Liputan6.com, Jakarta Melansir dari Mayo Clinic, jerawat merupakan salah satu kondisi kulit yang terjadi ketika folikel rambut tersumbat oleh minyak dan sel kulit mati. Kondisi seperti ini disebabkan oleh propionibacterium acnes, salah satu bakteri penyebab jerawat yang memicu munculnya whiteheads, komedo atau jerawat. Jerawat yang paling umum, terjadi di kalangan remaja, meskipun itu mempengaruhi orang-orang dari segala usia.
Melansir dari laman Medical News Today, Propionibacterium acnes atau Cutibacterium acnes adalah bakteri penyebab jerawat yang hidup di kulit wajah, serta memiliki pengaruh yang besar terhadap infeksi jerawat di kulit manusia. Dalam penelitian juga menunjukkan tingkat keparahan dan frekuensi jerawat sangat bergantung pada strain bakteri.Â
Namun perlu diketahui bahwa tidak semua bakteri penyebab jerawat, dapat memicu munculnya jerawat. Selain jerawat yang biasanya timbul di wajah, pada rahang, leher, dada, serta punggung atas juga bisa muncul jerawat. Ini karena area sekitar wajah, leher punggung dan dada, adalah kelenjar sebaceous yang paling padat.Â
Advertisement
Berikut ini bakteri penyebab jerawat yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (6/9/2022).Â
Bakteri Penyebab Jerawat
Jerawat disebabkan ketika pori-pori atau folikel rambut tersumbat oleh minyak yang diproduksi secara alami oleh tubuh dalam melumasi kulit juga rambut, sel kulit mati, hingga bakteri. Bakteri secara spesifik ikut terlibat dalam patogenesis jerawat adalah Cutibacterium acnes.
Jerawat pada umumnya tersebar di wajah, rahang, leher, dada, hingga punggung atas, karena di mana kelenjar sebaceous paling padat. Adapun penyebab utama munculnya jerawat adalah bakteri. Mengutip dari laman Medical News Today, kulit manusia yang memiliki pori, akan terhubung secara langsung ke kelenjar minyak di bawah kulit. Folikel juga berperan dalam menghubungkan kelenjar ke pori-pori.
Kelenjar dapat menghasilkan cairan yang berminyak, dan umumnya disebut sebum. Sebum dapat membawa sel kulit mati melalui folikel ke permukaan kulit, selanjutnya akan tumbuh rambut kecil yang muncul melalui folikel dari kulit. Jika folikel ikut tersumbat, maka minyak akan menumpuk di bawah kulit, dan menyebabkan timbulnya jerawat.Â
Sel kulit, sebum, dan rambut juga bisa menggumpal menjadi satu. Sumbat ini bisa terinfeksi oleh bakteri, dan mengakibatkan pembengkakan, sehingga jerawat akan mulai berkembang ketika sumbat mulai rusak. Propionibacterium acnes merupakan nama bakteri penyebab jerawat yang hidup di kulit serta memiliki pernanan terhadap infeksi jerawat di kulit manusia. Dalam sebuah penelitian, dapat menunjukka tingkat keparahan dan frekuensi jerawat akan sangat bergantung pada strain bakteri.Â
Advertisement
Bakteri Cutibacterium Acnes
Melansir dari healthmatch, Apa pun yang menjadi penyebab produksi sebum secara berlebihan, dapat memicu jerawat pada area kelenjar sebaceous. Salah satu contohnya adalah, pubertas, atau yang mengarah kepada peningkatan kemungkinan pori-pori tersumbat.Â
Oleh sebab itu, perlu diketahui tentang salah satu bakteri penyebab jerawat Cutibacterium acnes.
Melansir dari sumber yang sama, Cutibacterium acnes (C. acnes) merupakan bakteri yang paling kuat terkait dengan penyebab jerawat atau yang sebelumnya disebut propionibacterium acnes.
- C. acnes umumnya tidak berbahaya, serta mengalami pertumbuhan yang lambat, dan aerotoleran (artinya dapat bertahan hidup dengan adanya oksigen), anaerob (berarti tumbuh subur di lingkungan tanpa oksigen), serta bakteri gram positif.
- C. acnes juga merupakan komensal pada kulit, yang berarti bahwa bakteri ini biasanya hidup di kulit dalam kondisi sehat dan tidak membahayakan atau menyebabkan penyakit. Faktanya, dengan keberadaan bakteri penyebab jerawat C. acnes, bersama dengan bakteri kulit komensal tertentu lainnya, dapat memastikan kulit tetap sehat.
- C. acnes juga sangat penting untuk membantu homeostasis kulit, serta mencegah organisme berbahaya untuk menetap di kulit Anda. Sayangnya, hal ini juga terlibat dalam menyebabkan jerawat di lingkungan tertentu, biasanya dengan adanya sebum yang berlebihan. Karena C. acnes adalah komensal pada kulit Anda, itu tidak menular dari orang ke orang yang menularkan penyakit.
Peran bakteri C. acnes dalam menyebabkan jerawat menjadi sangat kompleks, serta memiliki kemungkinan melibatkan beberapa proses patologis dan faktor yang berkontribusi. adanya gangguan mikrobiota kulit normal dapat menyebabkan pertumbuhan menjadi berlebih dari jenis C. acnes tertentu yang mungkin menyebabkan jerawat.
Ketika pori-pori tersumbat oleh sel kulit mati dan sebum, maka hal ini menciptakan lingkungan yang menguntungkan bagi C. acnes untuk bisa berkembang. Bakteri berkembang biak dan mulai mengiritasi lapisan pori atau folikel rambut, menyebabkan kemerahan dan peradangan. Whiteheads dan papula di mana bakteri C. acnes telah berkembang biak dapat berubah menjadi pustula dan kista yang lebih dalam atau lebih besar. Perlu diketahui bahwa jerawat tidak menular, serta bakteri C. acnes tidak menularkan penyakit.Â
Â
Gejala Munculnya Jerawat
Adapun gejala yang timbul karena bakteri penyebab jerawat jenis Cutibacterium acnes adalah:
- Jerawat biasa
- Whiteheads (pori-pori tersumbat tertutup)
- Komedo (pori-pori tersumbat terbuka)
- Benjolan kecil berwarna merah dan lunak (papula)
- Jerawat (pustula), yaitu papula dengan nanah di ujungnya
- Benjolan besar, padat, nyeri di bawah kulit (nodul)
- Benjolan berisi nanah yang menyakitkan di bawah kulit (lesi kistik)
Biasanya jerawat ini muncul di wajah, dahi, dada, punggung atas dan bahu.
Â
Advertisement
Pengobatan terhadap Bakteri Penyebab Jerawat
Melansir dari healthmatch, terdapat beragam pilihan perawatan untuk jerawat adalah:
a. Benzoil peroksida
Benzoil adalah salah satu pengobatan topikal yang dapat membunuh bakteri penyebab jerawat C. acnes. Pengobatan ini sering digunakan bersama dengan tretinoin topikal, yang membantu mengangkat sel kulit mati serta membuka pori-pori untuk membuat bakteri C. acnes lebih rentan terhadap pengobatan.
b. Antibiotik topikal
Pengobatan antibiotik ini biasa diresepkan termasuk klindamisin dan eritromisin. Antibiotik topikal secara efektif, hanya membunuh jerawat ringan. Namun untuk jerawat yang sedang hingga parah, antibiotik oral mungkin diperlukan.
c. Antibiotik oral
Antibiotik oral umum digunakan dalam melakukan pengobatan jerawat, salah satunya adalah doksisiklin, eritromisin, tetrasiklin, dan trimetoprim/sulfametoksazol. Antibiotik oral juga bisa bersamaan digunakan dengan tretinoin topikal.