu.
Tikiri, Gajah Tua Bertubuh Kurus
Dilansir dari World of Buzz, oleh Liputan6.com, Kamis (15/8/2019) seekor gajah berusia 70 tahun bernama Tikiri dipaksa oleh majikannya untuk berjalan jauh setiap malam. Tikiri merupakan salah satu gajah yang turut dalam karnaval keagamaan di Sri Lanka.
Tikiri adalah gajah betina yang memiliki tubuh kurus. Bahkan tulang ditubuhnya dapat terlihat dengan jelas dan kulitnya yang kendur. Sayangnya penampakkan tersebut tak dilihat orang-orang selama karnaval lantaran Tikiri menggunakan kain penutup warna-warni.
This is Tikiiri, a 70 year old ailing female. She is one of the 60 elephants who must work in the service of the...
Posted by Save Elephant Foundation on Tuesday, 13 August 2019
Advertisement
Pendapat Organisasi Penyelamat Hewan
Seorang aktivis bernama Lek Chailert dari organisasi Save Ekephant Foundation dari Thailand mengatakan bahwa Tikiri merupakan salah satu dari 60 gajah yang ikut dalam karnaval keagmaan di Kandy, Sri Lanka.
Tikiri berjalan selama 10 hari berturut-turut ditengah keramaian orang-orang yang merayakan karnaval keagamaan tersebut. Ketika Tikiri berjalan lambat, semua orang mengira bahwa orang-orang disana akan diberkati.
“Tikiri bergabung dalam parade awal setiap malam hingga larut malam. Setiap malam selama sepuluh malam berturut-turut, di tengah-tengah kebisingan, kembang api, dan asap. Dia berjalan beberapa kilometer setiap malam sehingga orang-orang akan merasa diberkati selama upacara,” ucap Chailert dikutip dari World of Buzz.
Chailert juga menambahkan bahwa tak ada satupun oang yang dapat melihat kondisi tubuh miris Tikiri karena tertutup kain. Gajah itu lemah bahkan ia mengeluarkan air di matanya lantaran terluka oleh cahaya terang serta asap kembang api.
Respon Netizen
Berita ini kemudian menjadi perbincangan para netizen di media sosial setelah Save Ekephant Foundation mengunggah kisahnya di laman Facebook mereka. Sejak diunggah pada hari Selasa, 13 Agustus 2019 lalu postingan tersebut telah direspon sebanyak 2,1 ribu para pengguna dan beberap ameninggalkna komentar mereka.
“Aku benci apa yang terus kita lakukan pada makhluk agung yang indah ini,” tulis Michele Guyer.
“Pertama kali dalam hidupku melihat seekor gajah domestik yang kurus. Terlalu menyakitkan. Semoga dia mendapat bantuan segera. Anda membuatnya bekerja keras, Anda harus memberinya makan lebih baik,” timpal Danwiwat Pattra.
“Tolong, silakan coba dan bantu dia! Buka mata para orang-orang itu yang melakukannya. Tidak ada yang manusiawi!” imbuh Corne Terblanche.
Advertisement