Pahami 5 Perbedaan Reseller dan Dropshipper Sebelum Mulai Bisnis

Bagi anda yang baru ingin membuat bisnis terutama bisnis online, wajib mengetahui perbedaan reseller dan dropshipper.

oleh Ayu Rifka Sitoresmi diperbarui 03 Des 2021, 16:00 WIB
Diterbitkan 03 Des 2021, 16:00 WIB
5 Perbedaan Reseller dan Dropshipper Sebelum Mulai Bisnis, Wajib Tau
Ilustrasi Online Shop Credit: unsplash.com/BrookeLark

Liputan6.com, Jakarta Perbedaan reseller dan dropshipper penting untuk diketahui sebelum anda memulai bisnis. Dropshipper dan reseller merupakan istilah yang sering digunakan dalam dunia bisnis jual beli online.

Dropshipper merupakan sebuah teknik pemasaran online yang dilakukan dengan menjadi perantara supplier dan pembeli. Sedangkan, reseller adalah teknik pemasaran online yang dilakukan dengan menyimpan stok barang dagang.

Meskipun memiliki perbedaan reseller dan dropshipper, namun keduanya sama-sama menguntungkan. Tak hanya itu, keuntungan selanjutnya saat menjadi reseller dan dropshipper yaitu dapat dikerjakan kapanpun dan bisa menjadikan dua pekerjaan tersebut pekerjaan freelance.

Untuk lebih rinci, berikut ini ulasan mengenai perbedaan reseller dan dropshipper serta cara menjadi keduanya yang telah diranngkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Jum’at (3/12/2021).

Perbedaan Reseller dan Dropshipper

5 Perbedaan Reseller dan Dropshipper Sebelum Mulai Bisnis, Wajib Tau
Ilustrasi Bisnis Online Credit: pexels.com/Piacquadio

Berikut ini perbedaan reseller dan dropshiper yang wajib anda ketahui sebelum memulai bisnis, diantaranya:

1. Cara Kerjanya

Perbedaan reseller dan dropship bisa dilihat dari cara kerja mereka. Reseller itu bisa dibilang mirip-mirip dengan pedagang. Mereka harus lebih dulu membeli barang sebelum menjualnya ke konsumen. Reseller memperoleh barang dari supplier atau distributor. Setelah mendapatkan barang dengan jumlah tertentu, baru reseller menjualnya. Beda lagi dengan dropshipper. Cara kerja dropship adalah menawarkan barang ke konsumen lebih dulu, setelah itu jika mendapatkan pesanan nantinya diteruskan ke supplier atau distributor. Kemudian supplier atau distributor yang terima order mengirimkan barang ke konsumen.

2. Modal

Perbedaan reseller dan dropshipper yang selanjutnya dari segi modal. Jumlah modal yang dikeluarkan antara dropshipper dan reseller jauh berbeda. Sebab hanya menjadi perantara, dropshipper tak memerlukan modal untuk menghasilkan penjualan. Dropshipper cukup memasarkan dan mengopernya pada produsen saat ada pembeli. Sedangkan, reseller harus mengeluarkan modal cukup besar. Hal ini, karena reseller membeli produk ataupun barang dari produsen baru memasarkannya.

3. Keuntungan

Perbedaan reseller dan dropshipper juga terlihat pada keuntungan yang didapat. Reseller cenderung mendapatkan keuntungan lebih banyak dari pada dropshipper. Hal ini, disebabkan karena reseller mendapatkan produk yang harganya jauh lebih terjangkau. Namun, untuk mendapatkan harga produk yang terjangkau tersebut reseller tentu harus membeli produk dalam jumlah besar.

4. Risiko

Dropshipper dan reseller memiliki risiko yang jauh berbeda. Reseller mempunyai tingkat kerugian lebih tinggi dari pada dropshipper. Hal ini, disebabkan karena reseller mengeluarkan modal besar untuk membeli barang dan menyimpan stok. Ketika penjualan tak mencapai target, risiko kerugian akan sangat tinggi. Sedangkan dropshipper, tak memiliki risiko kerugian karena tak mengeluarkan modal.

5. Pelayanan ke konsumen

Perbedaan reseller dan dropship juga terlihat dalam cara memberikan pelayanan ke konsumen. Jika reseller, begitu terima pesanan akan melakukan pengemasan dan mengirim barangnya sendiri. Jadi, biaya pengemasan dan pengiriman menjadi tanggungannya. Sementara itu, jika menjadi dropshipper, Anda hanya menyampaikan pesanan kepada supplier. Urusan pengemasan dan pengiriman menjadi tanggungan supplier. Dengan begitu, anda tidak perlu memikirkan biaya pengemasan dan pengiriman.

Cara Menjadi Reseller

5 Perbedaan Reseller dan Dropshipper Sebelum Mulai Bisnis, Wajib Tau
Ilustrasi Belanja Online Credit: freepik.com

Berikut ini ada beberapa cara menjadi reseller dalam bisnis online, yaitu:

1. Tentukan Produk yang Akan Dijual

Sebelum memulai bisnis dengan menjadi reseller online, cobalah cari tahu produk seperti apa yang ingin Anda jual. Baik itu pakaian, make up, automotif, atau aksesoris. Jangan lupa untuk menentukan siapa yang menjadi target pasar agar proses penjualan produk jelas. Usahakan produk yang dijual sesuai dengan permintaan pasar. Agar proses pemasaran produk lebih mudah, Anda perlu tahu mengenai seluk beluk dari produk yang dijual. Ketika suatu saat konsumen menanyakan detail dari produk yang dijual, Anda dapat menjelaskannya dengan baik dan lengkap.

2. Tetapkan Harga yang Terjangkau

Selanjutnya adalah menentukan harga jual per produk. Penetapan harga jual harus sesuai dengan keadaan ekonomi masyarakat Indonesia. Juallah produk dengan harga yang terjangkau. Hindari menjual dengan harga yang terlalu mahal. Memang harga jual yang rendah tidak memberikan keuntungan yang optimal. Namun, cara ini lebih baik untuk mempercepat laju perputaran barang dan pendapatan. Dengan begitu, bisnis Anda terus berjalan.

3. Kenali Kompetitor

Posisi kompetitor tentu dapat membahayakan posisi Anda sebagai reseller online. Tidak dapat dimungkiri, semakin banyak reseller, semakin ketat pula persaingan. Akibatnya, proses perputaran barang semakin lambat. Apalagi jika pesaing memonopoli harga barang. Di mana harga yang ditetapkan pesaing jauh lebih murah dibandingkan harga yang Anda tetapkan. Lain halnya jika sudah memiliki pelanggan tetap. Proses perputaran barang tidak terkena dampak yang siginifikan. Selain persaingan harga, Anda dan kompetitor juga akan bersaing di sektor kualitas produk maupun dalam hal pelayanan bisnis online.

4. Gunakan Teknik Pemasaran yang Sesuai

Cara selanjutnya ialah menetapkan teknik atau strategi pemasaran yang tepat. Adapun metode pemasaran yang tepat untuk menjajakan bisnis online ialah melalui media sosial, media cetak (majalah, koran, atau surat kabar), ataupun media elektronik (televisi dan radio). Pilih metode mana yang paling cocok untuk produk yang Anda jual.

5. Promosi di Media Sosial

Promosi di media sosial menjadi salah satu dari teknik pemasaran paling ampuh dalam bisnis online. Metode promosi biasanya dilakukan melalui akun media sosial, misalnya Facebook dan Instagram. Anda juga dapat mencoba media sosial lainnya, seperti Twitter, blog, ataupun online marketplace. Cara promosi di media sosial juga sangat mudah, yaitu dengan membuat akun khusus untuk bisnis online, posting foto, dan testimoni. Testimoni berguna sebagai tanda bukti atas transaksi penjualan yang berfungsi untuk menambah kredibilitas Anda sebagai reseller online.

6. Berikan Promo Menarik Kepada Pembeli

Jadilah reseller online yang sedikit royal. Artinya, jangan enggan untuk memberikan promo menarik kepada para konsumen. Pengadaan promo juga tidak perlu terlalu sering. Cukup dalam event tertentu saja. Misalnya, anniversary bisnis online atau perayaan hari-hari besar di Indonesia. Pemberian promo menarik dipercaya ampuh untuk memanggil para konsumen untuk membeli produk yang Anda jual.

Cara Menjadi Dropshipper

5 Perbedaan Reseller dan Dropshipper Sebelum Mulai Bisnis, Wajib Tau
Ilustrasi belanja online (Foto: Lazada Indonesia)

Berikut ini ada beberapa cara menjadi dropshipper bagi pemula, yaitu:

1. Menentukan Produk yang Ingin Anda Jual

Anda harus mencari tahu produk apa yang kira-kira ingin Anda jual. Sebelumnya, Anda juga harus tau siapa pembeli yang akan Anda targetkan. Caranya, untuk memulai bisnis ini, pilihlah produk yang sedang menjadi tren. Hal ini, karena produk yang sedang tren sudah memiliki pasarnya sendiri. Dengan kata lain, kemungkinan besar produk yang Anda jual akan lebih laku.

2. Menentukan Supplier yang Berkualitas

Supaya pembeli tidak kecewa, Anda sebaiknya memilih supplier yang memang berkomitmen menjaga kualitas produknya. Jika tidak, pembeli yang menerima produk tidak berkualitas tentu tidak akan melakukan repeat buying.

3. Menyesuaikan Harga Jual

Salah satu cara untuk memulai bisnis dropshipper adalah menjual produk dengan harga sedikit di bawah pasaran. Hal tersebut cukup berpengaruh bagi pembeli yang ingin membeli dalam partai besar. Namun, Anda juga perlu memperhitungkan persentase keuntungan sehingga bisnis Anda juga bisa menjadi bisnis yang sehat.

4. Membuat Toko

Setelah menentukan produk yang ingin dijual, memilih supplier, dan menentukan harga, langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah membuat toko. Di era digital saat ini, membuat toko secara online adalah pilihan terbaik. Selain karena tidak membutuhkan modal, toko online juga dapat menjangkau pasar yang lebih luas dibandingkan dengan toko offline. Anda bisa menggunakan sosial media Instagram dan Facebook, serta beberapa platform marketplace.

5. Membuat Promosi

Promosi merupakan strategi bisnis yang harus dilakukan oleh seorang dropshipper. Promosi bisa Anda lakukan dengan membuat potongan harga dari beberapa produk yang Anda jual. Selain itu, Anda juga bisa memanfaatkan layanan gratis ongkir yang sekarang sudah banyak disediakan platform marketplace.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya