Holistik Adalah Cara Pandang yang Menyeluruh, Ketahui Pengertiannya dalam Pendidikan

Holistik adalah cara pandang yang menyeluruh atau secara keseluruhan sebagai satu kesatuan.

oleh Husnul Abdi diperbarui 29 Des 2022, 12:05 WIB
Diterbitkan 29 Des 2022, 12:05 WIB
[Bintang] Pendidikan
Ilustrasi pendidikan. Foto: via everydayfeminism.com

Liputan6.com, Jakarta Holistik adalah istilah yang mungkin belum begitu dipahami oleh kebanyakan orang. Istilah ini memang cukup jarang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Makanya, tidak semua orang memahami makna dari istilah bahasa Indonesia ini.

Holistik adalah istilah yang berkaitan dengan sesuatu yang dipandang secara utuh sebagai satu kesatuan. Sesuatu ini lebih daripada sekadar kumpulan bagian saja. Istilah holistik ini digunakan dalam berbagai bidang.

Holistik adalah  cara pandang yang menyeluruh atau secara keseluruhan sebagai satu kesatuan. Istilah ini merupakan pikiran secara menyeluruh yang berusaha menyatukan beraneka lapisan kaidah serta pengalaman yang lebih dari sekadar mengartikan manusia secara sempit.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (29/12/2022) tentang holistik.


Mengenal Holistik

Holistik adalah
Pendidikan. (Sumber Foto: lawteched.com)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), holistik adalah holistis, yaitu berhubungan dengan sistem keseluruhan sebagai suatu kesatuan lebih daripada sekadar kumpulan bagian. Holistik adalah istilah yang juga berkaitan dengan holisme yaitu cara pendekatan terhadap suatu masalah atau gejala, dengan memandang masalah atau gejala itu sebagai kesatuan yang utuh.

Melansir osf.io, holistik adalah kata yang berasal dari holisme. Holisme diambil dari bahasa Yunani “holos” yang berarti semua atau keseluruhan. Menurut J.C. Smuts, holisme atau holistik adalah sebuah kecenderungan alam untuk membentuk sesuatu yang utuh sehingga sesuatu tersebut lebih besar daripada sekadar gabungan-gabungan bagian hasil evolusi. Dari kata holisme, holistik diartikan sebagai cara pandang yang menyeluruh atau secara keseluruhan.

Holistik adalah sebuah istilah yang berasal dari bahasa Inggris dari akar kata “whole”, yang berarti keseluruhan. Di samping itu, holistik adalah istilah yang juga diambil dari kata dasar heal (penyembuhan) dan health (kesehatan).

Secara etimologis, holistik memiliki akar kata yang sama dengan istilah whole (keseluruhan). Secara makna, holistik adalah istilah yang dapat diartikan sebagai pemikiran secara menyeluruh dan berusaha menyatukan beraneka lapisan kaidah serta pengalaman yang lebih dari sekadar mengartikan manusia secara sempit.


Pengertian Pendidikan Holistik

Pengertian Pendidikan Holistik
Pengertian Pendidikan Holistik (dok.unsplash)

Mengutip osf.io, pendidikan holistik adalah suatu filsafat pendidikan yang berangkat dari pemikiran bahwa pada dasarnya seorang individu dapat menemukan identitas, makna, dan tujuan hidup melalui hubungannya dengan masyarakat, lingkungan, dan nilai-nilai kemanusiaan seperti kasih sayang dan perdamaian.

Pengertian pendidikan holistik menurut para ahli

Menurut para ahli, pengertian pendidikan holistik adalah sebagai berikut:

- Jeremy Henzell-Thomas

Pendidikan holistik adalah suatu upaya membangun secara utuh dan seimbang pada setiap murid dalam seluruh aspek pembelajaran, yang mencakup spiritual, moral, imajinatif, intelektual, budaya, estetika, emosi dan fisik yang mengarahkan seluruh aspek-aspek tersebut ke arah pencapaian sebuah kesadaran tentang hubungannya dengan Tuhan yang merupakan tujuan akhir dari semua kehidupan di dunia.

- Muchlas Samani

Pendidikan holistik adalah suatu pendidikan yang utuh dan juga suatu sistem yang digunakan untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh individu.

- Miller, dkk.

Pendidikan holistik adalah pendidikan yang mengembangkan seluruh potensi siswa secara harmonis (terpadu dan seimbang), meliputi potensi intelektual (intellectual), emosional (emotional), phisik (physical), sosial (sosial), estetika (aesthetic), dan spiritual.


Pengertian Pendidikan Holistik Menurut Para Ahli

Menghukum dengan Mendidik
Ilustrasi Anak dan Orangtua Credit: pexels.com/pixabay

- Illeris

Pendidikan holistik dapat dilihat dalam tiga kesatuan dimensi yang utuh dan tidak boleh dipisahkan, karena antara yang satu dengan lainnya saling berkaitan. Ketiga dimensi tersebut yaitu dimensi isi, dimensi insentif, dan dimensi interaksi. Dimensi isi berkaitan dengan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Pendidikan hendaknya mampu memberikan pengetahuan, sikap, sekaligus keterampilan sesuai dengan apa yang dibutuhkan siswa dan masyarakat.

- Nanik Rubiyanto dan Dany Haryanto

Pendidikan holistik adalah pendidikan yang bertujuan memberi kebebasan siswa didik untuk mengembangkan diri tidak saja secara intelektual, tapi juga memfasilitasi perkembangan jiwa dan raga secara keseluruhan sehingga tercipta manusia Indonesia yang berkarakter kuat yang mampu mengangkat harkat bangsa. Mewujudkan manusia merdeka seperti ungkapan Ki Hadjar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional, “Manusia utuh merdeka yaitu manusia yang hidupnya lahir atau batin tidak tergantung kepada orang lain, akan tetapi bersandar atas kekuatan sendiri.

- Amie Primarni

Konsep pendidikan holistik yang digagas Amie, bersifat integrated, atau tidak mendikotomi antara ilmu yang satu dengan yang lainnya. Namun untuk mengintegrasikan antara ilmu yang satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan akhir dari pendidikan yaitu peningkatan iman, ilmu, dan amal untuk dapat menjalankan peran sebagai khalifah di muka bumi.

- Ron Miller

Pendidikan holistik adalah filsafat pendidikan yang didasarkan pada anggapan bahwa setiap orang dapat menemukan identitas, makna, dan tujuan dalam hidup melalui hubungan dengan masyarakat, alam, dan untuk nilai-nilai kemanusiaan seperti kasih sayang dan perdamaian.

Sementara itu, para tokoh Humanis dari Swiss, yaitu Johan Pestalizzi, Emerson, Maria Montessori dan Rudolf Stainer, menjelaskan bahwa pendidikan harus mencakup penanman moral, emosional, fisik, psikologis, agama, serta dimensi perkembangan intelektual peserta didikan secara utuh. Mereka melanjutkan bahwa sudah bukan waktunya lagi pendidikan terkotak-kotak, sepenggal-sepenggal , bukan lagi waktunya pendidikan berfokus pada salah satu ranah, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik dalam membentuk peserta didik.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya