Liputan6.com, Jakarta Covid-19 hingga kini masih menjadi masalah utama kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Pertama kali muncul pada awal 2020 lalu, seluruh pemerintah di berbagai negara terus mengupayakan penanganan virus ini.
Sejumlah peraturan baru pun diberlakukan. Mulai dari aturan perjalanan ke luar negeri, wajib vaksin, pembatasan sosial di tempat umum hingga wajib mengenakan masker berstandar.
Advertisement
Baca Juga
Berbicara soal masker, beberapa aturan pemerintah meminta warga untuk memakai masker medis atau memakai masker ganda. Hal ini tentunya untuk menghindari terinfeksi Covid-19. Namun masker bisa dilepas saat sedang makan di tempat umum.
Daripada harus lepas pasang masker ketika makan, negara ini menciptakan masker khusus untuk hidung sehingga bisa memudahkan penggunanya makan. Bentuknya yang unik, banyak orang yang mempertanyakan fungsi masker tersebut.
Korea Selatan Ciptakan Masker Hidung
Saat ini masker memang sudah menjadi kebutuhan penting bagi setiap orang. Bahkan ketika makan di restoran, masker juga tidak boleh tertinggal.
Alih-alih menyimpan masker di tempat aman dan bersih, beberapa orang kerap kali hanya menurunkan masker ke dagu. Padahal tindakan tersebut memiliki risiko infeksi virus.
Untuk menciptakan kenyamanan dan keamanan saat makan, perusahaan asal Korea Selatan bernama Atman, merancang sebuah masker model baru yang dapat melindungi dari Covid-19. Masker tersebut bernama ‘Kosk’ yang merupakan kombinasi dari kata ‘Ko’ dalam bahasa Korea yang artinya hidung dan masker.
Advertisement
Bisa Tetap Dipakai saat Makan
진짜로 나와버린 코스크 pic.twitter.com/p58WrYGFLe
— 무슨 일이 일어나고 있나요? (@museun_happen) January 29, 2022
Sekilas, Kosk terlihat seperti masker pada umumnya. Perbedaannya baru terlihat saat digunakan untuk makan. Bagian sisi penutup mulut dapat dilipat, sehingga menyisakan tutupan hanya untuk hidung.
Menurut keterangan Atman, masker ini diciptakan agar masyarakat dapat terlindungi dari Covid-19 yang dapat ditularkan melalui udara saat makan dan minum. Terlebih lagi varian Omicron yang menurut studi menyerang di saluran pernapasan atas. Namun sayangnya ide tersebut sempat menuai pro dan kontra meski laku terjual.
Mennurut Professor Catherine Bennet, Ketua Epidemiologi di Institut Transformasi Kesehatan Deakin menilai desain masker Kosk merupakan ide yang aneh. Namun lebih baik daripada tidak memakai sama sekali.
Kosk dinilai hanya menghentikan masalah orang-orang yang meletakkan masker sembarangan di tempat umum. Tetapi ini juga akan menciptakan masalah baru bagi orang-orang yang tidak ingat untuk menutup mulut mereka kembali setelah makan.