Liputan6.com, Yogyakarta Leadership Development Djarum Beasiswa Plus 2019/2020 Batch 5 memasuki hari ketiga pada Selasa (18/02/2020) di Eastparc Hotel, Yogyakarta. Setelah memperoleh berbagai materi dasar kepemimpinan mulai dari Gritty Leadership di hari pertama dan Critical Writing serta Effective Oral Communication di hari kedua, para Beswan Djarum mendapatkan sesi Motivating & Inspiring Others yang menginspirasi bersama James Gwee.
James Gwee bukanlah nama yang asing dalam dunia training dan motivasi. Pria asal Singapura ini datang pertama kali ke Indonesia di tahun 1984, lalu kemudian mengawali profesinya sebagai seorang motivator sejak tahun 1994. Ia memiliki ciri khas tersendiri saat mengisi sebuah seminar atau training, yaitu selalu tampil penuh energi untuk memberikan motivasi kepada para audience.
Baca Juga
Lantas, apa saja sih ilmu tentang kepemimpinan yang berhasil didapatkan para peserta Leadership Development kali ini?
Advertisement
Mengajak Para Peserta untuk Full Tilt
James membuka sesi Motivating & Inspiring Others dalam pelatihan ini dengan penuh semangat untuk membangkitkan antusiasme para peserta. Dengan suara lantang, ia mengajak para peserta untuk berada dalam posisi Full Tilt.
“Sebelum saya membuka sesi motivasi hari ini, saya ingin Anda semua berada dalam posisi Full Tilt. Full Tilt!” ucapnya dengan lantang dan penuh semangat.
Full Tilt adalah momen saat seseorang berada dalam kondisi paling maksimal agar bisa menyerap berbagai hal yang dibagi dengan maksimal. James ingin para peserta memanfaatkan sesi ini dalam kondisi paling prima agar bisa memaksimalkan potensinya.
“Saya berjanji, sesi saya hari ini nggak akan terasa membosankan. Kalian akan semangat mendengarkan apa yang saya sampaikan, makin malam malah terasa makin menyenangkan,” ungkapnya dengan penuh rasa optimis yang disambut dengan tepuk tangan para peserta.
Motivator yang populer dengan julukan Indonesian Favourite Trainer ini membuktikan ucapannya. Sepanjang sesi, ia memberikan materi dengan penuh energi. Bahkan, James berlarian ke sana kemari untuk memberikan stiker kepada para peserta yang memberikan feedback atas apa yang disampaikan. Stiker ini merupakan reward yang dikumpulkan peserta untuk memperoleh poin. Kelompok peserta yang berhasil mengumpulkan stiker terbanyak akan mendapatkan CD ekslusif training dari sang motivator.
Advertisement
Membedah Konsep Kepemimpinan Lebih Jauh
James membedah lebih jauh tentang kriteria seorang pemimpin lewat tiga hal. Yang pertama adalah membuat visi, yaitu melihat potensi yang ada pada orang-orang atau lingkungan yang ada di sekitarnya. Selanjutnya, ia harus bisa mengkomunikasikan visi yang dimiliki kepada orang di sekitarnya. Komunikasi ini mengarah pada kemampuan untuk mentransfer apa yang ada dalam pikiran kepada orang lain hingga menghasilkan makna yang sama. Terakhir, seorang leader harus bisa memotivasi dan memberi semangat kepada yang lain.
Komunikasi menjadi hal yang penting untuk mencapai tujuan. Tapi, supaya komunikasi bisa berjalan dengan efektif, seorang leader harus mengetahui karakter diri dan orang yang dihadapi. Para peserta Leadership Development pun diberi kesempatan untuk menjalani Self Assessment Tipe Kepribadian untuk mencari tahu seperti apa karakter yang dimiliki.
Hasilnya adalah para peserta terbagi menjadi empat tipe kepribadian yaitu Dominant, Influence, Steady, dan Compliance atau yang juga dikenal sebagai DISC. Dominant adalah mereka yang memiliki sifat to the point, membuat keputusan dengan cepat, suka diberi target, dan bereaksi cepat.
Tipe Influence memiliki karakter pembawaan ceria, optimis, selalu aktif, punya kemampuan komunikasi yang baik, dan selalu berpikir positif. Steady mengarah pada mereka yang suka berempati dengan orang lain dan suka bekerja sama. Terakhir, Compliant adalah mereka yang tertib dan cenderung menuruti peraturan.
Dengan mengetahui tipe kepribadian, James menekankan bahwa seorang leader harus bisa saling berkolaborasi untuk mencapai tujuan. Kolaborasi berarti bekerja sama untuk saling mengisi kelebihan dan kekurangan satu sama lain.
“Seorang pemimpin tidak hadir untuk dirinya sendiri. Pemimpin adalah orang yang mau berkorban untuk orang lain. Leadership intinya adalah melayani supaya berdampak untuk banyak orang,” terang James Gwee di sela sesi latihannya.
James juga mengupas tentang karakter Gritty Leadership. Salah satu poin penting yang dibahasnya adalah tentang kerja keras. Ia menyampaikan bahwa orang yang rajin lebih dihargai dibandingkan dengan orang yang berbakat.
“Semua orang sukses itu bekerja keras untuk meraih apa yang ingin dicapainya, dan bekerja lebih keras lagi untuk menjadi lebih sukses,” tegas James.
Sesi Motivating and Inspiring Others ini nggak hanya diisi dengan penjelasan materi dari James saja. Para peserta juga diajak bermain berbagai games seru yang mengajarkan poin tentang kepemimpinan. Di akhir sesi, James mengajak para peserta bergandengan tangan membentuk lingkaran untuk menyanyikan lagu yang membangkitkan semangat mereka, yaitu One Moment in Time dari Whitney Houston.
Penutup Pelatihan Hari Ketiga
Sesi Motivating & Inspiring Others bersama James Gwee menjadi penutup yang manis Leadership Development Djarum Beasiswa Plus di hari ketiga. Sebelum sesi ini, para peserta terlebih dulu menjalani Project Presentation yang menjadi tugas besar selama sesi pelatihan berlangsung.
Sesi Project Presentation ini adalah implementasi dari pelatihan yang sudah diperoleh oleh para peserta. Dalam Project Presentation ini, mereka yang sudah dibagi menjadi delapan kelompok bermain peran menjadi Staf Khusus Kepresidenan untuk memecahkan masalah demi mencapai visi dan misi dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Margareta Astaman dan Riko Anggara menjadi dewan juri dalam sesi kali ini. Menurut Margareta Astaman, Project Presentation yang menjadi agenda dalam Leadership Development ini memiliki tujuan membentuk karakter dasar seorang leader.
“Kalau dari aku begini, nggak mungkin dalam waktu 4 jam atau satu hari sekalipun seseorang bisa langsung jadi public speaker atau jadi penulis yang wow gitu. Tapi buatku goals-nya mereka mulai sesuatu yang lepas dari kebiasaan mereka. dari yang tadinya mereka nggak pernah nulis, mereka nulis. dari yang tadinya mereka nggak berani ngomong di depan mereka hari ini harus ngomong di depan. Dan mudah-mudahan ketika mereka mulai mereka mendapatkan pengalaman yang entah penasaran lalu mereka coba lagi, entah ketagihan lalu mereka coba lagi,” ungkap perempuan yang akrab disapa Margie tersebut.
Menurut Margie, proses menulis dan presentasi kelompok ini juga merupakan implementasi dari sikap kepemimpinan.
“Berapa kali aku menekankan ke mereka, 'Kalau Pak Jokowi nanti pikirnya kayak gimana, Pak Jokowi maunya denger apa. Karena pada saat mereka proses menulis itu, mereka sedang mempraktikkan sedikit praktik kepemimpinan. Yaitu di mana mereka harus bisa berempati dan mendengarkan orang yang mereka pimpin. Itu juga yang terjadi saat mereka menulis, mereka harus bisa mendengarkan audiens mereka, pembaca mereka, dan bisa memenuhi kebutuhan si pembaca itu. Jadi sebenarnya kaitannya di situ,” pungkasnya.
Penulis: Wuri Anggarini
Advertisement