5 Zat Penyebab Eutrofikasi yang Membahayakan Biota Air

Beberapa zat penyebab eutrofikasi ini harus diperhatikan, agar tidak memperparah pencemaran lingkungan.

oleh Fakhriyan Ardyanto diperbarui 22 Jun 2020, 18:10 WIB
Diterbitkan 22 Jun 2020, 18:10 WIB
Danau di Australia Berubah Warna
Seekor bebek berenang di danau yang berubah warna menjadi pink di Westgate Park, Melbourne, Australia, Senin (4/3). Westgate Park memiliki alga yang tumbuh di dasar sungai yang membentuk pigmen warna merah atau beta karoten. (William WEST/AFP)

Liputan6.com, Jakarta Zat penyebab eutrofikasi sebenarnya cenderung dihasilakan oleh manusia. Mengapa demikian? Sebab zat penyebab eutrofikasi ini timbul karena kebiasaan manusia yang tidak ramah terhadap lingkungan. Adanya emisi nutrisi dari industri,  menjadi salah satu penyebab utama eutrofikasi. Emisi tersebut juga bisa berasal dari detergen, pupuk pertanian, limbah manusia, serta limbah peternakan. 

Eutrofikasi sebenarnya merupakan proses pengayaan nutrisi dan bahan organik dalam air atau pencemaran air yang disebabkan munculnya nutrisi dengan jumlah berlebihan ke dalam ekosistem perairan. Air dapat dikatakan tercemar apabila ada pengaruh atau kontaminasi zat organik maupun anorganik ke dalam air. Ada yang diuntungkan karena dapat menyuburkan, namun ada juga organisme yang dirugikan.

Adanya zat eutrofikasi yang mengandung unsur harafoslor dan nitrogen, akan sangat berguna dalam merangsang pertumbuhan fitoplankton atau alga, serta sangat baik dalam meningkatkan produktivitas perairan. Namun sebaliknya, ketika zat eutrofikasi tersebut terlalu berlebihan maka akan memicu timbulnya blooming algae, yang justru dapat merugikan kehidupan organisme yang ada di perairan terdampak.

Lalu apa saja sebenarnya zat penyebab eutrofikasi tersebut? Di bawah ini Liputan6.com telah merangkum informasi mengenai zat penyebab eutrofikasi dari lipi.go.id, Senin (22/6/2020).

1. Zat dari Limbah Detergen

Mata uang detergen 1
Foto: Business Insider

Zat penyebab eutrofikasi yang pertama yaitu detergen. Kandungan detergen yaitu senyawa phosphate, dimana senyawa tersebut merupakan salah satu penyebab pencemaran air terbesar. Hampir sebesar 42% dari penyakit manusia dan hewan bahkan disebabkan oleh jenis senyawa phosphate ini. Menurut Prof Narinder K. Kauschik, Professor Emeritus dari environmental biology di Canadian University of Guelph menyatakan, jika masalah utama eutrofikasi pada ekosistem air adalah adanya senyawa phosphate.

Seperti yang telah diketahui bersama, jika eutrofikasi merupakan sebuah kondisi dimana pesatnya pertumbuhan tanaman enceng gondok serta ganggang. Dan apabila kondisi ini dibiarkan, maka seluruh permukaan sungai atau rawa akan berpotensi untuk tertutup jenis tanaman ini. Lalu, ketika seluruh permukaan sungai dan rawa tertutup oleh tanaman tersebut, maka akan menimbulkan dampak negatif yang dirasakan oleh biota air dibawahnya.

Sebab, karena adanya eutrofikasi maka akan menghambat sirkulasi oksigen dan sinar matahari. Dan, dengan pertumbuhan ganggang yang sangat pesat maka akan meningkatkan unsur hara yang ada di dalamnya. Dampak teburuk yang sangat mungkin terjadi, yaitu kondisi ini dapat menyebabkan biota di dalamnya mati hingga timbulnya kepunahan massal.

2. Zat dari Sisa Sampah

Ilustrasi Sampah
Ilustrasi sampah (dok. Pixabay.com/Putu Elmira)

Sampah sendiri sangat;lah beragam jenis dan sumbernya. Dan ketika jenis sampah tersebut memiliki bahan berbahaya di dalamnya, maka akan meningkatkan timbulnya eutrofikasi. Hal tersebut sangat mungkin ditimbulkan ketika jenis sampah tersebut misalnya sampah bekas bahan kimia berbahaya, seperti detergen. Dan ketika sampah berbahaya tersebut dibiarkan bertahun-tahun mengendap, maka akan menyebabkan dampak negatif pada makhluk hidup yang ada di bawahnya.

Hal ini menunjukkan, bahwa sangat besar dampak dari kebiasaan buruk manusia yang membuang sampah sembarangan. Bahkan kebiasaan ini sudah sering dilakukan secara turun temurun. Sehingga bukan tidak mungkin jika sumber air bersih kedepannya dapat semakin menipis. Maka dari itu, biasakan membuang sampah pada tempatnya.

3. Zat dari Limbah Peternakan

Denmark
Peternakan Sapi Perah Penghasil Susu Organik di Denmark (Foto: Aditya Eka Prawira/Liputan6.com)

Zat penyebab eutrofikasi yang mungkin kurang diperhatikan oleh masyarakat, bisa timbul dari adanya kotoran ternak. Kotoran ternak memiliki kandungan bahan kimia yang mungkin sangat beragam. Sehingga, bisa saja kandungan kotoran ternak tersebut akan menjadi zat penyebab eutrofikasi. Selain itu, sisa-sida dari makanan ternak yang langsung dilakukan pembuangan tanpa adanya proses pengolahan khusus, dapat memperbesar risiko timbulnya eutrofikasi.

Oleh karena itu, wajib bagi para peternak untuk mulai menyediakan alat yang diperlukan untuk melakukan pengolahan khusus dalam mengatasi limbah yang berasal dari peternakan, baik itu kotoran atau sisa makanan ternak. Selain untuk mencegah eutrofikasi, tentunya agar sumber air bersih tetap dapat terjaga dengan baik.

4. Zat dari Limbah Pertanian

Ilustrasi Pestisida (iStock)
Ilustrasi Pestisida (iStock)

Selain dari limbah yang dihasilkan peternakan, adanya limbah pertanian yang tidak mengalami proses lebih lanjut juga menjadi salah satu penyebab eutrofikasi. Sebabnya, limbah pertanian ini disebabkan oleh kandungan pestisida dan pupuk kimia yang biasanya digunakan oleh pelaku pertanian dalam kaitannya untuk pemeliharaan tanaman.

Padahal kandungan pestisida dan pupuk kimia ini, sangat tinggi risikonya dalam mencemari sumber air dan menjadi penyebab eutrofikasi yang cukup parah. Maka dari itu, selalu usahakan mengolah limbah pada pertanian ini sebelum mulai membuangnya ke lingkungan.

5. Zat dari Limbah Pabrik

20160916-Akibat Limbah Pabrik, 'Sungai Darah' Pun Muncul di Rusia-Rusia
Genangan air di sekitar tepi sungai Daldykan berwarna merah darah akibat tercemar di Krasnoyarsk, Rusia, 8 September 2016. Sungai itu berubah menjadi merah karena tumpahan nikel yang hanyut dari pabrik nikel terbesar di dunia, Norilsk Nickel (AFP PHOTO)

Dan salah satu zat penyebab eutrofikasi yang sering ditemui justru sering ditemui dari limbah pabrik yang masih kurang memperhatikan mengenai pengolahan limbahnya. Padahal, pembuangan limbah pabrik tanpa dilakukannya penjerniham, selain menyebabkan eutrofikasi, juga dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Bahkan, dampak dari zat limbah pabrik tersebut bisa berbahaya juga bagi kesehatan manusia.

Maka dari itu, selain zat penyebab eutrofikasi yang memang sangat berbahaya bagi biota air, berbagai zat tersebut juga sangat berbahaya bagi kehidupan manusia. Jadi, sudah kewajiban manusia selalu menjaga lingkungan agar tidak menimbulkan dampak negatif bagi semua makhluk hidup di Bumi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya