Liputan6.com, Jakarta Tawakal merupakan istilah yang erat kaitannya dengan bagaimana seorang umat percaya dan berserah kepada kehendak Allah SWT. Dalam Islam, Tawakal adalah ajaran utama yang di ajarkan dan ditanamkan dalam diri seorang muslim. Tawakal adalah memasrahkan diri kepada kuasa Allah Yang Maha Besar.
Baca Juga
Advertisement
Meskipun memiliki arti berserah diri, namun tawakal bukanlah sikap pasrah tanpa melakukan usaha atau upaya sama sekali. Tawakal adalah mempercayakan diri dan urusan yang sudah kita kerjakan dengan sebaik mungkin, hanya kepada Allah SWT. dengan tujuan untuk mendapat kemashlawaran dan menghilangkan kemudharatan.
Merupakan salah satu perkara yang diwajibkan dalam Islam, Tawakal atau berserah diri kepada Allah SWT, dilakukan setelah seorang muslim telah melakukan ikhtiar atau usaha secara maksimal dan bersungguh-sungguh. Sehingga tidak dibenarkan jika seorang muslim menyerahkan segala urusan kepada Allah SWT, tanpa berusaha semaksimal mungkin terlebih dahulu.
Lebih lengkapnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber pada Senin (16/1/2023). Konsep Tawakal dalam Islam, dalil-dalil tentang Tawakal, manfaat bertawakal kepada Allah SWT dan tingkatannya.
Konsep Tawakal Dalam Islam
Tawakal adalah ajaran utama Islam. Banyaknya ayat Al Quran dan hadis yang membicarakan tentang tawakal, hal ini menandakan bahwa Tawakal penting untuk dipahami. Juga, tidak ada buku yang ditulis oleh para sarjana Muslim dari masa lalu hingga hari ini tentang Akhlak (Etiket), sebuah aspek penting dalam Islam, yang tidak memuat bab tentang tawakal .
Salah satu bukti pentingnya tawakal dalam Islam adalah kenyataan bahwa Allah SWT menurunkannya sebagai jalan menuju cinta-Nya dan yang menjunjungnya secara konsisten adalah hamba-hamba-Nya yang tercinta. Dimana Allah menyukai orang-orang yang dapat dipercaya.
إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُتَوَكِّلِينَ …..
… Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya. (Al Quran Surah Ali Imran : 159)
Nilai Tawakal Dalam Islam
1. Pertama, pemahaman tawakal yang tepat tidak hanya didasarkan pada gagasan ketergantungan, tetapi juga pada pengakuan manusia sebagai ciptaan Tuhan yang tidak sempurna yang secara alami akan membatasi kemampuannya untuk mengatasi tantangan hidup sendirian tanpa Tuhan.
Ini adalah pengakuan bahwa manusia masih bisa gagal meskipun berusaha semaksimal mungkin untuk tujuan hidup dan oleh karena itu, mereka harus mengandalkan dukungan Tuhan. Untuk itu, sebagai manusia, kita harus berusaha untuk mempererat hubungan kita dengan Tuhan melalui ibadah dan tidak membiarkan usaha hidup melalaikan kewajiban bertakwa kepada-Nya.
Ibadah Merupakan Bagian Dari Tawakal Kepada Allah dalam Islam
Ketika berhasil dalam hidup, manusia juga tidak boleh jatuh ke dalam kesombongan berpikir bahwa keberhasilan dicapai dengan usaha pribadi mereka hanya seperti yang dicontohkan dalam kisah Nabi Sulaiman sebagai berikut:
قَالَ ٱلَّذِى عِندَهُۥ عِلْمٌ مِّنَ ٱلْكِتَٰبِ أَنَا۠ ءَاتِيكَ بِهِۦ قَبْلَ أَن يَرْتَدَّ إِلَيْكَ طَرْفُكَ ۚ فَلَمَّا رَءَاهُ مُسْتَقِرًّا عِندَهُۥ قَالَ هَٰذَا مِن فَضْلِ رَبِّى لِيَبْلُوَنِىٓ ءَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ ۖ وَمَن شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِۦ ۖ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّى غَنِىٌّ كَرِيمٌ
Dia berkata, Ini dari karunia Tuhanku, agar Dia mengujiku apakah aku bersyukur atau kufur. Dan barang siapa yang bersyukur, dia bersyukur hanya untuk dirinya sendiri. Dermawan. “Ini atas karunia Tuhanku untuk mengujiku apakah aku bersyukur atau kufur. Dan barangsiapa yang bersyukur, itu hanya untuk kebaikannya sendiri. Tetapi barangsiapa yang tidak bersyukur, sesungguhnya Tuhanku Maha Mencukupi lagi Maha Pemurah” (Al Quran Surah An Naml : 40)
Ini berbeda dengan Qarun:
قَالَ إِنَّمَآ أُوتِيتُهُۥ عَلَىٰ عِلْمٍ عِندِىٓ ۚ أَوَلَمْ يَعْلَمْ أَنَّ ٱللَّهَ قَدْ أَهْلَكَ مِن قَبْلِهِۦ مِنَ ٱلْقُرُونِ مَنْ هُوَ أَشَدُّ مِنْهُ قُوَّةً وَأَكْثَرُ جَمْعًا ۚ وَلَا يُسْـَٔلُ عَن ذُنُوبِهِمُ ٱلْمُجْرِمُونَ
Dia berkata, "Saya hanya diberikan karena ilmu yang saya miliki." Apakah dia tidak tahu bahwa Allah telah menghancurkan sebelum dia generasi orang-orang yang lebih besar dari dia dalam kekuasaan dan lebih besar dalam akumulasi kekayaan? (Al Quran Surah Al Qasa : 78)
2. Kedua, tawakal bukan berarti hanya mengandalkan kehendak Allah saja. Bisa juga berarti menghormati dan mematuhi hukum sebab-akibat yang diciptakan Tuhan sendiri di alam semesta karena kehendak Tuhan tidak terjadi secara magis. Meskipun hal gaib dan mujizat bukanlah hal yang mustahil bagi Allah, kehendak-Nya pertama-tama diwujudkan melalui hukum sebab-akibat dan usaha hamba-hamba-Nya.
Usahakan dulu sebelum Tawakal. Berusaha diperlukan untuk mencapai tujuan hidup karena tawakal dalam Islam merupakan ketergantungan pada hukum kausalitas yang diciptakan oleh Allah.
Advertisement
Tingkatan Tawakkul
Ada beberapa tingkatan Tawakal yang dapat kita pahami dengan mudah dan akan kita bahas di bawah ini:
1. Tingkat pertama Tawakal adalah Tauhid yang menjadi dasar Tawakal. Kita harus yakin bahwa Allah SWT adalah sebaik-baik Pemelihara dan Dia Maha Mengetahui, Dia Maha Mampu dan cukup untuk bersandar. Segala sesuatu bisa terjadi atau terjadi hanya dengan Kehendak dan Petunjuk-Nya.
2. Tingkat kedua adalah percaya bahwa setiap hal memiliki sebab atau sarana. Beberapa orang berhenti menggunakan sarana ini karena ketidaktahuan mereka dan berpikir bahwa ini adalah ketergantungan kepada Allah SWT. Mereka menunggu Allah (SWT) untuk menurunkan bekal mereka, memberi mereka makan dan mengurus urusan dan urusan mereka sementara mereka tidak melakukan apa-apa. Kita tidak boleh berpuas diri atau tidak aktif; kita harus melakukan semua yang tersedia bagi kita untuk mencapai tujuan. Kita harus percaya kepada Allah tetapi dengan itu, kita harus melakukan sesuatu sendiri untuk menjalani hidup.
3. Tingkat ketiga adalah tetap teguh dalam mengandalkan Allah saja. Sesungguhnya, ketergantungan seseorang kepada Allah tidak dapat terpenuhi sampai seseorang bergantung hanya kepada-Nya.
4. Tingkatan keempat adalah bergantung kepada Allah dengan sepenuh hati dan merasakan ketenangan ketika melakukannya, sehingga tidak merasa bingung dengan rezekinya.
5. Tingkat tawakal tertinggi, yang harus kita semua tuju, tentu saja, adalah menyadari bahwa unsur ketergantungan kepada Allah adalah mempercayakan segala urusan kepada-Nya secara sukarela, tanpa merasa terpaksa melakukannya.
Manfaat Tawakal
Adapun manfaat Tawakal beberapa di antaranya adalah :
1. Tidak peduli kesulitan atau kemalangan apa pun yang menimpa seseorang, itu akan diterima tanpa panik dan hati akan tetap kuat menghadapi kesulitan tersebut. Keyakinan kuat bahwa Tawakal akan menunjukkan bahwa keinginan Allah dalam kejadian ini dan tidak dapat ditentang. Kita harus percaya kepada Allah apapun yang telah Dia berikan kepada kita, itu akan berakhir dengan Rahmat-Nya.
2. Tawakal mengajak kita untuk terhubung dengan sekutu yang kuat yang tidak lain adalah Tuhan sendiri. Semakin kita bersandar kepada-Nya, semakin besar kemungkinan kita berusaha untuk menyenangkan-Nya dengan mengikuti petunjuk yang Dia berikan kepada kita, yang pada gilirannya akan membawa kebaikan di dunia ini dan kesuksesan di akhirat.
3. Orang-orang beriman yang memiliki Tawakkal akan menghubungkan segalanya dengan Kehendak dan Keridhaan Allah (SWT). Dengan demikian ia akan menembus dengan ketaatan. Orang seperti itu tidak akan sombong dan angkuh.
4. Dengan percaya sepenuhnya kepada Allah dan bersandar kepada-Nya, kita tidak tertekan oleh apa yang telah hilang dari kita atau dimabukkan oleh kesuksesan kita. Kita tahu bahwa segala sesuatu ada di tangan Allah. Dan itu membuat kita tidak hanya lebih rendah hati tetapi juga lebih tunduk kepada Tuhan, sehingga menjadi orang percaya yang lebih baik.
5. Mengandalkan Allah SWT dapat memberikan kepuasan penuh dan kedamaian dalam diri seseorang. Muslim tidak boleh berkecil hati dan putus asa dalam situasi sulit. Sandarkan semua kepercayaan kepada Allah (SWT). Kita akan melihat bahwa hal-hal tidak hanya akan lebih mudah diselesaikan dengan bantuan-Nya, tetapi Tawakal juga akan membebaskan kita dari hari ke hari penderitaan dan kekhawatiran yang terkait dengan tantangan hidup ini.
Advertisement