5 Penyebab Pembuluh Darah Pecah, Awas Bisa Fatal

Simak penyebab pembuluh darah pecah yang wajib diketahui dan waspadai.

oleh Bimo Bagas Basworo diperbarui 11 Jul 2022, 09:40 WIB
Diterbitkan 11 Jul 2022, 09:40 WIB
pembuluh darah (Sumber: Pixabay)
pembuluh darah (Sumber: Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta Pembuluh darah adalah salah satu bagian penting dari sistem peredaran darah tubuh manusia. Pembuluh darah adalah organ yang bertugas untuk mengirimkan darah ke seluruh tubuh manusia. Dengan demikian, organ-organ serta jaringan tubuh kita bisa mendapatkan suplai oksigen serta nutrisi yang dibutuhkan.

Mengutip dari situs web Healthline, ketika pembuluh darah pecah, ada sedikit darah yang keluar dari pembuluh ke dalam tubuh. Darah yang keluar bisa terlihat tepat di bawah permukaan kulit. Darah yang muncul tersebut bisa nampak seperti bintik-bintik kecil yang disebut sebagai petechiae, ataupun berbentuk bercak yang lebih besar berwarna keunguan yang disebut purpura.

Ada beberapa hal yang bisa menjadi penyebab pembuluh darah pecah. Mayoritas kasus pembuluh darah pecah disebabkan oleh kecelakaan. Pembuluh darah pecah bisa menyebabkan lebam. Akan tetapi, pembuluh darah pecah juga bisa menjadi gejala dari beberapa kondisi medis lain yang lebih serius. Oleh karena itu, penting untuk memahami penyebab pembuluh darah pecah dan mewaspadainya.

Berikut ini beberapa penyebab pembuluh darah pecah yang dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin (11/7/2022).

Penyebab Pembuluh Darah Pecah

Hipertensi
Ilustrasi kontrol tekanan darah. Credits: pexels.com by Pavel Danilyuk

1. Hipertensi

Penyebab pembuluh darah pecah yang pertama adalah hipertensi. Mengutip dari situs Mayoclinic, hipertensi adalah suatu kondisi yang sering terjadi, yaitu ketika tekanan darah yang diterima oleh pembuluh darah terlalu kuat dan dalam jangka waktu yang panjang. Hipertensi dapat merusak dinding pembuluh darah dan menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk sakit jantung.

Ada berbagai hal yang bisa menyebabkan hipertensi. Pertama adalah umur, ras, dan keturunan. Selain itu, obesitas, kelebihan berat badan, kurang olah raga juga bisa menyebabkan hipertensi. Hipertensi juga bisa disebabkan oleh gaya hidup seperti terlalu banyak mengkonsumsi sodium, tembakau, alkohol, dan kurangnya asupan potasium. Di samping itu, stres dan juga kondisi kronis lainnya juga bisa menyebabkan hipertensi.

Hipertensi bisa menyebabkan berbagai masalah medis yang serius, termasuk aneurisma. Aneurisma adalah pembengkakan pembuluh darah yang terjadi akibat pelemahan dinding pembuluh darah. Pembuluh darah yang bengkak ini dapat sewaktu-waktu pecah dan menyebabkan pendarahan dalam tubuh. Pendarahan dalam tubuh yang disebabkan oleh aneurisma dapat bersifat fatal.

Penyebab Pembuluh Darah Pecah

pembuluh darah (Sumber: Pixabay)
pembuluh darah (Sumber: Pixabay)

2. Vaskulitis

Penyebab pembuluh darah pecah yang berikutnya adalah vaskulitis. Mengutip dari sumber yang sama, vaskulitis adalah peradangan yang terjadi di pembuluh darah manusia. Peradangan tersebut dapat menyebabkan dinding pembuluh darah menjadi tebal, membuat saluran darah di pembuluh darah tersebut menyempit. Hal ini bisa menyebabkan kerusakan organ dan jaringan tubuh manusia.

Vaskulitis dapat menyerang satu organ maupun beberapa organ sekaligus. Kondisi ini bisa terjadi dalam jangka waktu pendek maupun panjang dan bisa menyerang siapa saja. Penyebab pasti dari vaskulitis belum diketahui, akan tetapi beberapa kondisi medis seperti infeksi, kanker darah, penyakit kekebalan tubuh, serta reaksi terhadap obat-obatan tertentu diduga dapat menyebabkan vaskulitis. Hal-hal seperti umur, keturunan, pengobatan, infeksi, gaya hidup, kelainan sistem kekebalan tubuh, dan jenis kelamin juga mempengaruhi resiko vaskulitis.

Gejala vaskulitis meliputi demam, sakit kepala, rasa letih, penurunan berat badan, serta rasa sakit dan nyeri di badan. Vaskulitis dapat menyebabkan berbagai komplikasi yang serius seperti infeksi, kebutaan, dan kerusakan organ. Selain itu, vaskulitis juga bisa menyebabkan aneurisma atau pembengkakan pembuluh darah dan bisa menyebabkan pembuluh darah pecah.

Penyebab Pembuluh Darah Pecah

pembuluh darah
pembuluh darah (Sumber: Pixabay)

3. Aterosklerosis

Penyebab pembuluh darah pecah yang ketiga ialah aterosklerosis. Mengutip dari situs Healthline, arterosklerosis ialah kondisi penyempitan pembuluh darah karena munculnya plak-plak di pembuluh darah. Plak pada pembuluh darah tersebut terbentuk dari endapan lemak, kolesterol, serta kalsium.

Aterosklerosis disebabkan oleh tingginya kadar kolesterol dalam tubuh, pola makan yang tidak sehat, serta penuaan. Gejala Aterosklerosis meliputi rasa sakit pada bagian dada, kaki, lengan dan bagian-bagian tubuh lainnya yang terdapat penyumbatan pembuluh darah; nafas yang pendek; rasa letih; kebingungan; kehilangan kemampuan motorik dan sensorik pada salah satu sisi tubuh, serta lemahnya otot kaki.

Aterosklerosis dapat menyebabkan beberapa jaringan tubuh kekurangan suplai darah dan oksigen. Bagian-bagian plak di pembuluh darah juga bisa menyebabkan penyumbatan pembuluh darah. Ateroklerosis bisa menyebabkan serangan jantung, gagal jantung, dan stroke. Aterosklerosis juga bisa membuat pembuluh darah menjadi semakin lemah dan meningkatkan resiko pecahnya pembuluh darah.

Penyebab Pembuluh Darah Pecah

Apa yang Terjadi Jika Pembuluh Darah Mata Pecah?
Bukan hanya pembuluh darah pada otak atau jantung saja yang bisa pecah, melainkan pembuluh darah pada mata pun bisa mengalami kepecahan

4. Pendarahan Subkonjungtiva

Penyebab pembuluh darah pecah yang keempat ialah pendarahan subkonjungtiva. Mengutip dari situs Clevelandclinic, pendarahan subkonjungtiva ialah kondisi rusaknya pembuluh darah di permukaan mata. Konjungtiva ialah selaput bening yang melapisi bagian dalam kelopak mata serta bagian putih mata. Di bawah konjungtiva terdapat banyak pembuluh darah yang mudah pecah. Bila pembuluh darah tersebut pecah, darah bisa bocor ke bawah konjungtiva dan menyebabkan sebagian dari bagian putih bola mata menjadi merah terang.

Mayoritas kasus pendarahan subkonjungtiva tidak diketahui penyebabnya. Akan tetapi, hal-hal seperti batuk, bersin, muntah, cedera di kepala atau mata, mengucek mata terlalu keras, menggunakan lensa kontak, hingga penggunaan obat-obatan seperti obat kanker dapat menyebabkan pendarahan subkonjungtiva. Selain itu, penyakit seperti diabetes, hipertensi, serta pembekuan darah juga dapat meningkatkan resiko terjadinya pendarahan subkonjungtiva.

Mayoritas kasus pendarahan subkonjungtiva tidaklah berbahaya. Pendarahan subkonjungtiva juga tidak membutuhkan perawatan khusus. Biasanya, pembuluh darah akan sembuh dalam jangka waktu 2 minggu. Bila pecahnya pembuluh darah menyebabkan iritasi, anda bisa menggunakan tetes mata untuk meredakannya. Apa bila pembuluh darah pecah di mata anda sering terjadi ataupun ada rasa sakit yang menyertainya, akan lebih baik bila anda segera menghubungi dokter karena bisa menjadi gejala permasalahan medis lainnya.

Penyebab Pembuluh Darah Pecah

Ilustrasi Penanganan Pecah Pembuluh Darah Otak Tanpa Pembedahan/dok. Unsplash Robina
Ilustrasi Penanganan Pecah Pembuluh Darah Otak Tanpa Pembedahan/dok. Unsplash Robina

5. Hemofilia

Penyebab pembuluh darah pecah yang terakhir ialah hemofilia. Hemofilia adalah sebuah kelainan yang langka. Mengutip dari situs Mayoclinic, hemofilia terjadi ketika darah tidak memiliki kandungan protein yang mencukupi yang membuat darah sulit untuk mengental.

Mayoritas kasus hemofilia disebabkan oleh faktor keturunan. Akan tetapi, seseorang juga dapat menderita hemofilia ketika sistem kekebalan tubuhnya menyerang faktor koagulasi 8 dan 9 di dalam darah. Hal ini dapat disebabkan oleh kehamilan, penyakin autoimun, kanker, multiple-sclerosis, dan reaksi obat-obatan.

Hemofilia menyebabkan sulitnya menghentikan pendarahan pada tubuh penderita karena darah sulit untuk mengental. Bila pendarahan terjadi di dalam tubuh penderita, hal ini bisa menjadi permasalahan yang serius dan dapat bersifat fatal. Selain itu, hemofilia juga bisa menyebabkan infeksi seperti Hepatitis C. Selain itu, hemofilia juga bisa menyebabkan pecahnya pembuluh darah di otak.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya