Faktor Pendorong Integrasi Sosial Internal dan Eksternal, Pahami Penghambatnya

Faktor pendorong integrasi sosial dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.

oleh Husnul Abdi diperbarui 10 Sep 2021, 16:30 WIB
Diterbitkan 10 Sep 2021, 16:30 WIB
Integrasi Sosial
Integrasi Sosial. Credit: unsplash.com/Jacek

Liputan6.com, Jakarta Faktor pendorong integrasi sosial perlu dipahami setiap orang. Pasalnya, integrasi sosial merupakan istilah yang identik dengan penyatuan. Hal ini merupakan lawan dari konflik atau perpecahan yang tentunya membawa banyak dampak negatif.

Integrasi adalah pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat. Sementara itu, sosial memiliki makna berkenaan dengan masyarakat. Jadi, integrasi sosial adalah pembauran hingga menjadi kesatuan utuh yang bulat pada masyarakat.

Faktor pendorong integrasi sosial dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Begitu pula dengan faktor penghambatnya. Kamu harus memahaminya agar integrasi sosial dalam masyarakat dapat terwujud.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (10/9/2021) tentang faktor pendorong integrasi sosial.

Pengertian Integrasi Sosial

Pengertian Integrasi Sosial
Ilustrasi Kebersamaan Credit: pexels.com/Mike

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, pengertian integrasi sosial adalah pembauran hingga menjadi kesatuan utuh yang bulat pada masyarakat. Hal ini tentunya perlu dikenali sebelum memahami faktor pendorong integrasi sosial.

Pada setiap masyarakat akan selalu ada gesekan antarindividu atau kelompok yang berbeda yang kemudian memicu terjadinya gejala sosial, perubahan sosial, atau bahkan konflik. Hal ini bisa teratasi jika terjadi proses integrasi yang berjalan dengan baik untuk menyatukan kembali individu atau kelompok yang berbeda tersebut. Faktor pendorong integrasi sosial tentunya menjadi perlu kamu pahami.

Pengertian integrasi sosial menurut para ahli

- Gillin. Pengertian integrasi sosial ialah fenomena sosial yang terjadi karena adanya proses sosial, terutama mengenai perbedaan unsur budaya, emosional, perilaku, dan keinginan yang akhirnya menimbulkan aspek masalah sosial sehingga dengan menyadari hal ini masyarakat akan melakukan proses perdamaian yang dikenal dengan integrasi.

- Soerjono Soekanto. Pengertian integrasi sosial adalah satu di antara bentuk proses sosial yang dilakukan oleh berbagai pihak di dalam mengatasi permasalahan dalam kehidupan masyarakat. Permasalahan ini bisa dilatarbelakangi dengan adanya kekerasan, konflik sosial, dan juga ancaman dari pihak lain atau kelompok lain.

- Hendropuspito. Pengertian integrasi sosial adalah kesatuan masyarakat yang akhirnya membuat setiap arti masyarakat menjadi satu dalam visi dan misi.

- Paul B.Horton. Pengertian integrasi sosial adalah serangkaian proses sosial dan interaksi sosial terhadap semua kelompok etnis dan ras yang dapat bersatu sehingga menunjang kehidupan ekonomi dan budaya.

Faktor Pendorong Integrasi Sosial

Ilustrasi masyarakat Jepang
Ilustrasi (AFP)

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, faktor pendorong integrasi sosial dibagi menjadi dua yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor pendorong integrasi sosial ini perlu kamu pahami.

Berikut penjelasan faktor pendorong integrasi sosial:

Faktor Internal

- Adanya sikap saling menghargai dan toleransi antarindividu dan kelompok.

- Adanya sikap terbuka terhadap perubahan.

- Adanya kesadaran bahwa manusia sebagai makhluk sosial akan selalu membutuhkan orang lain.

- Terjadinya kontak dengan kebudayaan lain secara intensif.

Faktor Eksternal

- Adanya pertambahan populasi penduduk yang heterogen/beragam.

- Adanya sistem pendidikan yang maju.

- Adanya sistem masyarakat yang terbuka dengan budaya asing.

- Adanya musuh dari luar kelompok yang harus dihadapi bersama.

Itulah beberapa faktor pendorong integrasi sosial internal dan eksternal yang perlu dipahami.

Faktor Penghambat Integrasi Sosial

Selain faktor pendorong integrasi sosial, kamu juga perlu mengenali faktor penghambatnya. Berikut faktor penghambat integrasi sosial:

Faktor Internal

- Adanya sikap individu atau kelompok yang masih sangat tradisional.

- Adanya ikatan sosial yang rendah antarindividu dan kelompok.

- Adanya sikap curiga dan prasangka terhadap kelompok lain.

- Adanya sifat primordial, yakni merasa kebudayaan sendiri lebih baik dari kebudayaan lainnya.

Faktor eksternal

- Adanya kesenjangan sosial yang memunculkan kecemburuan sosial antarkelompok.

- Adanya ketidakmerataan pembangunan.

- Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat.

- Adanya sistem masyarakat yang tertutup dengan budaya asing.

Bentuk-Bentuk Integrasi Sosial

Ilustrasi masyarakat Jepang
Ilustrasi masyarakat. (AFP)

Integrasi Normatif

Integrasi normatif merupakan integrasi yang terbentuk akibat adanya norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Contohnya semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang dapat memersatukan masyarakat Indonesia yang memiliki latar belakang yang berbeda-beda.

Integrasi Fungsional

Integrasi fungsional merupakan bentuk integrasi yang terciptnya karena adanya fungsi-fungsi tertentu dalam masyarakat. Contohnya, daerah Aceh terkenal dengan pertanian kopinya, sementara daerah Jawa Barat terkenal dengan perkebunan tehnya. Dua daerah tersebut saling membutuhkan satu sama lain sehingga dua daerah tersebut berintegrasi berdasarkan kelebihan atau fungsi daerah masing-masing.

Integrasi Koersif

Integrasi koersif merupakan bentuk integrasi yang tercipta berdasarkan kekuasaan yang dimiliki oleh penguasa. Dalam integrasi ini, penguasa menggunakan cara paksa dalam melakukan integrasi. Contohnya adalah penerbitan undang-undang yang mengharuskan setiap individu untuk menghargai hak asasi individu yang lain.

Syarat-Syarat Integrasi Sosial

Menurut pendapat yang dikemukakan oleh William F. Ogburn dan Mayer Nimkoff, syarat berhasilnya dari suatu integrasi sosial ialah sebagai berikut:

1. Anggota masyarakat berhasil mengisi kebutuhan di antara mereka. Artinya, kebutuhan fisik dan sosial mereka terpenuhi oleh sistem sosial. Dengan terpenuhinya kebutuhan tersebut membuat tiap anggota masyarakat saling menjaga keterikatan satu dengan yang lain.

2. Norma-norma serta nilai sosial tersebut berlaku cukup lama, tidak mudah berubah, serta dijalankan secara konsisten oleh seluruh anggota masyarakat.

3. Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan bersama, di mana membahas norma dan nilai-nilai sosial yang dilestarikan serta dijadikan pedoman dalam hal-hal yang dilarang menurut kebudayaan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya